Believe - Tujuh

3.1K 246 5
                                    

Beberapa bulan kemudian...

Susah untuk Prilly mengubah Ali. Dulu memang Ali yang ingin mengubah Prilly menjadi ceria, namun sekarang sebaliknya. Jika dilihat umum, mereka seperti pasangan yang dingin. Prilly akui, ia menyukai Ali yang lebih perhatian, tapi cueknya sama sekitar, membuat Prilly sedikit rindu dengan Ali yang dulu.

Jangan lupa makan! Belajar boleh, tapi jangan tidur kemaleman. Besok ulangan terakhir, abis itu bebas.

Iya, km juga

Aku pasti, kamu yang harus dikasih tau dulu.

Goodnight, besok aku jemput

Too

Iya

Prilly mematikan ponselnya dan melanjutkan belajar. Benar kata Ali, enak menjadi sahabat saja, ia merasa bebas namun ada yang menjaganya. Besok adalah ulangan terakhir, setelah itu tinggal menunggu hasilnya. Rasanya Prilly ingin kuliah bersama Ali ditempat yang sama, sayangnya lelaki itu memilih di Indonesia, sedangkan Prilly di London.

"coba aja Ali samaan kayak gue kuliahnya"gumam Prilly, setelah itu fokus pada bukunya hingga larut malam.

###

Ali mematikan motornya dan berjalan menghampiri pintu besar rumah Prilly. Ia mengetuk dan mengucap salam sampai akhirnya ada pembantu yang membukakannya. Ia memilih menunggu Prilly duduk di bangku.

"sorry lama" Ali bangkit dari duduknya dan mengangguk. Lelaki ini tak ada ekspresi apapun, hanya datar. Ya, semenjak meninggalnya sang mamah, Ali menjadi seperti ini. Fans-fansnya pun juga heran.

"gapapa, yuk" Prilly mengangguk dan berjalan keluar rumah mengikuti Ali. Kedua orang tua dan kakak Prilly sudah pergi lebih awal, maka dari itu rumah terasa sepi.

***

"kita beda ruangan, kamu kerjain yang bener ya!"ucap Ali, Prilly mengangguk dengan senyum tipisnya, Alipun membalasnya, ia mencubit kecil pipi chubby milik sahabatnya ini.

"kamu juga, aku duluan, bye sahabat" Ali terkekeh kecil, bye sahabat?? Gadisnya bisa saja. Eh? Gadisnya? Maksudnya, sahabatnya.

Ali berjalan memasuki ruangannya dan menjatuhkan tubuhnya di kursinya. Ia memilih menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk nanti. Sambil menunggu bel, ia membuka buku untuk dipelajari.

***

Semua siswa maupun siswi akhirnya bisa tersenyum bebas. Ujian sudah selesai, namun yang membuat sedih adalah nilai.

"Ali" panggil Prilly menghampiri Ali yang baru saja keluar dari kelasnya. Ali tersenyum tipis dan berjalan menghampiri Prilly.

"gimana ngerjainnya?" tanya Ali

"alhamdulillah, bisa" jawab Prilly senang. Ali tersenyum tipis melihat ekspresi Prilly yang jarang dilihatnya, namun belakangan ini sih sering.

"gimana kalau nanti malam kita jalan jalan" ajak Ali, Prilly sedikit berfikir kemudian mengangguk setuju. Lagipula ia juga butuh hiburan.

"yaudah, nanti malam aku jemput. Sekarang ke kantin, kamu makan. Lagipula nanti tinggal pengumuman doang" Prilly mengangguki ucapan Ali. Mereka berjalan bersama menuju kantin, ekspresinya ya datar saja.

###

Prilly berjalan menuruni anak tangga dan menghampiri seseorang yang sudah menunggu dibawah. Terlihat Ali sedang mengobrol dengan Andra.

"Li"

"yailah Pril, ngapain sih jalan? Mending Alinya disini aja, main ps sama gue"ucap Andra

"bodo"

Short Story - APWhere stories live. Discover now