DUABELAS

312 7 0
                                    

Waktu berlalu. Tak pernah mengubah apapun. Aku masih rindu akan kabar darimu. Aku masih candu segala hal tentangmu. Bualanku yang sudah melupakanmu hanyalah kebohongan terburukku. Kamu pun pasti tak percaya perihal itu. Kamu pernah mengenalku dan tahu bagaimana diriku. Sebanyak apapun aku menyangkal rindu, tetap saja rinduku lebih banyak dari itu.

Jika aku masih terlihat baik-baik saja, percayalah malam-malamku begitu sepi. Aku belajar berteman sepi, agar pedihnya bisa berkurang jika kamu pergi suatu saat nanti. Itu benar-benar terjadi. Kamu pergi dan tak pernah kembali lagi. Hanya saja sakitnya tetap sama. Aku masih saja rindu walaupun sudah belajar pada sepi. Aku masih saja tak bisa melupakanmu meski kamu telah jauh melangkah dariku. Dan aku masih saja membelenggu diri segala tentangmu walaupun kutahu bukan saatnya lagi menaruh rindu padamu. Aku terjebak nostalgia dalam usahaku untuk lupa. Aku terjebak rindu dalam usahaku menghapusmu. Semua yang aku lakukan sepertinya sia-sia.

Kamu adalah rindu sebelum berpisah dan luka setelah terpisah. Dan aku masih saja memilih rindu meskipun kita sudah tak bersatu. Aku masih saja berkutat segala hal tentangmu meski aku tahu waktu telah meninggalkanku. Sialnya, rindu itu tak seperti hujan yang lenyap dikala senja. Ia tetap ada. Melekat begitu saja. Tak bisa hilang bagaimanapun usahaku untuk lupa. Celakanya, rindu ini ibarat laut yang tenang, tak bersuara, namun dalam adanya. Semakin hari aku semakin tenggelam karenanya.

Rindu itu masih tak lekang oleh waktu. Tak gugur meski musim kembali bersalju. Tak luruh meski hujan turun dalam senduku. Aku merinduimu seperti pertamakali bertemu. Saat-saat kutatatap matamu dan kemudian kamu tertunduk malu. Saat-saat kumiliki senyumanmu dan kemudian kita hanyut dalam waktu. Saat-saat buih di pantai kita di sore itu yang begitu sendu.

Aku akui bahwa kamu pemberi rindu yang hebat. Semuanya masih saja tentangmu. Segalanya masih saja perihal dirimu. Walaupun kutahu ada yang bisa menggantikanmu. Aku masih saja tak ingin melepasmu. Walaupun kamu tak pernah ada di sisiku. Aku masih saja merindukan kenangan pulangmu. Apalagi yang aku tunggu meskipun kembalimu akan menjadi kesalahan kedua yang akan kita perbuat. Apalagi lagi yang kita dapat ketika saat-saat merayakan perpisahan pun adalah hal terhebat.

õ�O[�y

Lebih Lama dari SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang