Remember Them - Empat

179K 6.5K 367
                                    

Ify memundurkan tubuhnya, bersandar pada bagian ujung sofa, kakinya ia selonjorkan, menaruhnya diatas paha Rio. Ify merasakan sedikit kesusahan untuk mengatrur posisi duduknya. Itu semua disebabkan oleh perut yang sudah membesar. Ia telah memasuki kehamilan ke tujuhnya.

"Ambilkan tissue," pinta Ify menunjuk ke arah meja.

Rio dengan sigap mengambilkanya, memberikan kepada sang istri.

"Kakiku pegal-pegal, pijitin," suruhnya lagi.

Rio menurut saja, walau ia tidak tau caranya memijit orang seperti apa, ia melakukanya demi sang istri. Ia mengurungkan niatnya untuk beristrihat sebentar sebelum berangkat ke luar kota lagi.

Rio merasa iba sekaligus bersalah. Ia berkali-kali terpaksa meninggalkan istrinya sendiri.

"Aku besok menginap di rumah papa saja, " ucap Ify.

Rio menggelengkan kepalanya.

"Nanti aku antarkan kamu ke rumah. Nggak baik sendiri disini. Takut terjadi apa-apa." jelas Rio berpesan.

Ify menghela napas berat, mengangguk menurut saja. Tangan Ify perlahan menyentuh perutnya yang sedikit sakit.

"Kenapa?" tanya Rio khawatir, raut wajah Ify berubah dan meringis pelan.

Ify menggeleng cepat.

"Nggak apa-apa, bayinya nendang terus," jawab Ify memaksakan senyumnya.

Rio bernapas legah, ia menurunkan kedua kaki Ify ke lantai.

"Sini," suruh Rio menepuk kedua pahanya, memberikan kode ke Ify agar gadis itu tidur dipangkuanya.

Ify tersenyum kecil, dengan gerakan hati-hati ia membaringkan tubuhnya dan menaruh kepalanya di kedua paha Rio, membiarkan Rio memandangnya lekat sembari membelai rambutnya. Ify sangat nyaman seperti ini.

"Maaf harus aku tinggal lagi,"

"Nggak apa-apa kok. Aku ngerti." jawab Ify masih dengan senyum cantiknya.

"Aku disana cuma empat hari, setelah semuanya selesai aku langsung jemput kamu,"

"Iya yo,"

"Jangan lupa makan yang banyak," pesan Rio lagi.

Ify langsung terdiam, seolah otaknya mengajak berpikir cepat. Ify menegakkan kepalanya, menatap wajah suaminya.

"Aku pingin pizza,"

Rio langsung terkejut, kedua matanya sedikit melebar.

"Kan kamu baru selesai makan," ucap Rio, ia melihat ke atas meja masih jelas sisa bungkus makanan yang baru saja dilahap habis oleh Ify.

Ify menggelengkan kepalanya,

"Aku ingin makan lagi sekarang. Bu..Bukan aku..." ralat Ify cepat. Tanganya menyentuh perut besarnya. "Bayinya pingin Pizza.

Rio tertawa pelan, dan segera menganggukan kepala.

"Iya aku belikan, "

"Sekarang!" rajuk Ify.

"Iya sayang, aku belikan."

"Jangan lama-lama."

"Iya Dafychi, tunggu aku pesan dulu."

Rio secepatnya mengeluarkan ponsel, dan memesan Pizza Delivery langganan mereka berdua.

****

ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang