Part 23 : Engagement

2.7K 357 2
                                    

Han So Hee tertegun. Dia menatap kosong ke arah keluarganya. Perasaanya masih berantakan saat ini. Dilamar? Ya Tuhan, demi apapun, ini sangat gila. Dan yang benar saja, Oh Sehun? Pria itu melamarnya? Tidak bisa dipercaya.

"So Hee-ya."

So Hee mengerjap saat mendengar namanya dipanggil. "Apa?"

Nyonya Han terlihatmenghela napasnya. "Apa yang kau pikirkan?"

"Tidak, aku hanya..."

"Apa kau tidak setuju dengan pertunangan ini?" tanya Soo Hyun sedikit khawatir dengan respon adiknya. "Apakah kau sudah punya kekasih?"

So Hee kembali tertegun saat mendengar pertanyaan Soo Hyun. Apa dia punya kekasih? Tidak. Dirinya tidak punya kekasih. Tapi kenapa sepertinya sangat berat untuk menjawab tidak, karena mungkin, secara tidak langsung ia menerima lamaran Sehun.

So Hee menggeleng. "Kalau begitu bagus!" seru nyonya Han antusias. "Kau tidak punya kekasih, jadi untuk apa menolak?"

Untuk apa menolak?

"Sehun adalah pria baik."

Ya, dia adalah pria yang sangat baik.

"Kau bahkan sudah mengenalnya sejak lahir."

Memang, kami sudah saling mengenal sejak masih didalam kandungan.

"Jadi tidak ada alasan untuk menolak, bukan?"

Tidak ada alasan untuk menolak. Iya, itu memang benar.

"Lalu apa jawabanmu?"

Apa jawabanku? Haruskah aku menerimanya? Lalu Kim—Ah, tidak! Jangan pikirkan pria itu lagi, Han So Hee. Hiduplah dengan bahagia!

So Hee menghela napasnya. "Baiklah. Aku menerima pertunangan ini."

Nyonya Han tersenyum senang saat mendengar jawaban putrinya. Ia memeluk erat So Hee dan mencium kening gadis itu. "Iya, kan? Sehun adalah pria yang baik, kau pasti akan bahagia bersamanya. kau tidak usah khawatir, masalah pernikahan akan dilakukan saat kau sudah siap nanti."

So Hee tersenyum tipis mendengar penuturan ibunya. "Ne, eomma."


~~Hold Me Tight~~

"Tok-tok-tok!"

So Hee tersentak mendengar suara berat itu. Ia menoleh ke arah suara dan mendapati kakaknya, Han Soo Hyun, sedang berdiri di depan pintu kamarnya.

"Pintunya tidak ditutup, kenapa malah mengetuk?" tanya gadis itu.

"Aku tahu. Aku hanya ingin menyadarkan seorang gadis yang sedang larut dalam lamunannya," ujar Soo Hyun sambil berjalan menghampiri So Hee yang berasa di tempat tidur. Ia mendudukkan diri di sebelah So Hee. "Kau kenapa?"

"Aku? Memangnya aku kenapa?"

"Jangan berpura-pura, So Hee-ya. Aku tahu kalau kau sedang menyembunyikan sesuatu dari kami. Ceritalah kepadaku."

So Hee terkekeh kecil. "Terlalu ketara, ya?"

Soo Hyun mengangguk. "Hmm. Kau tahu, kau adalah pembohong yang buruk."

"Kuanggap itu sebagai pujian."

"Jadi... Ada apa? Masalah kampus atau yang lain? Kalau kutebak ini sih masalah pria."

"Apa sebegitu mudahnya membaca diriku sampai semua orang tahu kalau masalahku adalah dengan percintaan?"

Soo Hyun kembali mengangguk. "Sudah kubilang, selain buruk dalam berbohong, kau juga sangat buruk dalam hal menutupi perasaanmu sendiri."

So Hee menghela napas cukup panjang. "Oppa," panggilnya. "Kenapa aku begitu bodoh?"

"Kau memang bodoh."

So Hee tertawa. "Iya, kan? Aku ini memang gadis paling bodoh di dunia."

"Sebenanya ada apa, Hee-ya? Tidak biasanya kau seperti ini."

So Hee menunduk, ia menyembunyikan wajahnya diantara lengan dan lututnya. Han Soo Hyun semakin dibuat bingung dengan perangai adiknya ini. Sedetik kemudian, terdengar isakan lirih dari So Hee.

"Hei! Kau kenapa? Kenapa menangis?" Soo Hyun menyentuh kedua bahu adiknya, memaksa So Hee memperlihatkan wajahnya yang telah basah oleh air mata.

"Oppa, kenapa ini sangat menyakitkan? Kenapa aku harus mencintai pria itu? Pria yang kutemui di musim gugur itu. Kenapa aku harus jatuh cinta kepadanya?" Gadis itu masih terisak. Soo Hyun bergerak untuk memeluk adik kesayangannya itu.

"Kenapa kau seperti ini, hum? Siapa dia, beritahu oppa. Siapa yang telah membuat adikku yang cantik ini menangis?" Soo Hyun mengelus pucuk kepala So Hee.

So Hee tidak menjawab. Ia malah semakin menenggelamkan wajahnya di dada kakak laki-lakinya itu.

Soo Hyun merasa bingung dengan kelakuan adiknya. Jelas sekali tadi ia melihat bahwa So Hee terlihat tidak senang mendengar rencana pertunangannya. Ia tahu, sangat tahu, bahwa adiknya ini memendam sesuatu.

"Kalau memang kau tidak menginginkan pertunangan ini, kita bisa membatakannya. Oppa akan bicara dengan ayah dan ibu. Aku yakin mereka pasti akan mengerti."

So Hee menggeleng. Ia menatap Soo Hyun dengan mata sembabnya. "Tidak. Jangan batalkan. Aku tidak mau mengecewakan ibu."

"Tapi—"

"Oppa," panggil So Hee sambil menatap kakaknya lamat-lamat. "Kau tahu kalau aku sangat menyayangimu, bukan? Kau adalah kakak terbaik yang pernah kumiliki. Jadi kumohon, turuti aku kali ini. Aku bisa menyelesaikan masalahku sendiri."

Terdengar helaan napas keluar dari mulut Soo Hyun. "Baiklah. Jika itu maumu, aku akan menurutinya. Tapi kumohon, jangan menangis. Kau tahu, aku benci melihat air matamu."

"Aku tahu. Gomawo, oppa."


~~Hold Me Tight~~


Han So Hee tidak bisa memejamkan matanya malam ini. Entah kenapa, hatinya tidak tenang. Ia harus segera meluruskan permasalahan ini. Gadis itu mencari ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Halo, So Hee. Kau belum tidur? Ini sudah malam."

"Hmm. Aku belum tidur. Aku ingin bertanya sesuatu padamu."

"Apa? Tanyakan saja."

"Oh Sehun, apa maksudmu datang ke rumahku dan melamarku tanpa bertanya dulu kepadaku?"

"Aahh, jadi kau sudah tahu. Maafkan aku. Tapi sepertinya hanya ini cara untukmu agar bisa melupakan Kim Jungkook."

"Maksudmu?"

"So Hee-ya. Lupakan dia dan jalani hidupmu dengan baik. Apa kau masih akan terus mengharapkannya bahkan saat dia telah menolakmu?"

So Hee terdiam. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan itu.

"Halo? Kau masih disana, kan?"

"Ah, iya. Aku tutup dulu. Selamat malam. Maaf mengganggumu."

Baiklah. Sudah diputuskan. Ia harus bertemu dengan Kim Jungkook dan meluruskan semua perasaannya, dan mungkin untuk mengucapkan salam perpisahan.

To : Saranghaneun Jungkookie

Message :

Bisakah kita bertemu besok? Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu. Kumohon.

Send.




To be continued...

Hold Me TightWo Geschichten leben. Entdecke jetzt