[FF] Liar? (Part 15/End)

68 4 0
                                    

Seorang pemuda tampak memandangi ponselnya sambil cemberut. Pasalnya, sang kekasih hati tidak membalas pesannya sejak 2 jam yang lalu. Bahkan telepon darinya pun tidak dijawab.

"Juri!"

Lihatlah! Bahkan panggilan dari sang Papa pun tidak disadarinya. Tanaka-san mendudukkan dirinya di tempat tidur anaknya sebelum menggeplak kepala Juri dengan penuh kasih sayang.

"SAKIT!" aduh pemuda manis tersebut seraya mengusap bagian kepala yang dipukul ayahnya.

"Papa memanggilmu dari tadi dan kau tidak dengar?! Kimura belum pulang ke rumahnya. Ayahnya tadi menelpon kemari."

Mata Juri membulat. Segera disingkirkannya selimut yang menutupi kakinya. Sembari tangannya sibuk mencari nomor telpon Hiro, dia melangkahkan kakinya keluar kamar, mengabaikan keberadaan ayahnya. 😂😂

"APA MAKSUDMU KIMURA TIDAK DI RUMAH DAN SUSAH DIHUBUNGI?!" teriak Hiro dari seberang sambungan.

"Tadi dia bilang ada urusan, lalu pergi. Dan tidak ada kabar darinya sampai sekarang." Juri semakin panik.

"Tukang ikut campur satu itu. Aku akan mencoba mencarinya. Kau cari bantuan. Katakan saja! 'Kimura mencoba menyelamatkan adik perempuan Hiro'. Adikku diculik, tapi tak ada yang tahu siapa penculiknya. Dan pacarmu itu, alih-alih memberitahuku, dia justru bertindak sendiri!" seru Hiro.

"Sekarang tambah satu lagi kekhawatiranku," samar-samar terdengar kekesalan Hiro sebelum sambungan terputus.

Mendengar itu, Juri mengurungkan niatnya melangkahi pintu rumahnya dan berbalik menuju kamarnya.

"Papa! Kami butuh bantuanmu!"

"Hm? Oh, Juri! Kupikir kau lebih mencemaskan pacar barumu, ketimbang Papa," sindir Tanaka-san. Membuat si anak laki-laki di ruangan itu memutar matanya lelah.

"Bukan waktunya cemburu pada Kimura! Dia itu tidak pantas dicemburui! Gadis tidak peka itu," ujar Juri kesal. Kemudian dia membeberkan yang terjadi pada adik Hiro dan tentang Kimura yang lagi-lagi sok pahlawan.

"Calon menantuku rupanya cukup sulit untuk ditangani, ya?" gumam Tanaka-san sebelum mengeluarkan ponselnya dan menghubungi anak buahnya untuk menyelidiki masalah tersebut.

"Menantu.. Menantu.. Belum juga lulus SMA.. 😒" Juri menggerutu kesal tapi juga berharap. "Kalau begitu, aku dan Kaze serta Keita juga akan membantu Matsumoto mencari adiknya dan Kimura."

"Juri, jangan lupa selalu beri kabar Papa untuk setiap perkembangan pencarian kalian! Papa juga akan mengabarimu saat ada perkembangan dari bawahan Papa!" seru Tanaka-san sebelum anaknya benar-benar meninggalkan ruang kamarnya dan dijawab dengan anggukan.

"Aika-san! Maaf, saat ini kami sedang mengusahakan pencarian Kimura-chan! Dia tidak diculik, tapi mendatangi penculik untuk membebaskan adik sahabatnya. Semoga tidak terjadi apa-apa pada Kimura!"

"Astaga! Saya bukan cemas Kimura diculik. Ini karena Tora kelepasan mengatakan tentang melihat seseorang seperti Haru, adik Hiro, dibawa keluar dari sebuah mobil ke dalam sebuah gudang tua, tadi siang," ucap Aika-san dari seberang line. "Tolong, temukan Kimura secepatnya, Tanaka-san! Sebelum para penculik itu babak belur dihajarnya. Tadi saya sudah melaporkan tentang Haru pada kepolisian terdekat. Aduuuh, dia itu susah sekali disuruh berhenti berkelahi," lanjut Aika-san dengan panik.

"Kalau begitu, bisa beritahu saya di mana lokasi gudang tua tersebut?" tanya Tanaka-san mencoba menenangkan ayah dari gadis yang disebut-sebut sebagai calon menantunya itu.

"Tolong, ya, Tanaka-san! Kalau ada sandera, perhatian Kimura mudah teralihkan. Jadi kemungkinan dia terluka cukup besar."

"Kami usahakan semaksimal mungkin. Anda, toh, tidak mencoba nekat menyelematkannya sendiri kan? Karena kalau Anda lakukan itu, perhatian Kimura benar-benar akan teralihkan dan itu berbahaya bagi keselamatannya."

Setelah memutus sambungan telpon dengan calon besan, Tanaka-san meneruskan informasi tersebut pada anaknya. Dan Juri meneruskan pada teman-temannya.

Ketika mereka sampai di tempat tersebut, mereka mendengar teriakan seorang gadis diikuti suara tembakan. Dengan gelap mata, Juri dan Hiro merangsek masuk ke sumber suara.

Tampak Kimura memeluk gadis yang tidak Juri kenal yang segera dia asumsikan sebagai adik dari Hiro, dengan erat. Tak jauh dari mereka beberapa pria terkapar tak sadarkan diri. Salah satu di antaranya mencoba membebaskan diri dari seorang polisi yang mengunci pergerakannya. Kenudian polisi lain berdatangan untuk membawa para tersangka pergi.

"Haru!/Kimura!"

Kimura tetap memeluk Haru dengan kuat.

"Kimura, lepaskan Matsumoto-chan. Sudah aman, sekarang. Kami di sini. Tidak apa-apa." Juri mencoba untuk membujuk kekasihnya.

"T..Ttembakan tadi..?" tanya Kimura dengan suara gemetar. Baru kali ini dia berhadapan dengan pistol. Dan ternyata menakutkan.

"Seorang polisi berhasil menyergapnya dan mengarahkan pistol itu ke arah lain. Sekarang, lepaskan Haru-chan agar Matsumoto-kun dapat menenangkannya."

Akhirnya Kimura melonggarkan pelukannya dan Hiro langsung memeluk adiknya. "Kakak di sini, kakak di sini," ucapnya berulang-ulang sambil menepuk punggung Haru yang masih shock.

"Juri?" panggil Kimura. "Maafkan aku. Seharusnya aku mengatakannya padamu dari awal, maka Haru-chan dapat diselamatkan lebih ce..," ucapan gadis manis tersebut yang seolah tanpa jeda, terputus ketika wajahnya menubruk dada bidang Juri.

"Sssstt... Sudahlah.. Tidak perlu berandai-andai. Yang terpenting kalian selamat."

"Aku tidak tahu kalau di antara mereka ada yang membawa senjata api," isak Kimura masih ketakutan. "Saat Haru-chan berteriak, yang ada di pikiranku hanya melindunginya. Tapi, sesungguhnya aku.. aku.."

Juri hanya bisa mengusap punggung gadis itu. Berharap bisa menenangkan kepanikan gadis dalam pelukannya itu. Kemudian dilihatnya ayahnya menyuruh Juri dan Hiro untuk membawa kedua gadis di dekapan mereka keluar.

Setelah Haru dan Kimura pulih dari kejadian tersebut, mereka diharuskan menjawab banyak pertanyaan dari polisi. Terutama Kimura, tak hanya menjawab pertanyaan, tapi juga harus mendengar petuah-petuah yang membuat telinganya panas. Namun, dia sadar dirinya pantas menerima itu semua.

"Berjanjilah, ini terakhir kalinya kau melakukan hal berbahaya! Kau sudah kuanggap seperti putriku sendiri dan benar-benar akan menjadi putriku suatu saat nanti. Jadi, jangan buat kami semua takut kehilanganmu. Setidaknya, kau tahu akan bagaimana jadinya Juri jika terjadi sesuatu padamu," tutup Tanaka-san.

Keluar dari ruang interogasi, Kimura memeluk ayahnya, Tora, Hiro, Haru, dan Juri satu per satu.

"Jangan ulangi lagi dan kau akan baik-baik saja! Kami semua di sini selalu ada untukmu," ujar Aika-san sambil memeluk anaknya dengan erat.

-TAMAT-

seharusnya part 14 sudah tamat dan ini sequel.. Tapi ya sudahlah ya... :*

[FF] Liar?Where stories live. Discover now