"Adakah orang yang sanggup bertahan tanpa dikuatkan?"

95 5 0
                                    

     TERTAWA tapi bohong. Menangis pun enggan. Ingin balas dendam juga tak ada gunanya. Seringan itu perasaanku bagimu?. Kurasa, jarak ini berat dan membuat segala sesuatunya yang kecil menjadi ringan.

    Lalu, akan terus kau biarkan saja aku seperti kau tak melihatku? kecuali aku memaksamu. Entah apa yang ada di pikiranmu? Apa yang membuatmu kini tak menghargai sebuah penantian dan rinduku? kesibukanmu? sebuah alasan yang tidak masuk akal yang menurutku merubah semuanya. Tapi aku terus berusaha mengerti dan jika aku mulai sedikit lelah, kau tak lagi menenangkanku. Kau menyalahkan kesabaranku atasmu. Aku harus apa sekarang?

    Adakah orang yang sanggup bertahan tanpa dikuatkan? Seakan kau tak membutuhkanku dan tak mau tau tentang siapa dirimu yang dulu. Problematika yang sepeleh namun mampu membekaskan luka perih yang kau ukir. Mencoba bertahan sekuatnya pun aku tak mampu tanpamu.

    Aku bertahan untukmu dan karenamu, tapi kau sendiri seakan menyuruhku berhenti. Kau berubah. Saat kutanya mengapa, kau malah menjawab seringan itu. Apa gerangan yang membuatmu berubah?. Terus terang saja aku membutuhkanmu. Apa kau bisa berada disisiku ketika aku terbangun?

     Aku tak pernah meminta lebih darimu. Aku hampir menyerah mempertahankanmu. Sedangkan kau terus menerus muncul dalam pikiranku. Terkadang aku meragukan kepercayaanku yang telah aku berikan sepenuhnya atasmu. Apakah kau memberikan perhatianmu kepada orang-orang dengan percuma?

     Bertahan waras dan menenangkan diri sendiri adalah satu-satunya cara agar aku bisa lebih kuat. Mana ada sekarang usahamu untuk mempertahankanku lagi? Sekarang aku sudah lelah untuk meminta padamu. Terserah apa maumu saat ini. Aku tak peduli. Hanya saja, ketahuilah. Aku sedang menguatkan diriku sendiri saat ini.

     Barangkali nanti kau datang memintaku untuk kembali, maaf. Sekarang hati ini sudah benar-benar enggan untuk menuliskan namamu dengan indah. Namun barangkali aku yang memintamu kembali, apakah engkau akan menaruh dan siap untuk menuliskan kisah yang baru lagi?. Ingatlah bahwa kita adalah dua orang yang pernah mencari kebahagiaan. Dan pada akhirnya kita menemukan sebuah kebahagiaan yang nyatanya hanya bersifat sementara. Dua kata mewakili sebuah perasaan terpendam. Aku. Merindukanmu.

Nandini Diva | 09/10/2017

Perihal KitaWhere stories live. Discover now