Extras

24 1 0
                                    

     Yuko memutuskan untuk melepas penat dalam dirinya dengan pergi berkemah ke suatu hutan di kaki gunung mengendarai mobilnya setelah semua perang, pemakaman dan perjanjian damai usai.

     Selama mengendarai, ia tetap konsen sambil berpikir ke belakang. Sejak Rio menghilang, secara mendadak keluarga mereka dengan keluarganya memutus semua tekanan pada keluarga Yuko. Hingga beberapa hari kemudian keluarga Rio pindah ke luar negeri.  Itu seperti belenggu yang tiba-tiba terlepas dari beban keluarganya. Tapi ada rasa kehilangan juga dari mereka. Pasalnya ekonomi keluarga Yuko setidaknya sudah lebih baik berkat mereka. Uang yang mencukupi dan ayahnya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, dan mobil yang ia kendarai sekarang ini. Mereka semua yang memiliki kekuatan melakukan kesibukan masing-masing.

     Tak lama Yuko sampai di tempat yang ia maksud. Untuk berkemah disana ia terlebih dahulu mendaftar di administrasi untuk berjaga-jaga jika ia terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Lalu masuk ke hutan setelah semuanya beres.

     Tak terlalu banyak yang dibawa Yuko. Tas besar berisi pakaian yang cukup, sarung, perlengkapan mandi, bekal dan sebotol minyak tanah serta korek batangan.  Tangan kanannya menenteng perlengkapan tenda.

     Yuko berusaha membangun tenda setelah mendapat tempat yang tepat untuknya singgah. Yaitu tempat dimana dekat sungai.

     Ia selesai membangun dalam dua jam, mengingat ia tak terlalu ahli dalam membangun tenda sederhana. Lalu Yuko mengumpulkan ranting kering untuk dijadikan api unggun, kemudian pergi ke sungai yang berada di bawah bukit untuk menangkap ikan segar walau ia membawa bekal kalengan dan mi instan. Sengaja memilih dekat sungai agar mempermudah jika Yuko ingin mencari ikan atau sekedar mandi.

     Dengan kekuatannya, Yuko membuat jaring-jaring untuk mendapatkan ikan seperti nelayan dan membakarnya setelah sampai di tenda.

     Lambat laun hari mulai gelap. Ia sadar situasi seperti di alam terbuka ini bahaya bisa datang dari mana saja dan kapan saja, Yuko membuat kelambu dari jaring-jaring benang transparan yang sangat tajam, berbentuk seperti kubah berdiameter 5 meter dengan tenda sebagai pusat lingkarannya sebelum tidur. Yuko juga mengikatkan benang ke lonceng agar ia mengetahui bahaya yang akan datang diluar kubah saat ia tidur nanti.

     Esok paginya Yuko terbangun. Suhu masih sangat dingin saat itu, ia melihat jam menunjukkan pukul 04.30 lalu ia kembali tidur. Padahal niatnya tadi ingin segera mandi namun terhalang oleh suhu dingin tersebut. Sampai ia dua jam kemudian terbangun lagi, suhu sudah sedikit naik dan matahari meninggi. Yuko keluar dari tendanya lalu menghilangkan kelambu tipisnya, pergi ke sungai membawa perlengkapan mandi dan pakaian.

     “Apa-apaan ini?!”

     Yuko yang sekembalinya dari mandi terkejut barang-barang bawaannya berantakan dimana-mana. Ia yang mengenakan tudung jaket karena masih kedinginan itu mulai merapikan kembali. Setelah merapikannya, Yuko baru sadar kalau tak ada satupun barangnya yang hilang. Hanya diacak-acak saja.

     “Ada yang mengawasi.” gumamnya. Ia merasakan ada seseorang yang memperhatikannya diatas pohon. Namun saat melihat kesana, tak ada siapapun.

     Dibalik pohon yang tinggi besar itu seorang perempuan memegang senapan jenis sniper. Mengenakan topi, kaos tanpa lengan diindungi rompi anti peluru depan-belakang, celana pendek 10 cm dari lutut dan mengenakan boots mengawasi Yuko.

     Perempuan itu me-reload setelah memasukkan peluru bius ke dalam senapannya dan mulai membidik.

     Yuko langsung melompat ke belakang menghindari tembakan yang mengarah kearahnya.

     “Peluru bius?” Yuko terkejut dan langsung bersembunyi.

     Perempuan itu kembali bersembunyi dibalik pohon, mengambil peluru di sakunya lalu kembali me-reload dan mulai membidik.

Mazna X Adara [Air Dan Api] (Completed)Onde histórias criam vida. Descubra agora