Il

182 50 54
                                    

Bagian Satu.


Real__pcy started a live video. Watch it before it ends!

"Omaigat!!!"

Mata Zahra melotot memandangi ponselnya. Dia langsung mengambil headset dari dalam tasnya, kemudian memakaikannya di kedua telinganya.

"Gila, gila... Ah... Babang Park ganteng parah!!"

Zahra mengusap-usap layar ponselnya, berharap seseorang di dalam sana merasakan tangannya yang mengusap-usap lembut rambut itu. Jarang-jarang, Zahra menonton live idolanya itu. Bukannya Zahra yang tidak punya kuota, tapi idolanya yang terlalu sibuk sampai akun instagramnya terlantar berbulan-bulan.

"Ahhh.. Bunda, kasih Zahra napas buatan!!"

Selama beberapa menit idolanya melakukan siaran langsung, Zahra terus-terusan mengoceh panjang lebar dengan tangannya yang ikut mengetikkan sesuatu di dalam kolom komentar.

Bang, baby baek yang syantikk kemana?

Tunjukin roti sobeknya dong Babang!

Aaaahhh.. ga kuat

Ahh.. kadang Zahra percuma nonton live Babang bikos Zahra ga paham

Zahra mengulum senyumnya, tangannya menarik sprei kasurnya dengan gemas. Sekali siaran langsung, pipi Babang Park itu minta dicubit sama Zahra.

"Uuuuuhhh... pengen cium!!" teriaknya bersamaan dengan siaran langsung itu selesai. "Yaaaahhh... abis,"

"Zahra bangun, subuhan dulu!!!"

Karena mata Zahra sudah semangat empat-lima, dia kemudian keluar kamarnya. Menemui Bundanya yang teriak-teriak di depan pintu, dan langsung memeluk Kanaya. Rasanya, Zahra ingin merayu pada Bundanya agar diterbangkan ke Korea setelah melihat sosok ganteng pagi-pagi di ponselnya.

"Kenapa nih? Kalo peluk-peluk gini pasti ada maunya," selidik Kanaya. Zahra sering meminta macam-macam padanya kalau sudah peluk-peluk dan manja kaya gini. Karena sewaktu dulu, Zahra memeluk Kanaya untuk meminta kamarnya didekor ulang dengan dinding catnya berwarna putih berhiaskan lukisan foto OT12-nya EXO, atau saat ulang tahun Zahra minta agar dilempar ke Vivapolo. Pokoknya, semua kemauan Zahra aneh.

"Bunda, paketin Zahra di kardus."

Kanaya tersenyum masam, benerkan? Zahra memang aneh. "Terus, dibuang ke laut?"

"Bukan, kasihin ke om-om yang kaya!"

"Kamu mau main sama om-om?" Kanaya kaget mendengarnya. Seaneh-aneh anaknya, baru kali ini Zahra minta dikasih pada om-om. Kanaya melepaskan tangan Zahra pada pinggangnya, lalu menarik pipi Zahra sampai menggembung. "Denger ya anak Bunda, Zahra harus bisa lupain mantan dengan baik. Jangan abis putus, minta dipaketin ke rumah om-om. Pria dewasa itu gak baik buat kamu. Makanya cari cowok yang umurnya gak beda jauh, sayang!"

"Ih Bunda, dengerin dulu Zahra ngomong!" ujarnya sembari melepaskan tangan Kanaya dari pipinya. "Zahra minta dipaketin ke om-om yang mau ke Korea! Bunda kan gak pernah ijinin Zahra kesana, jadi Zahra minta dipaketin aja biar gampil!"

"Astagfirullah..." Kanaya menghembuskan napasnya sabar. "Emang nggak cukup ya, Zahra liat di HP aja?"

Namanya seorang fangirl atau fans, kalau dikasih kesempatan untuk bertemu dengan idolanya ya pasti tidak ada yang menolak kan? Iya, Zahra juga tidak menolak kalau seandainya Bundanya ijinin dia pergi. Tapi, memang Bundanya itu bawel sekaligus ribet selalu melarang Zahra untuk pergi kesana. Padahal, usianya sekarang sudah mau beranjak 16 tahun ya meskipun itu belum genap.

Break UpWhere stories live. Discover now