1.9. LunatiC : 1 years later~

92 15 0
                                    

Satu tahun berlalu dengan cepat. Aku, Rudi, Dave, Nina, dan Rika sudah terbiasa menjalani hari tanpa kehadiran Gilang. Setelah lulus dari SMA, kami mulai berpencar karena kami telah menemukan impian kami masing-masing. Tapi meskipun begitu, kami tetap tinggal bersama. Hubungan kami layaknya sebuah keluarga, lima saudara yang tidak terpisahkan-meskipun kami tidak memiliki hubungan darah. Aku, Rudi, dan Nina mendaftar di Universitas untuk melanjutkan pendidikan kami. Dave memilih putus sekolah dan mulai bekerja paruh waktu di berbagai tempat. Sedangkan Rika masih belum jelas. Dave telah menyuruh Rika untuk melanjutkan pendidikannya. Soal biaya, Dave akan berusaha untuk mencarinya. Dalam keluarga kami, mungkin Dave lah yang paling cocok berperan sebagai seorang ayah. Mungkin Gilang lah yang paling cocok-jika saja Ia masih bersama kami.

Ketika aku bertanya kenapa Dave tidak memilih untuk melanjutkan pendidikannya, dia menjawab : "Aku bosan belajar! Lebih baik aku menghabiskan waktuku untuk bekerja dan mendapatkan uang." Begitu katanya. Beruntung sekali banyak orang yang mau mempekerjakan nya. Dia telah memiliki dua pekerjaan tetap. Pagi-Siang dia bekerja sebagai Karyawan di sebuah mini market. Siang-Petang dia melayani pelanggan di kedai ramen Jepang tak jauh dari wilayah sini. Rumornya, Dave ingin mencari pekerjaan baru untuk menambah penghasilan.

Hari ini hari Sabtu. Aku tidak ada kelas jadi aku dan Rika pergi berdua. Tidak, tidak, ini bukan kencan. Aku hanya mencarikan pekerjaan untuk Rika, meski ini sulit karena semua kekurangan Rika dan dia juga hanya memiliki ijazah SMA. Lalu, kenapa Dave bisa bekerja hanya dengan Ijazah SMA? Jawabanya adalah karena Dave seorang lelaki dan memiliki tubuh kuat. Dia bisa mengangkat beban yang berat dan dapat diandalkan. Aku juga ingin bekerja seperti Dave, tetapi orang tuaku menyuruhku untuk melanjutkan pendidikan. Aku adalah mahasiswa Fakultas Psikologi, cita-citaku adalah menjadi seorang psikiater.

"Baiklah, sekarang aku ingin sungguh-sungguh bertanya padamu, Rikka! Kau ingin bekerja sebagai apa?!" tanyaku dengan sedikit penekanan.

Rika menoleh sedikit, kemudian menjawab, "Tidak Tahu".

Loh, kok Rika ngomong?
Tentu saja dia bicara! Sudah satu tahun lebih kita tinggal bersama dan telah mengenal satu sama lain. Lagipula, Rika hampir sembuh dari trauma masa lalunya berkat konsultasi dengan Dr. Siska. Jadi, dia bisa berbicara dan sedikit lebih terbuka dengan kami-Aku, Dave, Rudi, dan Nina.

"Rika, ini sudah dua minggu kita mencari pekerjaan jadi tolong bekerja samalah dengan memberi tahu pekerjaan apa yang ingin, bisa, dan mampu kau lakukan" Terdengar tidak efektif, tapi biarlah~

"Aku tidak tahu, Erick! apa sajalah, terserah apa saja" Jawabnya dan membuatku kesal.

"Oke oke, bagaimana dengan... Mm... Pelayan Cafe?!" tanyaku.

"Tidak bisa, aku harus bertemu dengan banyak orang.. aku tidak bisa bersikap ramah dan berbicara dengan mereka..." rengeknya.

"Kasir?"

"Itu sama saja, Erick"

"Aku bingung Rika, sungguh!"

Rika menghentikan langkahnya secara tiba-tiba. Membuatku ikut menghentikan langkah dan menoleh kearahnya.

"Bagaimana kalau kita istirahat sebentar?" Katanya dengan pandangan sendu.

"Mm, baiklah" jawabku. "Oh, kesini!" Aku menggandeng tangan Rika dan membawanya ke penjual es krim terdekat.

"Kau pasti lelah ya?" tanyaku ramah.

Rika menunduk. "Maaf kan aku, Erick! Aku tahu kau lelah, tapi kau terus membantuku" Katanya.

"Rika, jangan pikirkan itu! Kita adalah teman, jadi aku akan membantumu ok?" Aku memegang kedua bahunya.

"Apa hanya aku yang menganggap kita sahabat?" tanya Rika dengan wajah polos.

LunatiC : Deep World Dark Side [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu