ホーム スイート ホーム (Home Sweet Home)

150 9 3
                                    

*Disarankan sambil mendengarkan lagu berjudul Okaeri by Flannel Flower


Saat itu, aku dan temanku yang bernama Tetsuo sedang bermain dipantai dekat rumah kami. Kami masih berumur empat tahun. Kami hampir tidak mengerti apa-apa. Yang kami tahu hanyalah, bagaimana caranya membuat istana pasir yang besar.

"Dengar ya, Atsuko-chan. Kita harus membuat istana pasir kita menjadi besar. Kalau sudah cukup besar, kita akan bisa bermain didalamnya" kata Tetsuo.

"Memangnya nanti kita bisa masuk ke dalam istana itu?" tanya Atsuko.

"Pokoknya kita harus membuat istana pasir yang amat besar. Kau pasti mau kan punya istana yang besar?"

"Iya, aku mau"

"Baiklah. Ayo, kita harus tambahin pasirnya disebelah sini" kata Tetsuo sambil menunjuk ke sisi kanan istana pasirnya.

Saat itu, adalah waktu-waktu yang sangat menyenangkan. Disaat aku sendirian, Tetsuo selalu mengajakku untuk bermain. Tetsuo lah yang mengajariku banyak hal dan selalu memperlihatkanku pada hal-hal yang belum pernah aku ketahui. Tetsuo adalah satu-satunya teman yang aku miliki.

Setelah delapan tahun menjalani pertemanan, hal buruk terjadi. Tetsuo harus pindah ke Kyoto karena orang tuanya yang bercerai. Tetsuo harus tinggal bersama ayahnya di Kyoto dan meninggalkan ibunya sendirian. Saat itu, aku sangat kecewa dengan kenyataan itu. Jika Tetsuo tidak ada, siapa yang akan bermain bersamaku nanti? Siapa yang akan menemaniku nanti saat aku sendirian? Bodohnya aku, saat kepergian Tetsuo, aku tidak sempat mengucapkan selamat tinggal. Aku hanya diam dirumah, menangis sampai pagi. Saat itu, adalah waktu-waktu yang sangat menyedihkan bagiku.

Empat tahun pun berlalu. Sekarang, aku sudah menjadi murid SMA, kelas dua. Tanpa adanya Tetsuo, hidupku sedikit lebih hampa. Tidak ada lagi istana pasir dan baca komik tentang zombie bersama. Tetapi, terkadang, aku juga selalu memikirkan Tetsuo. Apa kabarnya dia sekarang, ya? Batinku.

Aku menyisir rambutku dengan buru-buru, lalu aku menuruni tangga dengan cepat, mengambil sepotong roti dan langsung berangkat ke sekolah menggunakan sepeda. Aku terus mengenjot pedal sepedaku sampai aku sadar, bahwa rem sepedaku tidak berfungsi. Aku mencoba untuk mengerem tetapi masih saja tidak bisa, sampai akhirnya aku menabrak tiang listrik.

"Aduh..." kataku, kesakitan. Saat aku sedang mencoba untuk berdiri, tiba-tiba ada dua orang yang datang menghampiriku. Salah satu dari mereka, menawarkan tangannya untuk membantuku berdiri. Ketika aku ingin melihat siapa orang itu...

"Kau baik-baik saja?" tanya nya.

Senyumannya yang manis dan indah, mengingatkan ku pada seseorang. Seseorang yang sangat berarti bagiku, tapi ini tidak mungkin. Ini pasti hanya kebetulan. Tetsuo-kun? Batinku.

Aku pun tanpa rasa ragu langsung menggapai tangannya dan akhirnya aku bisa berdiri seperti biasa. Aku merapihkan bajuku dengan sangat canggung.

"Maafkan aku" kataku.

"Lain kali hati-hati, ya" kata seorang cowok yang berdiri disebelahnya. Ku rasa dia adalah temannya.

"Iya, terima kasih" kataku. Lalu tanpa ku sadari, pandanganku langsung berpindah ke cowok yang membantu ku berdiri itu. Wajahnya, matanya, senyumannya sangat mirip persis dengan Tetsuo. Apa benar dia Tetsuo?

"Baiklah, kita duluan, ya" katanya. Lalu mereka berdua meninggalkanku begitu saja.

Tunggu... dari seragam sekolah mereka, bukannya mereka dari sekolahku? Tapi kenapa aku tidak pernah melihat mereka? Batinku.

YOMIKOMI - Collection of Short Japanese StoriesDonde viven las historias. Descúbrelo ahora