理想的なカップル (Ideal Couple)

Começar do início
                                    

Setelah seharian bekerja, akhirnya aku bisa pulang ke rumah, tapi sebelum pulang ke rumah, aku membeli beberapa makanan cepat saji dari mini market. Sesampainya dirumah, tiba-tiba aku melihat ayahku dan adik laki-laki ku duduk diluar malam-malam.

"Ayah? Tetsuya? Sedang apa kalian berdua disini?" tanyaku keheranan.

"Nee-chan memang tidak lihat apa yang tertempel dipintu?" kata adikku sambil melirik ke pintu masuk rumah.

Yang tertempel dipintu? Batinku. Aku pun langsung melihat apa yang dikatakan Tetsuya. Tidak ku sangka, ternyata yang tertempel itu adalah sebuah kertas pemberitahuan dari pihak bank bahwa rumahku telah disita. Karena itu, ayah dan Tetsuya berada diluar. Bagaimana ini? Bukankah aku sudah membayar cicilannya? Jangan bilang kalau ayah meminjam lagi untuk bermain judi. Astaga, apa yang telah ayah lakukan? Batinku.

"Ini semua salah ayah! Ayah pasti minjam uang dari bank lagi, kan!?" kata Tetsuya, kesal dan marah.

"Kok jadi salah ayah, sih?" kata ayah, memasang ekspresi sedih.

"Malam-malam begini, apa yang kalian lakukan diluar?" kata seseorang yang berdiri didepan rumah kami. Orang itu ternyata, Danno Hiroshi. Dia datang menggunakan mobilnya yang mengkilap dan super mewah. Dia juga dengan gayanya yang keren, berdiri didepan mobilnya sambil memakai kacamata hitam. Bukannya tambah gak kelihatan ya kalau pakai kacamata hitam? Sudah gelap malah tambah gelap, batinku.

"Siapa laki-laki tampan itu, Asami-chan?" kata ayah, penasaran.

Aku pun langsung berjalan menghampiri Danno Hiroshi. "Ini bukan urusan anda. Silahkan anda pergi" kataku, dengan nada se-sopan mungkin.

"Jangan begitu, ah, panggil saja saya Hiroshi. Lagipula, saya kesini karena ada urusan penting denganmu. Urusan yang sangat penting" kata Hiroshi.

"Saya tidak mau ada urusan dengan anda" kataku, tegas. Saat aku membalikkan tubuhku dan ingin pergi menjauh darinya, tiba-tiba dia memegang pergelangan tanganku.

"Eits, tunggu. Kalau kau mau mendengar dulu, aku yakin kau pasti akan tertarik. Saya ingin... kamu menikah dengan saya" kata Hiroshi, dengan senyum tampannya yang licik.

Huh? Batinku, keheranan. "Apa?"

"Iya. Saya mau, kamu menikah dengan saya. Tidak hanya itu. Saya lihat, sepertinya kau sedang ada masalah dengan keuangan. Kalau saya bisa membantumu untuk menyelesaikan ini semua, bayangkan, ayahmu dan adikmu mereka tidak perlu duduk diluar seperti ini. Mereka bisa nonton tv, makan makanan enak, tanpa harus khawatir tentang hal apapun" kata Hiroshi.

Aku tidak langsung menjawab apa yang dikatakan Hiroshi. Pikiranku menjadi buyar saat ia mengatakan itu. Aku tidak bisa begitu saja menikah dengan orang yang hampir tidak ku kenal hanya karena dia bisa melunaskan hutang-hutang ayahku. Tidak hanya hutang-hutang ayahku yang harus aku lunasi, tapi juga bayaran sekolah adikku yang masih SMA. Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Batinku.

"Tidak. Saya tidak akan menikahi anda. Saya bisa atasi ini semua" kataku tegas. "Ayah, Tetsuya. Ayo kita pergi dari sini. Lebih baik kami tinggal ditempat lain dari pada saya harus menikah dengan anda"

"Tapi kamu mau tinggal dimana?" tanya nya.

Astaga, aku hampir lupa. Aku dan keluarga ku harus tinggal dimana? Kami tidak punya tempat lagi untuk tinggal. Kalau tinggal di hotel atau apartemen, uangku tidak akan cukup. Aduh, bagaimana ini? batinku.

"Baiklah, dari pada kau kedinginan diluar, bagaimana kalau kau dan keluargamu tinggal di apartemen ku saja?" katanya dengan nada yang ramah.

Apa maksudnya itu? Apa dia mencoba untuk baik padaku? batinku.

YOMIKOMI - Collection of Short Japanese StoriesOnde histórias criam vida. Descubra agora