C-22 : Betrayal and Giveaway

2K 146 29
                                    

"Sudah, sudah!!!! Aku menyerah!!!!" 

Suara gadis yang melengking terdengar kencang di dojo sederhana tersebut. Sebuah dojo yang sedang melaksanakan pelatihan bela diri di dalamnya. Hanya ada dua orang di dalam dojo tersebut. Dan mereka sedang melakukan sebuah pertarungan tangan kosong di tengah dojo tersebut.

Seorang gadis dengan tinggi sedang berambut hitam yang dikepang satu di belakang serang memiting gadis tinggi semampai berambut putih.

"Aku menyerah, Senpai!!! Lepaskan aku!!!" Gadis berambut putih memukul lantai dengan keras berkali kali sebagai tanda menyerah.

Gadis berambut hitam mengencangkan pitingannya sampai gadis berambut putih meringis sedikit sebelum melepaskannya.

Begitu ia bebas, gadis berambut putih langsung menghirup udara dengan begitu rakusnya.

"Phew... Senpai memang tidak terkalahkan dalam pertarungan jarak dekat... aku tidak tahu bagaimana aku bisa mengalahkan Senpai kalau begini..." ucap gadis berambut putih.

"Tetapi kau akan langsung menang kalau kau menggunakan Niryoku." Ucap Fia dengan nada bersahabat. 

Keduanya tertawa.

Inilah hal yang sangat disukai oleh Fia. Ia menyukai saat saat dimana ia dan teman temannya bisa tertawa bersama dan menjalani hidup di tempat aneh ini bersama dalam harmoni. Valeria seakan sudah menjadi adik kecilnya (meski postur mereka berbanding terbalik dengan umur mereka). Gadis berambut putih itu menggantikan ketiadaan Saka dengan sangat baik. Sebagai gantinya, Fia juga berusaha sebaik baiknya untuk bisa menjadi teman baik bagi Valeria.

Fia menjulurkan tangannya untuk membantu sahabatnya tersebut berdiri. Dan disambut dengan jabatan tangan antar sesama petarung.

Setelahnya, keduanya mandi bersama dan membersihkan diri setelah bertarung. Pertarungan yang begitu alot membuat keduanya seakan mandi keringat. Dan sebagai seorang wanita, keduanya tidak ingin bau aneh menguar dari tubuh mereka.

"Ne, Senpai... bagaimana menurut Senpai Global Round ini?"

Fia yang tidak pernah menyangka kalau Valeria akan membawa topik seperti ini mengguyur tubuhnya dengan air hangat sebelum menjawab.

"Maksudmu?" Menjawab pertanyaan dengan pertanyaan. Itulah yang dilakukannya jika ia berhadapan dengan pertanyaan yang tidak diduganya.

"Senpai tahu sendiri... kita menjadi tuan rumah. Dan di tempat kita sendiri, kita harus bertarung melawan banyak negara dan kerajaan lainnya yang pasti memiliki petarung yang sangat hebat. Tidak hanya itu... kita juga kehilangan Ace kita."

Fia menerawang. Ia tahu siapa yang dimaksudkan dengan Ace oleh Valeria.

"Entahlah... aku tidak berniat kalah juga. Lagipula, aku tidak yakin kalau ada orang yang bisa masuk ke dalam Phase 2 selain orang orang yang disebutkan oleh Saka." Ucap Fia.

"Tetapi, dunia ini luas. Dan kita baru menjelajah kurang dari seperempatnya."

"Lalu? Apa yang ingin kau lakukan?"

Valeria terlihat kesulitan. Wajahnya mengerinyit. "Entahlah... sebagai tuan rumah, kekalahan tidak akan ditoleransi. Tetapi aku juga tidak memiliki kartu yang bisa kugunakan untuk memastikan kemenangan kita menjadi setidaknya 99%"

Fia menatap langit langit pemandian. Ia berpikir keras.

Karena Saka tidak ada, maka aku harus menjadi otak dari tim ini. Apa yang kira kira dilakukan oleh Saka dalam keadaan seperti ini?

"Awww!!"

Perhatian Fia teralihkan oleh suara rintihan kesakitan Valeria yang terpeleset oleh sabun dan terjatuh.

Pandora's 7 TrialsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang