Part 25 : Aku-Kamu

2.1K 159 38
                                    

Aduh sayang. Buka hatimu. Jangan ditutup terus. Kapan aku bisa masuknya?



Sebuah suara terdengar cukup keras dari arah mobil berwarna hitam. Suara musik itu mengalun dengan kencangnya. Membuat setiap kendaraan yang berada di sisi mereka maupun yang melewati dan yang berada di belakang mereka menatap dengan sinis ke arah mobil tersebut.

Bastian yang mengemudi mobil super berisik itu berdecak kesal saat menoleh kesamping, orang yang di sampingnya masih saja asik menikmati musiknya "Vin. Musiknya kekerasan bego!" Teriaknya kearah teman yang ada di sampingnya.

"Gua gak peduli bas! Gua lagi seneng hari ini!" Malvin terkekeh setelahnya.

"Alah baru om nya yang restuin. Belum juga bokapnya!"

"Alah bastian. Lo sirik banget sama gua" Balas malvin lagi.

"Bukan sirik. Seorang bastian mana pernah sirik sama makhluk yang ada di sampinya ini" Kini bastian mengangkat sudut bibirnya. Membentuk seutas senyuman kecil.

"Haha.. oh iya. Lo berani juga ya sama om andra"

"Salah dia sendiri ngapain buat gua kesal!? Emang tampang gua, tampang orang yang dari segi manapun berkekurangan gitu?" Ucap bastian. Dia tidak habis fikir dengan kelakuan dari paman pacarnya itu. "Dia gak tau aja siapa gua" Sambungnya lagi. Dia sudah pasti tidak akan membiarkan ruth menderita sedetikpun.

"Iya tuan muda bastian" Ucap malvin dengan lembut sambil membungkukkan badannya kearah bastian.

Bastian yang masih kesal langsung saja memukul kepala malvin. Mungkin hobi baru bastian saat ini adalah memukul kepala malvin.

"Anjir lo! Sakit odol!" Bastian hanya tertawa mendengar perkataan malvin. Dia butuh hiburan saat ini.

"Eh jadi ngumpul di rumah lo?"

"Jadilah"

"Oke kalau gitu gua langsung kerumah lo aja deh. Malas pulang-pulang lagi"

"Emang siapa yang mau nganterin lo pulang? Ogah gua. Selain itu irit bensin juga"

"Untung lo pacarnya kakak ipar gua. Kalau engga udah gua mutilasi lo di semak-semak" Ucap malvin akhirnya.

Setelah pembicaraan yang tidak berfaedah itu usai. Mobil bastian kini terpantri dengan apik di halaman rumahnya. Mereka kemudian masuk dan secara hebat telah di suguhi pemandangan yang membuat kekesalan bastian bertambah.

"Lo pada hebat bener ya! Yang punya rumah lagi pergi eh kalian santai banget disini" Bastian kini mengungkapkan kekesalannya. Membuat empat orang yang telah menghancurkan ruang tamunya itu tertawa kecil.

"Wih. Kok cepat banget kesini?" Malvin membuka suaranya lalu berjalan dan kemudian duduk di samping alif.

"Kalian yang kelamaan perginya" Cerca angga yang sedang duduk lesehan sambil memangku toples berisi cemilan.

"Itu tuh om vanya sama ruth resek bener. Gua gak suka sama dia!" Ujar bastian.

"Kalau lo suka sama om ruth berarti lo pacarnya om ruth. Bukan pacarnya ruth" Perkataan angga di sambut dengan senang oleh teman-temannya. Kini mereka berhigh five ria tanpa memperdulikan kekesalan yang melanda bastian.

"Lo ngomong suka ada benernya!" Teriak malvin kepada angga diiringi oleh tawa yang tiada habisnya.

Pembicaraan mereka kemudian berlanjut begitu saja. Mulai dari alif yang membicarakan siswi baru di sekolah mereka. Bastian yang masih saja kesal terhadap paman ruth. Devin yang menyesalkan kekalahan tim basket mereka kemarin. Angga yang meratapi kisah percintaannya. Sampai dengan ridwan yang hanya mengangguk saja.

The Part OfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang