"Ketahuilah kau terlalu menyukainya"

40 3 0
                                    

     HAI! apa kurang jelas sapaan itu ditelingamu?. Aku dengar, kau sudah menemukan kebahagiaanmu lagi. Berarti. Aku kalah. Dulu sempat aku katakan bahwa kita adalah 2 orang yang tengah mencari kebahagiaan bukan?. Sekarang kaulah sang pemenang dalam pencarian kebahagiaan itu.

    Banyak berita yang aku dengar tentang kedekatanmu dengannya. Aku turut bahagia mendengarnya, bagaimanapun juga mungkin ini sudah saatnya bagimu untuk mencari sebuah kepastian yang pasti. Aku sedikit terkejut saat mendengar berita itu. Aku mencoba menguatkan diriku sendiri saat itu. Sudah kesekian kalinya hati ini bagai ditusuk pisau berkali-kali. Tersayat sembilu.

    Tidakkah kau merasakan betapa perihnya waktu ku tahu ada orang yang kupeluk dengan rahasia? Kamu diam-diam menusuk jantungku. Kamu memilih dia dalam kepercayaanku. Kau membuatku merasa sia-sia. Kini kamu memilih dia yang kamu pikir dia adalah yang sempurna. Lantas, masih adakah alasan untuk tetap membiarkan namamu berdiam diri dihatiku?

    Lalu, setelah menghancurkan hati, kamu datang kembali. Seolah tidak ada salah dengan hatiku yang telah kau buat hancur. Tertatih aku bangkit dari rasa sedihku. Saat kau memilih pergi, setengah mati aku berusaha tetap berdiri. Berapa lama aku tak menikmati enaknya rasa makan. Pernah dulu aku memintamu untuk kembali. Tapi, kamu terlalu menyukai dia yang kini bersamamu hingga membuatmu lupa diri.

     Dia yang kamu pikir paling sempurna, adalah dia yang memulai awal dari segala luka. Entah aku harus menyebut ini sebagai apa. Diduakan? Diacuhkan? Ataukah hanya sebatas kenangan? Kamu tetap saja memilih diam disana bersamanya. Aku memilih melakukan hal-hal baru untuk kulakukan disaat waktuku terasa sepi. Aku sadar, masih banyak mimpi yang harus kuperjuangkan lagi. Meski mulai dari awal lagi, meski harus berjalan sendiri.

    Aku berjuang sendiri. Berusaha menetralkan diri dan menautkan patah hati. Menatap diriku lebih dari sebelumnya. Hingga sudah terlalu jauh menyendiri rasanya. Dan terkadang aku berusaha menguatkan diri dengan berkata 'ternyata, luka juga bisa sembuh pada waktunya'. Setelah saat aku mengatakannya, aku merasa lebih baik dari sebelumnya. Kata itu cukup untuk menguatkan diriku yang sudah terlanjur rapuh.

    Memaafkan adalah salah satu cara untuk memperbaiki suatu hubugan agar menjadi baik-baik kembali. Tapi, bukan kembali mengumpulkan luka yang dulu untuk menyatukan dua hati yang sama lagi.

Nandini Diva | 10/10/2017

Perihal KitaWhere stories live. Discover now