Part 16 : Aku Cinta Kamu

2.4K 203 69
                                    

Ketika aku memintamu menjadi kekasihku. Mau mati rasanya aku. Takut jika kamu sang pujaan hati menolak cintaku. Tapi aku akan lebih takut lagi jika kau terpaksa menerima cintaku.






Ditengah gelapnya bumi. Suatu tempat yang bernama 'feel place' kini telah di sulap menjadi tempat yang sangat indah. Lampu-lampu yang biasanya terdapat di pohon cemara saat natal kini dililitkan pada pohon-pohon yang mengelilingi tempat itu. Batang-Batang pohon serta pagarnya dililit oleh kain berwarna putih. Kolam yang memancarkan cahaya itu kini tampak sangat indah. Di permukaan kolamnya terdapat bunga mawar yang disusun menjadi menyerupai gambar hati. Di bagian tengah tempat itu telah di pasang lilin-lilin pendek berbentuk hati yang disusun menyerupai gambar hati pula. Dari pagar sampai ketempat lilin berbentuk hati itu telah diletakkan lilin putih yang memiliki ukiran cantik. Jika dilihat dari arah pagar maka lilin putih itu disusun pada bagian sisi kiri dan sisi kanan sampai menuju ke lilin berbentuk hati.

Semua orang yang tadinya tampak resah menunggu sesuatu kini berlarian ketempat yang telah mereka sediakan untuk menjadi tempat persembunyian mereka setelah mendengar ada derau mobil yang mendekati tempat tersebut.

Seorang pria dan wanita turun dari dalam mobil tersebut. Tapi mata sang wanita kini di tutup dengan kain berwarna putih. Pria tersebut menuntun sang wanita untuk masuk kedalam feel place. Dengan sangat hati-hati ia memegang tangan sang wanita. Menuntunnya menuju kedalam lingkaran lilin berbentuk hati tersebut.

Sang pria membuka pengikat yang ada di kepala wanitanya. Seketika sang wanita terperangah melihat tempat dimana ia berada sekarang. Wanita tersebut asik melihat keasana-kemari. Mengagumi keberadaannya sekarang. Ia menatap pria yang berada di hadapannya saat ini. Pria tersebut tersenyum dengan sangat manis. Mata sang wanita seolah menyelidik, 'ada apa ini?' Fikirnya.

Lelaki tersebut menggenggam tangan wanitanya. Mengelusnya dengan kedua ibu jarinya. Ada debaran hebat yang kini melanda dirinya. Seperti dirinya kini tengah menghadapi situasi yang sangat mencekam.

"Ruth. Kamu suka tempatnya?" Tanya pria tersebut masih tetap berusaha untuk mengendalikan debaran yang masih saja setianya muncul.

"Bastian? Ini bagus sekali. Aku suka. Sangat indah. Tapi, apa saat ini kamu mau.." Ruth menggantungkan ucapannya. Merasa enggan untuk melanjutkannya.

"Aku mau apa?"

"Aku tidak tau" Jawab ruth akhirnya. Ia bingung sekarang. Apakah yang di fikirkannya benar atau tidak. Dia bingung.

"Ruth. Aku punya sesuatu untukmu" Bastian kemudian mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya. Benda tersebut kecil dan berwarna putih. Bentuknya menyerupai hati. Bastian kemudian membuka benda berbentuk hati tersebut.

Ruth menutup mulutnya yang kini tengah terbuka dengan tangan . Ia terkejut dan sekaligus senang dengan isi dari kotak tersebut.

"Ruth. Cincin ini memang bukan kepunyaanmu. Cincin ini sudah aku tempah menyerupai cincin kesayanganmu yang hilang dulu. Kamu bilang, cincin itu sangat berarti buat kamu. Itu pemberian nenek yang sangat kamu cintaikan? Maaf. Aku tau info itu dari tiara"

Ruth mengangguk tidak percaya. Dia tidak menyangka akan melihat cincin pemberian neneknya lagi. Walaupun kenyataannya cincin itu adalah cincin tempahan bastian.

"Ruth. Aku cinta sama kamu. Maaf sudah pernah membuat hatimu sakit" Bastian menghembuskan nafasnya lalu melanjutkannya kembali "Aku mau kamu menemani aku. Aku akan selalu menggenggam tanganmu. Memelukmu jika kamu membutuhkan sebuah pelukan. Air matamu akan aku halang untuk keluar"

"Kamu tidak perlu takut. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Kamu tidak akan pernah kehilangan orang yang kamu sayang. Lagi."

"Ruth. Aku cinta kamu. Kamu mau mencintaiku sepenuh hatimu? Menjalin sebuah hubungan yang diakhiri dengan pernikahan kelak?"

Ruth yang mendengar itu kini meneteskan air matanya. Ia tidak menyangka bastian akan seromantis ini.

"Aku tidak mau hubungan yang main-main" Ujar ruth dengan suara bergetar.

"Aku juga" Ucap bastian dengan tegas. Seolah ia memang tidak menginginkan hal yang tidak serius.

Beberapa menit sunyi menyapa. Bastian menanti jawaban ruth dengan sangat gugup. Begitu juga orang-orang yang bersembunyi ditempat persembunyian mereka. Mereka menatap dengan cemas. Apakah ruth akan menerimanya atau tidak. Jika tidak. Akan sia-sia perjuangan mereka untuk mendekor tempat tersebut.

"Tiara pa.." Belum sempat ruth menyelesaikan ucapannya. Bastian langsung menyambarnya.

"Tiara memang orang yang penting buat kita. Tapi aku tidak mau didalam hubungan kita ini ada tiara yang mengisinya. Aku tidak menyuruhmu untuk melupakan tiara. Tiara biarlah kita kenang di dalam hati kita masing-masing" Ucap bastian dengan tegas.

"Aku mau di hubungan kita hanya ada aku dan kamu. Tidak dia, tidak mereka, atau tidak siapapun. Kalau kamu menerimaku karna tiara. Maaf ruth, lebih baik kamu menolak cintaku saja" Sambung bastian lagi dengan mata yang menatap lurus kepada ruth. Seolah ia ingin menunjukkan keseriusan dari matanya.

Ruth kemudian memeluknya. Menangis dalam pelukkan bastian. Bastian mengelus punggung ruth. Berusaha memberikan ketenangan untuk wanitanya itu.

"Aku mencintaimu bas. Maaf telah mengungkit tiara di dalam setiap pendekatanmu"

Bastian tersenyum, kemudian melepaskan pelukan ruth dan memasangkan cincin tersebut. Tepat setelah cincin tersebut di pasang. Ledakan kembang api yang tidak dapat dihitung berapa banyaknya kini meramaikan tempat tersebut. Langit berubah menjadi warna-warni yang sangat indah. Ada satu ledakan yang sangat besar. Sampai-sampai ruth menutup matanya dan menyembunyikan kepalanya pada dada bastian.

Bastian kemudian menggerakkan ruth untuk membuka matanya dan menghadap kelangit. Ruth kemudian terperangah kembali setelah melihat keatas. Di langit sana terdapat gambar hati dan huruf 'B' di sebelah kanan lalu huruf 'R' di sebelah kiri. Walau hal itu hanya bertahan beberapa detik saja namun ruth sangat senang. Itu hal teromantis yang pernah ia dapat.

Mereka yang tadinya bersembunyi kini telah keluar dan menghampiri sepasang kekasih tersebut. Ruth tampak terkejut melihat kehadiran mereka. Ruth memeluk kelima temannya yang tadi bersembunyi. Tertawa bahagia di sela tangis. Begitu juga dengan bastian yang berpelukan layaknya pria pada umumnya sambil mengucapkan kalimat terimakasih untuk kelima temannya. Mereka kini berdiri sejajar. Menatap langit dengan saling merangkul.

Devin yang berada disebelah kiri bastian kemudian membisikkan sesuatu "Bas. Lo kurang romantis" Ucap devin agar bastian menjadi cemas. Padahal pernyataan cinta kali ini cukup romantis menurutnya.

Bastian yang kaget langsung saja menampilkan wajah cemasnya. Takut-takut ruth tidak menyukai acara pernyataan cinta tersebut "Lif!" Dia mencolek alif yang ada di samping kirinya lalu membisikkan sesuatu "Emang gua tadi kurang romantis ya?" Tanya bastian dengan tampang cemasnya.

Alif yang melihat itu langsung saja tersenyum lebar. Kemudian ia menganggukkan kepalanya dan kembali menatap ke langit.

"Vin. Jadi gimana dong?" Tanya bastian kepada devin. Devin yang selalu saja senang melihat tampang cemas dari bastian kini tertawa kecil.

"Haha.. tenang aja. Ruth cinta sama lo. Jadi apa yang lo lakuin bakal kelihatan romantis dimatanya. Tenang aja" Ucap devin memberi ketenangan buat bastian.


"Syukurlah"





Buat kalian semua yang udah setia baca dari awal sampai sekarang ini. Thanks banget yaa.. ilysm💕

Jangan ragu buat klik bintang (vote) dan comment yaa 😚

The Part OfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang