C-31 : Rescue

437 56 27
                                    

That day...

Rain terbangun di sebuah kasur besar yang tidak ia kenal. Hal yang terakhir kali ia ingat adalah dirinya sedang duduk di apartemen nya sambil menonton sebuah acara televisi yang menayangkan tentang sebuah fenomena aneh yang orang sebut dengan pulse. Rain sendiri masih membutuhkan waktu untuk mempercayai fenomena tersebut... bahkan beberapa temannya mengetakan kalau itu hanyalah hoax pemerintah untuk menyembunyikan sebuah kasus penculikan masiv. Kalau yang satu ini Rain semakin tidak percaya.

Tapi yang pasti, sekarang dirinya sudah mengalami hal tersebut. Dirinya tidak mengenal sama sekali segala perabotan yang ada di ruangan ini. Karenanya, ia menghabiskan 20 menit pertama setelah terbangun untuk mencoba mencerna dimana ia sekarang.

Pastinya... aku tidak sedang berada di dunia ku. Segala barang barang yang ada di sini aneh dan aku tidak melihat adanya perangkat listrik sama sekali... pikirnya. Dikarenakan dirinya sudah memiliki sebuah pengalaman tertentu yang berhubungan dengan 'dunia lain', tentu saja ia tidak lagi kaget dan panik.

Tiba tiba saja, seorang wanita menghampur masuk ke dalam ruangannya sekarang. Rain secara reflek memasang kuda kuda bertarung, tapi karena ia masih mengenakan sebuah gaun tidur yang panjangnya sampai mata kakinya, ia tersandung dan terjatuh.

"Aduh...."

"Ame-chan! Kau juga ada di sinI!"

Suara itu adalah suara yang sudah tidak lagi asing di telinga Rain. Suara itu milik kakak dari orang yang disukainya. Bagaimana bisa ia tidak mengenalnya?

"Mari-nee?"

Gadis berambut pirang itu langsung memeluk gadis berambut merah gelap yang masih mengenakan gaun tidur putih itu. Keduanya saling bertukar rindu sejenak karena memang keduanya sudah lama tidak bertemu. Tapi tidak satupun dari keduanya yang menyangka kalau keduanya akan dipertemukan kembali di sebuah tempat yang bahkan mereka tidak mengenalinya.

Keduanya tidak memiliki waktu yang cukup untuk saling bertukar cerita karena tiba tiba saja keduanya sudah dipindahkan lagi ke sebuah ruangan luas dengan seseorang bertubuh raksasa di salah satu sisinya dan mengenakan jubah.

*****

"Setelahnya, kau bisa menebaknya sendiri..." ucap Rain kepada laki laki di hadapannya.

Saka tidak mengubah ekspresinya. Ekspresinya masih sangat tajam. Jika saja Rain tidak mengenal laki laki itu, sudah pasti Rain mengira kalau Saka sedang merencanakan sesuatu yang jahat. Tapi ia tahu kalau laki laki itu memang memperlihatkan ekspresi yang cukup menyeramkan kalau sedang berpikir keras.

"Apa yang dijanjikan orang itu untuk kalian bisa kembali ke dunia nyata?"

"Orang itu hanya bilang pada kami untuk menahan invasi kalian. Jika invasi kalian yang terakhir gagal, maka kami bisa kembali ke dunia nyata." ucap Rain. Gadis itu tidak berani menutupi apapun karena Saka di hadapannya bisa mengetahuinya secara instan.

Itu menjelaskan kenapa kami tidak mendapatkan perlawanan yang begitu sulit saat menumbangkan tembok pertama... pikir Saka. Karena mereka sendiri tidak akan mendapat apa apa dari menghentikan serangan pertama kami. Yang harus mereka lakukan hanyalah menghentikan serangan terakhir kami.

Saka berdiri dari tempat duduknya. Rain di hadapannya juga ikut berdiri.

"Jika memang dugaanku benar, maka akan butuh sangat banyak rencana, waktu, dan sumber daya."

"Aku akan membantumu!" Rain tanpa banyak basa basi langsung menawarkan diri.

Pintu ruangan pribadi Rain yang menjadi tempat keduanya bertukar cerita langsung terbuka, menunjukkan dua orang yang membukanya.

Pandora's 7 TrialsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang