O N E

546 58 5
                                    

When it comes to you
There's no crime
Let's take both of our soul
And intertwine

Justin Bieber - 2U

-m-

Emma memasuki kamar barunya setelah makan malam. Ia langsung berbaring di atas tempat tidur dengan sprei berwarna putih dan sarung bantal-guling hijau muda. Hari ini sungguh melelahkan. Untung saja, kamar barunya cukup membantu mendamaikan hati.

Huh, Emma masih tidak menyangka kalau dia bisa memiliki seorang kakak laki-laki. Emma memang sudah lama mengidamkan seorang abang, apalagi banyak teman-teman perempuannya yang sering bercerita tentang bagaimana usilnya kakak laki-laki saat waktu luang--

Ah, usil, ya?

Kok, Emma malah takut? Bagaimana kalau Shawn adalah laki-laki yang usil? Lalu, hidup Emma yang mulanya tenang berubah menjadi ricuh?

Astaga.

Tapi, kan, dia akan punya teman ketika sepi.

Tapi, kan, kalau dia lagi pengen sendiri berarti dia akan terganggu.

Tapi,

Tapi,

Tapi,

Berjuta kata tapi memusingkan kepala Emma. Akhirnya, dia tertidur sampai pagi.

-m-

Libur sekolah di Kanada masih berlangsung. Emma menjalankan paginya seperti biasa. Bangun, ibadah, mandi, membantu Mama, sarapan, dan bersantai.

Mama dan Papa sudah berangkat kerja. Saat ini Emma duduk sendiri di ruang keluarga sambil membaca buku novel keluaran terbaru yang ia beli seminggu lalu. Judulnya Story of Seth, karya Wulan Fadila. Dia belum sempat membacanya saat di Indonesia karena terlalu sibuk mengurusi pindahan.

Ceritanya buat perasaan campur aduk. Emma tertawa, nanti tegang sendiri. Tanpa dia sadari, ada yang ikut geli melihat tingkahnya dari jarak yang cukup jauh.

"Good morning, Shenna!" Sebuah suara berat mengagetkan Emma.

Tunggu, apa? Shenna? Siapa yang memanggilnya begitu?

Oh, ternyata itu Shawn. Padahal, tadi saat sarapan mereka sudah saling mengucapkan selamat pagi, walaupun tanpa menyebut nama.

"Hah?" Emma linglung sendiri.

"Why? Anything false with me?" Shawn menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal.

"No," Jawab Emma cepat. "Nggak biasanya orang manggil aku Shenna,"

"Oh ya? Bagus, dong. Anggap aja panggilan sayang dari aku," Shawn mengambil posisi duduk di sebelah Emma.

"Eh?" Emma terjengit. "Panggilan sayang?"

"Iya, lagian, nama Shenna lebih keren, soalnya, inisalnya sama dengan namaku." Kata Shawn sambil tertawa pelan.

Loh, mengapa dia--

Memicu jantung Emma untuk berdetak lebih cepat?

"Nggak, nggak, Emma, duh, nggak usah lebay," Emma mengingatkan dirinya sendiri menggunakan bahasa Indonesia supaya Shawn tidak mengerti.

"Kenapa, Shen?" Tanya Shawn bingung.

"Nothing,"

"Oh, um, baca apa?"

"Buku novel,"

"Story of Seth?" Shawn melihat judul buku itu melalui covernya.

"Iya,"

"Oh."

Dan, mereka kehabisan topik pembicaraan. Shawn mengambil remote televisi.

"Kalau aku nyalain tv, ganggu nggak?" Tanya Shawn.

"Enggak, kok,"

"Okay,"

Emma fokus pada buku bacaannya dan Shawn memperhatikan layar televisi.

"Patrick, are you hear me?"

"No, Spongebob. It's too dark,"

Suara tawa Shawn memenuhi ruang keluarga setelahnya. Emma sedikit kaget karena tawa Shawn yang tiba-tiba menggelegar. Oh, lebih tepatnya karena Shawn masih menonton serial kartun Spongebob Squarepants. Benar-benar fenomena yang ajaib.

Tawa Shawn baru berhenti sekitar tiga menit setelahnya.

"Shawn?" Emma sedikit terkikik.

"Eh, iya?"

"Berapa usiamu?"

"Usia?" Shawn menghadapkan badannya ke arah Ella. "Sembilan belas tahun,"

"Pffft," Emma menahan tawa mati-matian.

"Tertawa saja," Shawn mengelus kepala adiknya. "Aku masih penasaran kapan Spongebob lulus ujian mengemudi secara baik. Makanya aku terus menontonnya,"

Tawa Emma menggelegar setelah itu. Astaga, kakak laki-lakinya benar-benar lucu! Bagaimana bisa Shawn akan menonton Spongebob sampai ia melihat sendiri tokoh berbentuk spons itu lulus ujian mengemudi dengan baik?

Gila, sih.

Kalau Emma tidak salah ingat Spongebob sudah pernah lulus ujian mengemudi karena pembimbingnya sudah muak, namun pada akhir episode Surat Izin Mengemudinya dirobek sendiri.

Iya. Berarti Spongebob masih les mengemudi lagi setelah itu, 'kan? Benar juga.

Duh, kok, Emma jadi ikut mikirin lulusnya Spongebob?

Gara-gara Shawn, nih.

Tapi setidaknya, itu kesan indah pertama yang terbentuk dari mereka berdua.

-m-

To Be Continue

-m-

Imagination (S.M) [ON HOLD, SORRY]Where stories live. Discover now