"Sudah berapa lama?"

39 1 0
                                    

    KAU baik baik saja bukan? Maaf aku kurang sempurna dalam hak menjagamu. Aku tak bisa ada saat kau sakit dan membutuhkan aku. Meskipun aku percaya bahwa kau akan baik baik saja tanpaku. Sudah berapa lama? Berapa lama lagi? Tak ingin ku terkesan seperti menagihmu. Aku ingin mengulang semua memori itu. Saat hal itu terjadi, semua menyenangkan, seakan tak ingin ku sudahi.

    Tapi saat semua itu menjadi kenangan, aku sangat berusaha menyudahi memikirkannya. Semua memori itu menyedihkan bagiku. Semakin sunyi dan langit kelam mengahantarkanku ke dalam perasaan rindu, jauh lebih dalam dari sebelumnya. Kita berada dibawah bintang yang sama dan sinar rembulan yang sama. Dengan semua perasaan yang bercampur dan keyakinan akan semua mimpi serta tujuan yang kita miliki

    Disini, aku akan mencoba berdiri tanpamu walaupun terkadang aku jatuh. Tapi aku akan tetap mencoba hingga kau menyesalinya. Saat aku merasa rindu, kan ku tilik pesan yang masih tersimpan di inbox ku. Argh! aku lupa jikalau aku sudah menghapusnya dikala aku marah padamu.

    Tenang saja, kali ini ataupun selamanya, tidak akan ada lagi yang rewel padamu. Tidak akan ada yang memperingatkanmu masalah ibadah. Kau tak perlu susah payah meluangkan waktumu hanya untuk mengetik sebuah pesan untukku. Percayalah, sekarang waktu itu sepenuhnya milikmu dan orang yang kini dalam pelukan penuh akan kepercayaanmu.

    Dan ingatlah juga. Aku tak pernah menyesali sebuah perpisahan. Karena dengan itu aku tak akan menaruh kepercayaanku atasmu lagi. Tenang saja, semua itu kulakukan tanpamu. Aku akan berusaha sekuat yang aku bisa. Aku akan tetap menjalankan aktivitasku seperti biasanya dan kusadari walau aku sudah menyibukkan diriku, tetap saja kau yang memenuhi otakku.

    Aku juga sadar bahwa aku sudah berusaha menjalankan aktivitas tanpamu. Meskipun rasanya. Sedikit. Hampa. Aku selalu mendoakan kebahagiaanmu. Aku selalu mencari kabarmu. Entahlah apa yang membuatku mengkhianati usahaku sendiri untuk melupakanmu.

    Jujur waktu itu aku memang berusaha terlihat netral dihadapanmu saat kau memutuskan untuk mengakhiri cerita kita. Kau sama sekali tak mengerti apa arti senyumku saat itu. Begitu keraskah hatimu sehingga kau tak bisa menilik kebohongan yang tersimpan dibalik senyum lebarku?

Nandini Diva | 11/10/2017

Perihal KitaWhere stories live. Discover now