5. I Don't Have Sense Humor

2.5K 201 31
                                    

Selamat hari Senin ! Hari di mana Hanamiya Hime bersekolah di Kirisaki Daichi. Dan di pagi hari, seperti biasa rambut Hime mekar. “Ohayou,”sapa Hime di meja makan. Dia sudah memakai seragam dengan rapih berbeda dengan rambutnya.

Yuuko dengan telaten memperbaiki rambut super seiyan Hime. Mereka semua menikmati sarapan dengan nyaman sampai...
“Hime-chan, kau makan terlalu sedikit.” Teichi memberikan sebuah chickenkatsu dan teriyaki.
“Ano... Otou-san, ini sudah lebih dari cukup.” Lebih dari cukup Hime adalah semangkuk nasi dengan telur dan kecap.

“Aku ini seorang psikolog, sayang. Aku takkan senang jika anakku terkena anorexia.” Hime hanya bisa menerima itu semua. Percuma rasanya dia menolak.

“Baguslah, aku akan meningkatkan porsi makanmu perlahan-lahan. Aku juga menyiapkan kulkas kecil berisi cemilan untuk meningkatkan porsi makanmu.” Wajah Hime walaupun datar mencoba meneriakkan ‘WTF!’

“Terimakasih atas makanannya.” Hime meletakkan peralatan makannya dan mengenakan jaket yang ia dapat kemarin. Hanamiya mengantarkan Hime ke Kirisaki Daichi dan meninggalkannya di kantor kepala sekolah.

Hime menghela napas panjang lalu mengetuk pintu kayu itu. “Permisi, saya murid baru.”

“Silahkan masuk...”

》》》

Di kelas 1-A, kelas para -bedebah- jenius Kirisaki Daichi berkumpul. Kelas itu tetaplah berisik walau guru sudah masuk. “Hari ini kita kedatangan murid pindahan dari Seirin. Hanamiya-san, silahkan masuk.” Semuanya langsung terdiam mendengar nama ‘Hanamiya’.

Hanamiya di sekolah itu terkenal sebagai --- berandalan --- jenius. Mereka sedang membayangkan bagaimana rupa sang adik ‘laba-laba’ itu. Hime masuk ke kelas itu. Seketika semuanya kecewa. Walau ‘Hanamiya-san’ adalah perempuan, mereka tak bisa melihat wajah perempuan itu. “Hanamiya Hime. Yoroshiku onegaishimasu.” Guru itu segera mempersilahkan murid-murid lainnya untuk bertanya.

“Kenapa bisa kau pindah ke sekolah elite ini ? Bukankah Seirin adalah sekolah yang baru saja dibangun ? Bahkan sekolah tersebut tidak memiliki prestasi,”ujar perempuan dengan make-up super tebal. Hime tertawa kecil.

“Tentu saja saya menggunakan otak. Memang Seirin baru saja dibangun beberapa tahun yang lalu, tapi mereka mempunyai prestasi di basketball. Dan, seingat saya kita tidak diperbolehkan menggunakan perhiasan berlebihan. Saya harap, Heizo-sensei memberikan detensi untuk Yurika Seika.” Perempuan yang dipanggil Yurika itu segera menggebrak meja.

“Kau tak berhak mendetensiku. Dan tidak ada yang bisa. Ayahku di sini memegang saham sebesar 20%. Aku mempunyai kuasa di sini !” Hime hanya menggelengkan kepalanya.

“Peraturan adalah segalanya. Dan bukankah motto sekolah ini ‘Mencapai puncak dengan kesempurnaan’ ? Sepertinya kalian jauh dari itu semua,”balas pedas Hime.

“Kau ! Jika kau mengatakan seperti itu, kau harusnya melepaskan full-body jaket mu itu ! Apakah kau menyembunyikan luka-luka menjijikkan huh ? Apa karena ada ‘tanda-tanda’ dari hubunganmu itu !” Hime melepaskan jaketnya. Semuanya terkejut melihat surai biru langit Hime.

“Baiklah, aku akan memperkenalkan diri ulang. Watashi wa Hanamiya Hime, anak adopsi dari keluarga Hanamiya. Nama asli saya Kuroko Tetsuya, keturunan Kuroko yang membuat SMA ini.” Semuanya terdiam, tak berani membantah.

“Kau pasti bohong !” Hime hanya memberikan tatapan malas lalu melirik ke gurunya.

“Heizo-sensei, apa boleh saya duduk sekarang juga ? Dan mohon lanjutkan pelajaran, SEKARANG juga.”

{DROPPED} Phantom and DarknessWhere stories live. Discover now