C-30 : Dunkelritter

858 77 33
                                    

*BOOOOM*

Sudah serangan kedelapan dilancarkan oleh Yuna. Tapi masih belum ada satupun serangannya yang berhasil mengenai Saka. 

"Ayolah, Nathan sayang... kau tidak ingin membiarkan wanita terus maju tanpa membalas, bukan?" Ucap Yuna mencoba untuk membuat Saka menyerangnya.

Sejauh ini, Saka benar benar tidak menyerang sama sekali. Ia hanya fokus untuk menghindar. Bukan karena ia tidak bisa membalas, tetapi karena ia ingin mengetahui sejauh mana Yuna sudah berkembang.

Sudah lama aku tidak melihat Yuna bertarung... dan sejujurnya aku juga belum pernah benar benar berhadapan dengannya di arena. Ada baiknya kalau aku mencari tahu dahulu kemampuannya... pikir Saka.

Sejauh ini, Yuna sendiri tidak menyerang menggunakan kemampuan yang tidak dikenali oleh Saka. Dia hanya menyerang dengan bola api energi yang merupakan sihir dasar. Meski dia melakukannya dengan level yang jauh berbeda dari orang kebanyakan. Saka sendiri yakin kalau satu bola api dari Yuna akan bisa membakar hutan ini jika saja Saka sendiri tidak mengurangi intensitasnya tepat sebelum menabrak pohon.

Untuk yang kesekian kalinya, Saka melompat ke pohon lain--tentu saja setelah menurunkan intensitas bola api tersebut--untuk menghindari serangan Yuna. Tapi kali ini lain. Yuna yang sedari tadi hanya terbang di udara dengan sayapnya--Saka tidak tahu darimana ia mendapatkannya, sekarang ia menerjang dengan kecepatan yang sangat tinggi menuju dirinya dan membalut tubuhnya dengan api.

Mau tidak mau, Saka menggunakan tangannya untuk menahan pukulan keras Yuna. Gadis itu sengaja membuat tangannya ditangkap oleh Saka. Tiba tiba saja gadis itu memeluk laki laki di hadapannya.

"He he... sekarang aku menangkapmu, Nathan sayang..." ucap gadis itu tanpa nada permusuhan sama sekali. "Kau tahu... untuk mengaktifkan cincin pertunangan itu hanya memerlukan sebuah ciuman... dan aku akan mendapatkannya--"

Sebelum gadis itu sempat menyelesaikan ucapannya, tubuh laki laki yang dipeluknya menghilang. 

"Sudah puas bermain main dengan klon-ku?" 

Yuna berbalik dan mendapati Saka sedang duduk di dahan sebuah pohon yang sangat tinggi. Laki laki itu menatapnya dengan tatapan tajam yang dingin.

"Cih... kau ini tidak romantis sekali..."

"Dan kau juga tidak pernah berubah..." Saka melompat dari pohon itu dan mendarat di dahan tempat Yuna berada sekarang. "Well... kau menginginkan ini?"

Dari saku celananya, Saka mengeluarkan sebuah cincin bertahtakan berlian. 

"Cincin itu..."

Saka mengambil tangan Yuna. Entah kenapa gadis itu merona saat Saka melakukannya. Dan Saka langsung memberikan cincin itu kenapa Yuna.

"Kau bisa mengambilnya kembali... aku sudah tidak membutuhkannya."

"Kenapa?"

"Hah?"

"KENAPA?" Yuna berteriak. "KENAPA KAU TIDAK PERNAH MENDENGARKAN APA YANG AKU INGINKAN?!"

Saka tidak bereaksi sama sekali dengan Yuna yang berteriak dengan histeris. Gadis itu mendekati Saka dan bersandar padanya.

"Aku benar benar menyukaimu, Saka... dulu, aku hanya bercanda saat aku bilang kepada teman temanku kalau aku menginginkanmu sebagai kekasihku untuk membuat seorang temanku patah hati... aku benar benar menyukaimu..." ucap gadis itu sambil terisak.

Saka hanya diam. Ia masih mempertahankan tatapan dinginnya. Berubah kembali menjadi seorang laki laki benar benar membuat Saka kembali mendapatkan kendali penuh atas perasaannya.

Pandora's 7 TrialsWhere stories live. Discover now