Bila kau tidak suka, aku tidak akan marah. Itu adalah hakmu; untuk menolak ataupun bersedia bersama denganku. Penolakan akan selalu beriringan dengan kecewa. Namun kau tidak perlu khawatir bila aku akan berlarut dalam luka ini.
Ini memang sudah seharusnya aku terima. Berani kalah, untuk apa yang tidak bisa aku menangkan. Sebab aku yang memutuskan untuk bertanya terhadapmu. Begitupun aku yang juga harus siap mendengar keputusanmu.
Aku tahu, setiap orang itu punya kelebihan. Kelebihan yang tidak semua orang bisa melihat. Hanya dia yang mau dan menerima. Begitu juga kekurangan. Ini hanya perihal belum menemukan yang tepat. Hingga kecewa akan ada dan terus terasa.
Yang perlu kau tahu, urusanku hanya mencintaimu. Aku rasa, aku telah melakukannya dengan sangat baik. Menyiapkan hati, agar tidak patah setelah mendengar keputusanmu. Aku senang sudah mengungkapkan, tanpa perlu dilarang, sebab itu urusanku.
Terima kasih telah menolakku. Kau tidak perlu takut bila aku dendam terhadapmu. Aku tidak akan menjadi siapapun untuk bisa membuat kamu suka kepadaku. Sebab, itu bukan aku. Dan belum tentu kau akan menyukaiku.
Ini hanya perihal seleksi. Tentang siapa yang tepat untuk nanti akan menemaniku sampai akhir hayat.
JE LEEST
Luka Senja
PoëziePada sebuah perasaan, aku tak cukup mampu mengatakan bahwa aku terluka. Tak cukup sanggup, bila harus mengejarmu yang berlari sangat cepat, sedangkan aku di sini, tertatih, berdiri dari jatuh pun aku belum mampu. Lewat tulisanku, aku mendoakanmu dar...