[FF] Liar? (Part 13)

67 6 0
                                    

Juri menatap batu nisan bertuliskan nama Hitomi di hadapannya. Sedangkan Kimura meletakkan bunga matahari yang tadi mereka beli, di depan marmer yang menghiasi batu nisan Hitomi. Mereka berdua berdoa dalam hati untuk Hitomi.

'Hitomi, maaf aku baru mengunjungimu. Apa kau baik-baik saja sekarang? Aku baik-baik saja, sepertinya. Berkat gadis di sebelahku ini, aku mulai menerima kepergianmu. Kau tidak marah, kan? Aku tidak menghianatimu, kan? Dia bukan penggantimu, tenang saja. Karena selalu ada kau di salah satu ruang di hatiku. Tapi boleh kan dia menempati ruang lainnya? Kupikir, aku mencintainya. Hanya saja aku takut menyakitinya. Apa yang harus kulakukan, Hitomi?' batin Juri.

'Hai, Hitomi-chan! Bagaimana sekarang? Apa kau sudah lega? Akhirnya bocah besar ini mau juga menuruti permintaanku untuk mengunjungi makammu. Apa yang dia bicarakan? Kau mau memberitahuku? Pasti tidak ya? Ya sudahlah. Omong-omong, kau yakin mempercayakan Juri padaku? Kami selalu bertengkar kalau kau tak tahu.' Kimura tersenyum kecil dan melanjutkan kata-katanya. 'Maaf karena sebenarnya akulah yang selalu membuat masalah dengannya. Dan sepertinya setelah ini kau tidak akan datang ke mimpiku lagi. Aku tidak bisa berjanji tidak akan membuatnya marah atau khawatir padaku, tapi setidaknya kau bisa percaya bahwa aku tidak akan pernah meninggalkannya. Terima kasih sudah percaya padaku.'

"Kau bicara apa pada Hitomi? Kenapa lama sekali? Senyum-senyum, lagi," cecar Juri begitu dilihatnya Kimura membuka kedua matanya.

"Pembicaraan wanita. Kau tak perlu tahu," jawab Kimura kemudian menjulurkan lidahnya. "Ayo, pulang! Sudah petang."

Juri menganggukkan kepalanya dan mengikuti Kimura keluar dari area pemakaman itu.

"Kimura!" Juri memanggil gadis manis berkuncir itu yang hanya dijawab dengan gumaman. "Aku tahu aku sering menyakitimu, tapi mulai saat ini, berjanjilah bahwa kau akan memberitahuku apa pun maumu dan jika kau marah, beritahu salahku. Kau mau jadi pacarku?" lanjutnya dengan yakin.

Posisi mereka saat ini terhalang oleh pagar rumah Kimura. Dan gadis itu tersenyum manis.

"Kau mau berjanji satu hal padaku?" tanya Kimura.

"Apapun," jawab Juri yakin, meski telapak tangannya terasa berkerigat sekarang.

"Jangan cemburu pada Hiro! Dia tidak pantas dicemburui," sahut Kimura sambil tertawa.

"Hanya itu?" tanya Juri tak percaya pada pendengarannya. "Apa itu artinya, kau..?"

"Hanya itu. Kau tahu, berapa kali dia ikut campur pada pertengkaran kita dan akhirnya membuat kita berbaikan hari ini?" ucap Kimura mengangukkan kepalanya. "Dan, ya, aku mau, jadi pacarmu."

Juri terpaku mendengar jawaban Kimura. "Aku tidak bermimpi?"

"Maaf, sudah membuatmu menunggu lama." Kimura membungkuk dalam-dalam dan berkata, "sekarang pulanglah. Sudah mulai gelap. Ibumu pasti menunggumu di rumah. Kita bertemu lagi besok."

Juri mengerucutkan bibirnya.

"Kamu mengusirku?"

"Jangan berlebihan! Nanti bisa bicara lewat telepon. Lagipula besok kita bisa bertemu di sekolah," omel Kimura.

Juri tetap memasang wajah sedih dan merajuk.

"Kau ingin apa untuk makan siang besok? Aku akan membuatkan bekal untuk makan siang kita besok," ucap Kimura berusaha membujuk kekasihnya.

"A..apa saja. T..terserah kau," jawab Juri sambil menunduk mencoba menutupi wajahnya yang memerah.

"Sudah tidak ngambek?" tanya Kimura yang dijawab dengan gelengan. "Sekarang aku harus masuk dan itu artinya..," Kimura sengaja menggantung ucapannya.

Juri mengangguk dan berkata, "Baiklah, aku akan pulang sekarang. Setelah melihatmu masuk ke dalam rumah, aku pulang."

Kimura melambaikan tangannya dari jendela, dan Juri tersenyum lebar sebelum melangkahkan kakinya, pergi meninggalkan rumah gadisnya. Tanpa menyadari bahwa Kaze melihat adegan menggelikan itu saat dia pulang dari swalayan.

Bersambung...

[FF] Liar?Where stories live. Discover now