Untukmu, yang pernah menggoreskan luka, menitipkan jujur namun aku tak mau untuk mengerti. Maafkan, aku tak pernah tersadarkan sebelum ini.
Kau, hanya tak mau melukai lebih dalam kan? Kau, hanya ingin jujur perihal ketidakinginanmu kan? Namun, aku kerap kali menolak untuk paham. Memaki, sebab ada yang tak mau mengerti perihal ini; hati.
Terima kasih, telah mengatakan yang sebenarnya. Terima kasih karena mau jujur. Karena aku tahu bagaimana rasanya ingin pergi dari seseorang yang menyayangi. Kita tak pernah punya alasan yang tepat. Bukan memberi harapan palsu. Melainkan tidak ada yang lebih baik dari menghargai orang yang menyayangi.
Kini, aku paham. Tentang cinta yang memang tidak bisa dipaksa apalagi sebuah sayang yang kerap kali sulit untuk mengenyahkan perasaan. Setidaknya, kau sudah berbaik hati. Untuk pergi dengan pamit, bukan dengan menghilang begitu saja.
Terima kasih.
VOUS LISEZ
Luka Senja
PoésiePada sebuah perasaan, aku tak cukup mampu mengatakan bahwa aku terluka. Tak cukup sanggup, bila harus mengejarmu yang berlari sangat cepat, sedangkan aku di sini, tertatih, berdiri dari jatuh pun aku belum mampu. Lewat tulisanku, aku mendoakanmu dar...