new classic | 8.

1.4K 418 116
                                    

sebagai mahasiswa baru yang masih polos, tentu semua apa yang dikatakan dosen pasti akan dituruti. mulai dari pakaian apa yang boleh dan tidak boleh digunakan selama jam perkuliahan, juga buku apa saja yang akan digunakan selama kuliah.

walaupun pada akhirnya buku itu tidak akan dibaca bahkan dibuka selama satu semester ke depan. memang tergantung pada pribadi masing-masing. tapi kebanyakan memang begitulah yang terjadi. seakan tidak ada perbedaan dari masa sma ke jenjang perkuliahan.


mulai mencari buku di perpustakaan pada akhir minggu perkuliahan ini sudah percuma rasanya, karena segala buku yang digunakan sudah habis dipinjam oleh yang lain. yoojung kehabisan buku. dan sekali lagi, sebagai mahasiswa polos yang takut akan banyak hal baru, yoojung terpaksa membeli buku.


"nanti gue anterin, gue tau tempat jual buku yang murah."

satu kalimat yang terlontar dari kakak tingkat yang ternyata tingginya tak beda jauh darinya inilah yang membuat yoojung tak segan menghabiskan uang untuk sekedar membeli buku akademik.


sambil menungggu jimin yang masih ada jam mata kuliah sekarang, yoojung dan arin masih berkeliling di perpustakaan kampus, mencari buku yang sekiranya masih bisa mereka pakai untuk bahan acuan belajar.

bersama dengan jihoon dan yuto yang lebih memilih duduk di alah satu meja sambil menikmati wifi gratis. karena cuma di perpus, tempatnya pas buat ngadem dan wifinya lancar jaya.


line!

pandhuputra jihoon n : yoojung
pandhuputra jihoon n : lo dicariin tuh

read


kalau kakak tingkatnya itu sudah keluar kelas, mengapa tak langsung mengatakannya pada yoojung. kan, yoojung bisa langsung ke depan gedung, tidak perlu sampai di jemput ke sini.

dan yoojung jadi malu sendiri.

segentle itukah jimin, sampai menjemput yoojung di perpustakaan.


"hoon, kak jimin mana?"

jihoon yang tadinya lagi asik  menatap layar laptopnya berdua dengan yuto langsung menoleh, "hah, ga ada kak jimin."

yoojung mengerutkan dahinya, "katanya tadi ada yang nyariin gue, kak jimin, kan?"

balik jihoon yang mengerutkan dahinya, "apaan, tuh, jinyoung nungguin di depan."

"HAH?!"

dan yoojung langsung mendapat lirikan tajam dari seisi perpustakaan.


ternyata memang benar, sosok laki-laki berwajah datar itu sedang melipat tangannya di depan dada sambil bersender di tiang depan perpustakaan.

dengan kesal yoojung menghampiri jinyoung.

"ngapain, sih, nyariin gue?"

jinyoung menatap yoojung datar, "mana tas lo?"

yoojung balas menatap jinyoung bingung.

jinyoung mendorong yoojung masuk kembali ke dalam perpustakaan, "ambil tas lo, kita pergi."


dengan setengah menahan, yoojung membalikkan badannya kembali menghadap jinyoung.

"ke mana?" tanya yoojung kesal.

jinyoung memutar bola matanya malas, "cepet ambil tas lo, keburu panas. lo, kan, anti matahari."

"lo kira gue vampir!"

jinyoung sudah kebal diteriakin yoojung setiap mereka bicara.


melihat yoojung yang sepertinya tidak mau menuruti perintahnya, akhirnya jinyoung menunjukkan ponselnya pada yoojung.

"ngapain, sih, ga-"

dan wajah yoojung langsung berubah lemas.


lagi-lagi mamanya.

kenapa mamanya ini sepertinya gencar sekali, sih, supaya jinyoung dan yoojung bisa baikan.

'jinyoung, bisa temenin yoojung beli buku? soalnya tante ada arisan hari ini.'

seperti itulah kira-kira isi pesannya.


iya, sebenarnya yoojung mau cari buku sama mamanya, tapi karena mamanya ga bisa, makanya yoojung pergi sama jimin.


dan cari buku sama jinyoung?

no!

mending yoojung ga bawa buku sekalian.


"ayo."

yoojung menghempaskan tangan jinyoung.


"jung, jadi, kan?"

dan entah sejak kapan jimin sudah berdiri di belakang keduanya.


wajah kesal yoojung langsung berubah menjadi sumringah bahagia hanya dalam sepersekian detik.

"oh jadi kok-"


"maaf kak, naya cari bukunya sama saya."


jinyoung menyahut tas yoojung yang dibawakan jihoon dari dalam, entah sejak kapan, dan langsung menarik tangan yoojung keluar dari kawasan perpustakaan.

mau dilepas juga ga bisa, soalnya genggaman jinyoung jauh lebih kuat dari pukulannya.


"jinyoung bashir ardiaman!"

teriak yoojung sampai menarik perhatian sebagian orang di area parkiran.

yoojung menatap jinyoung tajam dengan nafas berderu kesal.

"gue ga-"


dan ucapan yoojung langsung terpotong saat sebuah helm tiba-tiba terpasang di atas kepalanya.

entah setan dari mana yang merasuk, jinyoung yang menatap yoojung kini tersenyum.

"kalo mama lo udah nitipin anak gadisnya ke gue, masa gue harus bilang engga."

jinyoung sedikit membenahi rambut yoojung yang berantakan sebelum berbalik dan menyalakan mesin motornya.


yoojung?

entahlah.

ia sendiri tak bisa menjelaskan bagaimana keadaannya.





new classic

mampoes w dugun dugun gemas sendiri


aduh dah malam nih

tidurr

new classic― jinyoung ; yoojung ✔Where stories live. Discover now