Catching Feelings (Satu Part)

3.4K 166 1
                                    

Baca saja. Ini cukup membosankan? Hm? Semoga menyukainya, ehe. Garing, btw. Ehe.
Draft lama. Ehe. Bye. Ehe.
Happy reading :3

🎲🎲🎲🎲🎲🎲

Alipov

Aku, Aliando Syarief biasa disapa Ali. Aku tinggal disebuah perkomplekkan yang pasti jarang banget kalian tau, namanya perumahan Disilily. Aneh bukan? Memang, karena sekomplek ini isinya adalah rumah dimana aku tinggal, dan disebelahku adalah rumah sahabatku, selebihnya teman temanku. #yehaliperumahanemgkekgitu. Aku mempunyai kakak bernama, Kaia Drave Syarief, seorang wanita tomboy tapi sudah memiliki kekasih. Aku juga mempunyai kedua orang tua yang super duper sibuk, harus bolak balik dari negara orang ke jakarta, sehingga terkadang aku menginap dirumah sebelah, alias rumah sahabatku.

Prilly Latuconsina namanya, gadis mungil yang super duper cerewet, suaranya bisa ngalah speaker tukang tahu bulat. Dia bersekolah ditempat yang sama denganku, dia juga memiliki adik bernama Raja, terkadang raja bermain bahkan menginap dikamarku. Itusih sudah biasa. Jika aku ingin ke rumah Prilly? Aku tinggal lompat saja, karena kamarku bersebelahan dengan kamarnya.

Sudah ya intro dariku, melelahkan sekali sepertinya. Aku juga harus berangkat menuju ke sekolah bersama Prilly, si gadis mungil nan cerewet, paling sebentar lagi suaranya yang merusak telinga terdengar, eh.

"ALI..ALI.."sudah ku katakan tadi suaranya yang sangat mengganggu itu akan terdengar, paling sebentar lagi ia masuk tanpa izin ke kamarku.

"Ali cepetan, hari ini hari jum'at dan gue harus piket"memang benar hari ini adalah hari jumat jadwal Prilly piket, kalau aku sih hari senin, sehabis upacara langsung kelelahan karena piket.huft.

"sebentar Pril, gue nyari buku ipa gue keselip nih!" ucapku mencari buku catatan ipa di selip selipan buku pelajaran, "eh dodol, kan dikumpulin" ucapnya, aku menepuk keningku, kenapa aku bisa lupa? Padahal kemarin dikumpulkan.

"lo sih, jadi lupa kan gue. Yaudah ayok berangkat"aku langsung berjalan mendahuluinya, sedangkan dia mengikutiku dari belakang. Tak lupa ku pamit kepada Kaia, begitupun si bawel. Aku langsung menaiki motorku begitupun si Prilly naik dibelakangku. Setelah 15 menit, akhirnya aku sampai disekolah, aku langsung berjalan memasuki ruang kelasku, begitupun Prilly.

"woy, piket lu Pril, bersihin meja gue yak!" ledekku saat Prilly memegang sapu, dia menatapku tajam sangat amat tajam.

"nih, lo aja sendiri! Ngapain gue nyapu bangku lo? Mending gue sapu aja muka lo ya!" ucapnya, aku hanya menjulurkan lidah meledeknya dan membiarkan Prilly membersihkan kelas ini bersama yang lainnya. Aku memperhatikan saat Prilly digoda oleh kakak kelas 12,ini gak bisa dibiarin.

"sorry kak, dia lagi piket tolong jangan diganggu"ucapku menarik Prilly masuk kedalam kelas, kakak kelas itu menatap tajam diriku.

"lo siapanya dia? Gausah banyak gaya deh, ngapain sih ikut campur? Gue ini yang mau deketin dia"ucapnya menunjuk nunjuk, akusih cuma bisa bilang "o aja ya kan" ucapku membatin.

"udahlah, gak guna juga kita ngomong sama anak ingusan kayak dia. Cabut"aku menatap tajam kepergian kakak kelas itu. Jika dia bukan kakak kelasku, akan ku remuk wajahnya yang sok kegantengan, cih.

"thanks Li, lo emang sahabat gue yang baik banget dah"ucap Prilly menepuk kecil pundakku, aku hanya mengangguk dan memilih duduk karena bel sebentar lagi bunyi.

Short Story - APWhere stories live. Discover now