[FF] Liar? (Part 03)

64 10 4
                                    

"Berhenti mengikutiku, Tanaka-kun!" sergah Kimura kesal. Pasalnya, sejak keluar dari kelas tadi, Juri terus saja membuntutinya.

Juri yang tertangkap basah pun hanya bisa menunjukkan senyum bodohnya dan akhirnya mengubah penampilannya.

"Aku cuma mau menemanimu pulang. Tidak boleh?" tanya pemuda itu.

"Untuk kau ceritakan lagi pada teman-temanmu? Tidak. Terima kasih. Aku pulang sendiri saja."

Pemuda tanggung tersebut tidak menyerah begitu saja. Sekarang dia mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Kimura.

"Soal itu, aku minta maaf, oke? Aku tidak akan mengulanginya. Aku janji," ucapnya sungguh-sungguh.

"Kau akan dapat masalah jika kau pulang bersamaku. Jadi, tolonglah biarkan aku sendiri, Tanaka-kun!" pinta gadis mungil itu.

"Dan membiarkanmu terluka seperti kemarin? Tidak. Aku akan mengantarmu sampai ke rumah."

Kimura terdiam. Bahkan sampai menghentikan langkahnya. Ditariknya Juri ke sebuah jalan sempit dekat mereka. Saat Juri akan menyuarakan kebingungannya, Kimura meletakkan telapak tangannya menutup mulut pemuda di hadapannya.

Walaupun tak tahu apa yang terjadi, Juri diam. Tapi, situasi ini tidak mudah. Dalam gang sempit yang hanya bisa dilalui satu orang, tubuh mereka berdua harus saling menempel. Juri hanya bisa berharap gadis yang tengah membekapnya ini tidak bisa mendengar debaran di dadanya. Bagaimanapun dia ini lelaki normal.

"Aku tidak tahu sampai mana kau mencari informasi tentangku. Tapi karena kau mengikutiku hari ini, aku khawatir kau akan terlibat lebih jauh."

Mendengar suara lirih temannya--kalau bisa dibilang teman-- Juri memegang pergelangan tangan Kimura dan menurunkannya.

"Yang aku tidak paham, kenapa mantan pacarmu itu terus melukaimu kalau dia sangat menyukaimu? Apa dia tidak takut kehilanganmu? Apa dia tidak terpikir, kalau apa yang dilakukannya bisa membuatmu kehilangan nyawa?" tanya Juri turut berbisik.

Kimura menatap mata Juri dan tersenyum sedih.

"Dan kenapa kau peduli tentang hal itu? Teman-temanku saja meninggalkanku begitu tahu tentang ini."

"Karena kau adalah orang pertama yang peduli denganku, di sekolah. Aika, kau itu orang baik. Tidak sepantasnya kau diperlakukan seperti itu. Kau orang terakhir yang ingin kulihat terluka bahkan menangis," ucap Juri sambil menangkup wajah Kimura dengan kedua tangannya. "Bu.. Bukan berarti aku mencintaimu.. Bu.. Bukan begitu!" ucapnya lagi, menyadari apa yang dia lakukan.

Kimura tertawa geli melihat tingkah teman sekelasnya itu.

"Dasar aneh! Tapi aku tidak keberatan." Juri menatap bingung pada gadis manis itu. "Aku tidak keberatan, kok, kalau kau menyukaiku." Matanya melebar mendengar ucapan Kimura.

"Aika! H..hey! Bercandamu tidak lucu."

Tapi Kimura tidak menjawab dan terus melanjutkan langkahnya sambil tertawa.

"Sudah sampai. Lalu kau? Tidak apa-apa pulang sendiri?"

"Memangnya kau mau mengantarku pulang? Lalu, untuk apa aku tadi mengantarmu! Sudah, sana masuk!" perintah Juri terdengar galak.

"Galak banget, sih! Kan aku tadi main-ma.." Kimura langsung menutup pagar, melihat Juri melotot. "Sampai besok, Tanaka!"

"Ne, sampai besok!" Juri tersenyum.

Namun, senyumnya menghilang, sesaat setelah Kimura menutup pintu rumahnya.

"Kalian sudah urus orang 'itu'?" tanyanya, begitu dua orang temannya menghampiri.

"Bereees! Sesuai permintaanmu, tidak sampai mati. Dan tanpa luka!"

"Kami hanya membuatnya pingsan, kemudian mengikatnya di pohon. Kau ingin bicara dengannya?"

"Tentu saja! Banyak yang ingin kutanyakan padanya!" jawab Juri dengan seringai aneh di wajahnya.

Sedangkan Kimura yang ternyata mengintip dari jendela kamarnya hanya geleng-geleng tak peduli. "Sudah kuduga, dia pasti melakukan sesuatu! Tukang ikut campur!" Dan perlahan bibirnya melengkung membentuk sebuah senyum tulus. "Tapi aku suka. Pada tukang ikut campur."

Bersambung

[FF] Liar?Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ