Believe - Sembilan

3.1K 252 6
                                    

Ali segera menuju alamat apartemen Prilly. Ia mengetahuinya, karena Prilly memberikannya. Namun saat sampai sana, nihil, tak ada yang menyaut.

"excuse me, do you know where she is?" tanya Ali pada seorang yang lewat.

"Prilly?" orang itu menunjuk kamar Prilly, dan Ali mengangguk.

"she was in hospital right now. i heard, she was hit by someone yesterday. everyone says, she in terror" Ali berdecak. Di teror? Sepertinya Prilly tidak pernah memiliki masalah dengan siapapun.

"thank you" Ali segera menuju rumah sakit yang diberi tau oleh perempuan tadi. Teror? Memangnya gadisnya pernah membuat salah? Kalau iya, dengan siapa? Memikirkannya membuat Ali pusing.

Ali segera berlari menuju ruangannya. Ia memberhentikan langkahnya, saat sudah sampai. Segera ia masuk dan duduk di kursi yang tersedia.

"padahal aku kesini mau liat kamu senyum, kok malah sakit?" lirih Ali menggenggam tangan Prilly. Ia hanya sendiri disini, berarti dari kemarin tak ada yang menemaninya? Ali menyesal baru datang sekarang.

"maafin aku, seharusnya aku datang lebih awal, kalau bisa seminggu yang lalu seharusnya aku datang biar kamu gak kayak gini" ucapan Ali penuh rasa bersalah.

"Ali?" Ali menolehkan kepalanya menatap Prilly dengan berbinar.

"aku dimana? Kamu kok disini?" tanya Prilly

"kamu di rumah sakit, jadi aku mau temenin kamu. Gimana keadaan kamu? Masih sakit gak? Kalau ada yang sakit bilang aku ya! Aku minta maaf"ucap Ali, Prilly mengerutkan keningnya bingung.

"minta maaf kenapa? Kamu kan gak salah"

"gak papa, ini gara gara aku. Udah gak usah dipikirin, yang penting kamu harus cepet sembuh"Prilly menganggukkan kepalanya.

"Li"

"iya? Kamu mau apa? Pipis? Aku gak bisa bantu, kan belum aku halallin kamunya, ehehe" ledek Ali dengan kekehannya, Prilly menatap lelaki ini tajam.

"aku mah juga bisa! Aku cuma mau, ehm" ucap Prilly ragu, Ali sudah was-was, takutnya Prilly bilang 'aku mau kita gak usah temenan lagi' atau 'aku udah punya yang lebih baik dari kamu, jadi mulai sekarang gak usah sahabatan lagi' jangan sampaii seperti itu.

"Ali ih, kok malah bengong?" kesal Prilly

"kenapa? Kamu udah ada yang baru ya? Sampai sampai ragu gitu. Kita baru pisah beberapa bulan doang loh, kamu punya yang lebih baik ya?" tanya Ali lirih.

"ih, apaan sih kamu? Orang aku mau minta tolong ambilin makan! Kok nyambung nyambungnya ke sana? Dasar!" kesal Prilly sekesal kesalnya. Mana bisa Ali mengambil kesimpulan seperti itu?

"oh, bilang dong! Aku udah deg deg-an tau gak sih? Yaudah, kamu mau makan apa sekarang? Aku beliin"Prilly tampak berpikir dan tersenyum.

"no es krim"

" baru juga mau itu, kenapa sih? Masa gak boleh??" Prilly mengerucutkan bibirnya dan itu membuat Ali gemas.

"sayang, eh Prilly, kamu itu lagi sakit. Nanti kalau udah sembuh, baru deh aku beliin, janji deh janji" Prilly hanya melirik Ali sekilas.

"awas aja kalau bohong!"

"gak mungkin, yaudah aku mau beliin kamu makanan, jangan kemana mana! Ntar aku sentil nih" Prilly menjulurkan lidahnya meledek Ali, sedangkan Ali menghiraukannya.

"dasar! Cowo bawel, untung sayang! Eh?"

###

Prilly sudah pulang dari rumah sakit. Jika ditanya Ali kemana? Jawabannya sudah balik ke Indonesia. Beberapa hari ini Prilly ditemani oleh Bella. Gadis itu memang baik sekali.

Short Story - APजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें