Permintaan Kepala Sekolah

Bắt đầu từ đầu
                                    

Erika menunduk, mengangguk.

"Kalau gue jadi lo, udah gue jambak tuh rambutnya si Vanessa." Kini giliran Sheila yang berkomentar. Meskipun anak itu masih asik dengan handphonenya, tapi indra pendengarannya cukup bagus untuk mendengarkan pembicaraan temannya.

"Udah lah, biarin aja. Lagian aku juga gapapa kan. Ga usah dipermasalahin lagi," jawab Erika yang membuat Aqila semakin gemas.

"Ah lo ya, kebiasaan. Diam terus."

❇❇❇

"Erika, ada yang cariin lo di depan kelas tuh," ucap salah satu teman sekelasnya. Membuat Erika yang sedang mengerjakan soal matematika langsung menghentikan aktivitasnya. Bangkit dari kursinya.

Erika melangkah keluar dari dalam kelasnya. Mencari seseorang yang katanya sedang menunggu dirinya di depan kelas. Tapi siapa? Apa itu Dimas? Tapi biasanya pacarnya itu selalu saja langsung masuk ke dalam kelasnya atau memanggilnya dari luar kelas. Tanpa harus membuat temannya repot-repot memanggilnya.

Bukan Dimas. Melainkan Victor. Anak laki-laki itu sedang menunggu dirinya di depan kelas sambil menyandarkan tubuhnya ke tembok. "Victor?" panggil Erika, membuat cowok itu menoleh.

Victor berbalik. "Gue bakal tanggung jawab. Nanti pulang sekolah lo ikut gue, kita benerin handphone lo yang rusak itu," katanya langsung ke pokok pembicaraan.

"Eh tapi ..."

"Kalau lo gamau juga gapapa, tapi jangan harap besok gue berbaik hati buat benerin handphone lo lagi," ucap Victor dengan nada sedikit mengancam.

Erika diam sejenak. Ia hari ini ada janji bertemu dengan Kepala Sekolah. Tadi sebelum bel masuk, ada satu Siswi yang menyampaikan pesan pada dirinya bahwa Kepala Sekolah ingin berbicara sesuatu dengannya. Tapi sekarang cowok di depannya ini kekeuh untuk membenarkan handphonenya hari ini juga.

"Tapi nanti pulang sekolah aku ada keperluan dulu. Kalau mau hari ini juga kamu harus nunggu aku dulu, emang gapapa?" tanya Erika sedikit ragu. Sebenarnya ia merasa tidak enak hati untuk melayangkan pertanyaan seperti itu.

"Emangnya lo mau ngapain sih? Sok sibuk banget."

"Gatau, cuma tadi ada yang bilang aku dipanggil sama Kepala Sekolah."

"Lama ga?" tanya Victor ketus. Malas sekali jika ia harus menunggu lama gadis itu, hanya karena ingin menemui Kepala Sekolah.

Erika dengan cepat menggeleng. "Engga kok, engga lama."

"Serius?" tanyanya sekali lagi, sebenarnya ia masih tidak yakin dengan ucapan gadis di hadapannya.

"Iya, serius," ucap Erika berusaha meyakinkan.

"Yaudah lah, kalau gitu nanti gue tunggu lo di gudang. Kalau urusan lo udah selesai langsung ke sana. Dan ingat!" Victor mencoba mengingatkan. "Jangan lama-lama. Kalau lo lebih dari tiga puluh menit, tawaran gue buat benerin handphone lo hangus. Lo benerin aja sendiri!" balas Victor ketus. Ia berbalik, pergi meninggalkan Erika yang masih diam di depan kelasnya.

❇❇❇

Erika baru saja melangkah keluar kelas, ternyata Dimas sudah ada di depan kelasnya. Ia pun mendekat saat pacarnya itu melambaikan tangan ke arahnya. "Udah lama nunggu, Kak?" tanyaan saat ia sudah ada di hadapan Dimas.

"Belum, baru juga sampai," balasnya. "Oh ya sayang, kok dari kemarin aku hubungin kamu handphone kamu ga penah aktif sih. Kenapa?"

Erika terdiam, sedikit kaget dengan pertanyaan Dimas tadi. Ia memutar bola matanya. Harus jawab apa ia sekarang. "Dua hari lalu handphone aku jatuh Kak, terus mati."

Complementary HeartNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ