0.1. LunatiC : Beban Hidup

506 44 16
                                    

"Aku akan menemanimu mengelilingi sekolah jika kau mau" Ucap Rudi saat bel istirahat pertama berbunyi.

"Boleh juga..." jawabku. Karena aku masih belum tahu tata letak sekolah ini, jadi aku menerima tawarannya dengan senang hati.

Kami berjalan mengelilingi sekolah dengan Rudi sebagai pemanduku. Dia menjelaskan semua ruangan yang berada disini beserta gosip yang beredar. Seperti ketika dia menceritakan gosip tentang Lab. Biologi yang mengatakan bahwa patung kerangka manusia itu terbuat dari tulang asli dan para penghuni asrama sering melihat patung itu berdiri didepan pintu Lab. setiap jam 10-03 malam tanpa tahu siapa yang memindahkannya kesana, atau gosip lain tentang kasus bunuh diri di toilet perempuan. Aku menanggapi seolah itu adalah hal yang wajar. Ketika Rudi bertanya apakah aku takut? aku hanya menjawabnya dengan senyuman dan gelengan kepala. Bukan berarti aku tidak percaya dengan hal seperti itu. Tetapi, aku pikir hampir semua sekolah memiliki kasus yang sama. Karena tidak hanya satu kali aku mendengar gosip tentang patung Lab. Biologi atau hantu di toilet. Bahkan disekolah lamaku, gosip seperti itu juga pernah tersebar.

"Dari semua ruangan yang ada disekolah, ruangan mana yang paling kau suka?" tanya Rudi.

"Hm..." aku berfikir sejenak sebelum menjawab, "Perpustakaan"

"Benar kan? Aku yakin kau akan mengatakan itu! Hehe..."

"Kenapa begitu?"

"Karena wajahmu terlihat seperti orang jenius! Biasanya sih orang jenius memilih perpustakaan sebagai tempat favorit mereka!"

"Hahaha..." aku tertawa garing dengan muka yang dipaksakan (Bisa dibayangkan?).

"Kau juga terlihat pendiam" Katanya.

"Semua juga bilang begitu" Kataku. Sebenarnya, aku ini orang yang cuek. Aku bahkan tidak banyak berbicara dengan teman sekelas disekolah lamaku. Aku benci suara berisik dan menyukai ketenangan. Selain itu, aku juga benci orang yang berisik. Dan Rudi adalah salah satu orang berisik itu.

"Kalau kau bagaimana? Tempat apa yang paling kau sukai disekolah?" tanyaku di sela keheningan kami.

"Dari semua tempat, aku lebih memilih UKS!" jawabnya yakin.

"Apa kau sering sakit?" tanyaku yang mulai penasaran.

"Tidak, aku hanya sering tidur... Ketika aku bosan di kelas, aku akan bolos dan tidur di UKS! Aku sering melakukan itu! Hehe..." jawab Rudi dengan entengnya.

Aku benar-benar tidak berfikir kesana. Mungkin Rudi adalah salah satu diantara banyak siswa yang memiliki loyalitas tinggi untuk sekolahnya dengan prinsip "Sekolahku adalah Rumahku". Untuk selanjutnya, aku tidak boleh dekat-dekat lagi dengannya karena aku khawatir dia akan menularkan sifat buruknya padaku. Kata orang, kenakalan remaja itu menular.

"Sekarang, aku akan menunjukkan tempat kedua favorit ku." Rudi membawaku menaiki tangga ke dua. Lorong tangga ini gelap dan sempit, persis seperti tangga darurat dalam gedung. Seingatku sekolah ini hanya memiliki dua lantai, lalu tangga ini membawaku kemana?

Rudi membuka pintu berkarat yang berada di ujung ruangan dan seketika itu juga angin segar berhembus menerpa kami.

"Tada! Ini adalah atap! Selain di UKS, aku juga suka tidur disini! anginnya sangat menyegarkan!!!" kata Rudi.

Sepertinya, bocah satu ini benar-benar hobi tidur. Aku berjalan menghampiri Rudy yang bersandar di pagar tembok di sisi atap.

"Disini memang tidak terlalu tinggi seperti gedung lainnya, tapi disini cukup menyegarkan kan? Oksigen segar adalah yang terbaik!"

Aku menoleh kebawah. Melihat lapangan sekolah yang diisi oleh sekelompok remaja pemain futsal.

"Apa kau menyukai pemandangan dari sini?" tanyaku kepada Rudi yang masih berdiri disampingku.

LunatiC : Deep World Dark Side [END]On viuen les histories. Descobreix ara