Part 20 : Don't Leave Me Alone

2.2K 177 41
                                    

Jangan pergi. Aku mohon. Saat kau telah menjadi duniaku, aku mohon biarkan aku hidup di dalam mu. Cemasku telah berlebihan, tolong kau hapus itu dengan kesetiaanmu.



Seorang pria kini menunggu dengan cemas. Ia sedang duduk di sofa berwarna putih dengan meja bening transparan yang terletak tepat di depannya.

"Sorry kak bastian. Udah lama nunggu ya? Tumben nih pulang sekolah langsung kesini" Wanita yang baru saja menuruni tangga itu kini duduk di depan pria yang bernama bastian itu.

"Gini fy. Gua mau minta bantuan lo. Gua sama pacar gua ada salah paham sedikit nih" Bastian yang masih mengenakan seragam sekolahnya kini mengutarakan maksud dan tujuannya.

"terus apa hubungannya sama aku?"

"Iya. Salah pahamnya karna lo. Udah ikut gua langsung aja ya. Nanti gua ceritain semuanya di mobil"

"Ya udah. Ify siap-siap dulu ya"

***

"Sha. Itu siapa yang di depan rumah lo? Orang minta sumbangan ya?" Kini devin dan marsha telah sampai di rumah marsha. Devin melihat ada pria yang sedang terduduk di depan pagar rumah marsha. Pria tersebut tampak sangat lesuh. Tidak ada semangat yang terpancar dari dirinya.

"Mungkin" Marsha menjawab asal pertanyaan devin. Dia merasa moodnya menjadi berantakan ketika melihat pria tersebut.

Marsha turun dari mobil devin, begitu juga dengan devin yang ikut turun akibat rasa penasarannya terhadap pria yang tengah terduduk di sana.

"Marsha" Pria itu berdiri dan menggenggam tangan marsha ketika melihat marsha hendak membuka pintu pagarnya.

"Awas" marsha menghempaskan genggaman tangan pria itu dan langsung saja masuk kedalam.

Devin yang melihat kejadian di depan matanya saat ini langsung saja mendekati pria itu dan memandangnya seolah menyelidik.

"Lo rafli?" Tebak devin.

"Gua gak tau gua siapa. Yang gua tau. Gua adalah pria brengsek yang udah nyakiti wanita yang gua sayang" Nada yang keluar dari pria itu terlihat menunjukkan rasa penyesalan yang hebat. Pria itu kemudian menatap rumah marsha dengan nanar lalu pergi begitu saja meninggalkan devin yang masih mencerna kata demi kata yang keluar dari mulut pria itu.

***

"Yuk. Kita udah sampe" Bastian keluar dari mobilnya setelah menyelesaikan kalimatnya. Disusul oleh wanita cantik yang keluar dari sisi lainnya.

"Kak bastian sih becandanya ada-ada aja. Pantes ruth cemburu" Perempuan itu kini memberikan pendapatnya tentang kelakuan bastian, setelah bastian menceritakan semua yang telah terjadi.

"Ya sorry fy. Awalnya cuman mau bercanda eh malah jadi kaya begini. Itu si malvin pake acara nambah-nambahin segala lagi. Ruth jadi tambah percaya deh" Gerutu bastian kepada malvin yang sudah jelas tidak ada bersamanya saat ini.

"Eh kak! Jangan langsung masuk"

"Emang kenapa?" Tanya bastian ketika telah membuka pintu rumah ruth dan hendak masuk kedalamnya.

"Inikan rumah orang" Protes ify kepada kakaknya yang selalu saja seenak udelnya.

"Ini rumah pacar aku ipii"

"Ih kakak! Ya aku tau ini rumah pacar kakak tapikan harus sopan juga"

"Iya ipinya rio" Bastian langsung menutup pintu rumah ruth dan menekan bel yang ada di bagian kiri pintu tersebut.

Beberapa kali bel tertekan akhirnya sang empunya rumah membuka pintunya. Terlihat wanita itu menatap dengan jengah pria yang ada di hadapannya saat ini.

The Part OfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang