[FF] Liar? (Part 10)

48 5 0
                                    

~~~

"Eh?"

Juri tak percaya pada pendengarannya. Gadis ini gila? Dia minta diantar ke makam Hitomi? Bahkan dia sendiri belum sanggup datang lagi ke tempat itu. Jangankan makam, kamar Hitomi saja dia paksakan hari itu.

"Aku belum bisa mengatakan perasaanku padamu kalau kau belum merelakan kepergiannya," ucap Kimura menohok jantung pemuda itu.

Juri pun sadar, dia egois. Di satu sisi, dia belum bisa merelakan Hitomi. Dan di sisi lain, dia tidak suka dengan kedekatan Kimura dengan Hiro. Padahal dia tahu, gadis itu sudah mengatakan pada mantan wakilnya itu, kalau dia menyukai Juri.

"Tidak perlu hari ini, Tanaka. Kapan pun kau siap, kau bisa membawaku ke sana. Aku ke luar sebentar." Kimura tersenyum dan meninggalkan Juri yang masih menimbang permintaannya.

Di depan kelas, Kimura menyandarkan pundaknya di dinding. Kepalanya terasa berputar. Dan keringat dingin mulai meluncur menghias wajah pucatnya. Dia tidak ingin Juri melihatnya seperti ini, diseretnya langkah menuju toilet sekolah. Tapi baru saja dia melepas pundaknya dari dinding, Kimura terhuyung nyaris jatuh kalau saja  sepasang tangan tidak menangkapnya.

"Kimura! Badanmu panas sekali. Kenapa memaksakan diri untuk masuk, sih?" gerutu orang yang menolong Kimura kemudian mengangkat tubuh gadis itu dan membawanya ke ruang kesehatan setelah bertanya pada salah satu siswa terdekat letak ruangan yang dimaksud.

"Dasar, kau terlalu cemas," ucap Kimura sambil memaksakan seulas senyum lemah menambah kekesalan pemuda jangkung itu. Kalau saja tidak ada dokter jaga yang memeriksa Kimura di ruangan itu, dia bersumpah akan menjitak kepala sahabatnya yang sangat bermasalah.

"Aku tidak mengapa, Hiro! Lagipula, kenapa kau ada di sini?"

"Diam! Suaramu itu mengganggu sekali. Aku pindah ke sekolah ini. Sekolah lamaku tidak seru." Hiro menjawab pertanyaan Kimura masih dengan nada kesal.

Kimura terkekeh. Dia tahu, Hiro tidak sungguh-sungguh marah padanya. Pemuda itu hanya mencemaskannya.

"Kau tidak apa kan kutinggal? Ini hari pertamaku di sekolah ini, aku tidak boleh membolos," pinta Hiro undur diri. Kimura mengangguk.

"Dia akan baik-baik saja di sini. Kalau sampai waktu istirahat nanti keadaannya tidak lebih baik dari ini, sensei akan menghubungi keluarganya. Kau bisa kembali ke kelas."

Hiro pun meninggalkan ruangan itu setelah menjitak Kimura tanpa sepengetahuan sang dokter.

Juri terkejut melihat orang yang berdiri di depan kelasnya. Orang itu siswa pindahan di sekolahnya. Orang itu, Hiro. Dan Kimura belum juga kembali padahal bel sudah berbunyi.

Tep...

Hiro berhenti di sebelah meja Juri dan tersenyum. "Kimura ada di ruang kesehatan kalau kau mau tahu." Begitu ucapnya sebelum melanjutkan langkah ke bangkunya.

Mata Juri melebar. Apa yang terjadi pada gadis itu? Apa dia terluka? Apa dia sakit? Tapi dia tidak tahu kalau gadis itu sakit. Apa dia tidak memperhatikannya? Bermacam pertanyaan berkecamuk di benaknya.

Hiro memperhatikan tingkah Juri yang terdiam sambil tertawa pelan. Ah, mengerjainya sepertinya akan menyenangkan, pikir Hiro.

Ketika bel istirahat berbunyi, Juri langsung meninggalkan mejanya menuju ruang kesehatan. Dan Hiro masih terjebak di antara siswi-siswi yang ingin mengajaknya berkenalan.

Tanaka sialan! Apa dia tidak mau membantuku dulu untuk keluar dari kerumunan para gadis ini, batin Hiro sambil tersenyum yang tanpa dia sadari justru membuat para siswi semakin jatuh hati padanya. Kebiasaan bersama Kimura membuatnya tidak sadar kalau dia itu menarik.

"Kalian semua, menyingkir! Ayo, Matsumoto!" Seseorang memerintah mereka dengan nada dingin.

"Tanaka-kun! Kami bisa membawa Matsumoto-kun berkeliling sekolah. Kau tidak perlu repot-repot!" Salah seorang siswi menggerutu.

"Asal kalian tahu, Matsumoto pindah kemari untuk Kimura. Jadi, bisa kubawa orang ini sekarang untuk menemui Kimura?" sahut Juri sambil berdecak.

Hiro berdiri dan merangkul Juri kemudian membawanya keluar sebelum terjadi perkelahian. Bertengkar dengan para gadis sangat tidak menyenangkan. Hiro tahu itu.

"Ah, Tora-nii! Apa kau akan menjemput Kimura?" seru Juri mendekat saat melihat kakak laki-laki Kimura.

Sudah sedekat itu? Hiro terkejut.

"Ya dan karena tidak ada yang akan merawatnya di rumah, aku akan membawanya ke rumah sakit saja," sahut Tora.

"Anoo, kalau tidak keberatan, bolehkah aku yang merawatnya?" pinta Juri malu-malu membuahkan tawa kecil lolos dari bibir Tora.

"Heee, tembakan langsung ke kakaknya?!" seru Hiro takjub.

"Maaf, tapi aku tidak bisa membiarkan Kimura berduaan saja denganmu atau denganmu, Hiro, di rumah. Aku tetap akan membawanya ke rumah sakit. Dan kalian bisa menjenguknya di sana," jawab kakak laki-laki Kimura itu dengan sangat menyesal.

Wajah Juri memerah. Dia bahkan tidak sadar, jika merawat Kimura di rumahnya mereka hanya berdua di sana. Situasi yang sangat berbahaya.

Melihat ekspresi Juri, Hiro berpikir. Sepertinya dulu aku salah mengartikan perasaanku pada Kimura. Aku menyayanginya, tapi sepertinya hanya sebatas sahabat. Apa aku harus membantu mereka bersatu?

"Hai, Tanaka! Maaf, aku tidak kembali ke kelas," seru Kimura, tak terlihat seperti orang sakit.

"Kenapa kau tidak bilang padaku kalau kau tidak enak badan? Kan aku bisa mengantarmu ke ruang kesehatan tadi," keluh Juri.

"Aku tidak ingin merepotkan teman baikku, Tanaka."

Jawaban Kimura mengejutkan Hiro dan juga Tora, terlebih Juri.

"T..teman baik? Kau serius hanya menganggapku teman baik?" Suaranya bergetar. "Padahal kupikir kau juga menyukaiku." Juri pergi setelah mengatakan itu.

"Kimura, kau yakin?" tanya Hiro melihat setetes air mata jatuh membasahi pipi kanan sahabatnya itu.

"Aku tidak bisa menganggapnya lebih dari itu, kalau dia masih belum merelakan kepergian Hitomi."

Bersambung

[FF] Liar?Where stories live. Discover now