Y

255 47 2
                                    

"Sel, lo udah sadar?" tanya Nadia.

"Hooh. Oh iya Calum kemana?" tanya gue.

"Um, Calum ada kok, cuma lo gabisa ketemu dia sekarang, kan kalian berdua kecelakaan."

"Tapi Calum baik-baik aja kan?" tanya gue lagi, dengan nada sedikit cemas.

"Um, i-iya, Calum ada kok, dia baik-baik aja." kata Luke.

Setelah satu minggu lebih berada di rumah sakit, akhirnya gue udah dibolehin pulang ke rumah. Keadaan gue mulai membaik. Hanya gue belum ketemu Calum.

Gue sekarang sedang berada di taman belakang rumah Calum, bersama Luke, Nadia, Alex, Michael, Ashton, Franca, dan Irene. Tapi anehnya gue gak ngeliat Calum disini.

"Calum nya mana?" tanya gue.

Tiba-tiba kak Mali datang, menghapiri gue dari belakang, dan duduk di samping gue.

"Calum nya dimana?" tanya gue sambil tersenyum kecil.

Kak Mali menaruh telapak tangannya dibawah telapak tangan gue, dan membawanya ke dada gue, "Calum selalu ada bersama kamu, dimana pun kamu berada, karena hatinya berada di dalam kamu." kata kak Mali sambil tersenyum menahan tangis.

Air mata gue pun langsung jatuh, namun gue masih tetap berusaha untuk tersenyum, "Ca-calum, hatinya?"

Kak Mali langsung memelukku erat, "terima kasih udah buat hari Calum berwarna. Aku bahagia saat melihat Calum bahagia juga saat itu." kata kak Mali lagi.

"Happy Birthday." kata Luke, sambil memberikan sebuah kotak kepada gue.

"Calum pernah cerita sama gue dari sebelum lo sama dia jadian, tentang lo, tentang tanggal ulang tahun lo, dan dia bingung mau kasih apa, akhirnya dia tau. Meskipun lo gabakal suka sama pemberiannya, tapi dia tau, lo butuh itu. Dia tau, lo butuh hatinya." jelas Luke.

Gue terdiam dengan masih menangis. Namun setelah itu gue menghapus air mata gue dan berusaha tersenyum "ya, makasih Luke." kataku, sambil menerima kotak itu.

Malamnya, aku membuka kotak itu. Dan aku mendapati sebuah kain kassa dan plester yang kotor dan masih menyisahkan darah, dan gue juga mendapatkan cd dan surat. Gue pun segera membaca surat itu.

Rasel. Sebenarnya, aku masih pengen ngelanjutin semuanya sama kamu. Tapi sepertinya kita tak pernah bisa.

Aku masih gak nyangka, cinta bisa mempertemukan seseorang dengan tidak disangka. Dikira, saat kejadian tawuran itu, kita gak bakal ketemu lagi, ternyata kita masih bisa bertemu, dan kita diberikan kesempatan untuk saling mengenal, hingga kita bisa jatuh cinta sampai sekarang.

Aku masih ingat, betapa lucunya kamu saat kita masih jaman-jamannya pdkt. Dan aku suka sikap kamu, karena kamu itu gak pernah palsu.

Saat itu aku memang takut untuk nyatain cinta sama kamu. Karena aku tahu, mungkin aku bisa membuat kamu bahagia, membuat kamu terbang, dan tapi nyatanya aku akan menjatuhkan kamu kembali dan pergi meninggalkan kamu.

Sebelum aku kenal sama kamu, hidup aku menyedihkan. Aku bukanlah apa-apa. Keluargaku tidak pernah peduli padaku, semenjak mereka bercerai. Mereka hanya memberi uang untuk kehidupan aku sehari-hari. Bahkan saat aku terkena kanker sialan itu, mereka baru tahu karena kak Mali yang ngasih tahu.

Dan Happy Birthday my love. I love you. Aku gatau harus ngasih kado apa saat itu, jadi aku ngasih hati aku dan kotak ini. Aku ngasih hati aku ke kamu, karena kamu itu lebih berharga dibanding aku. Kamu punya keluarga yang harmonis. Kamu punya sahabat-sahabat yang sangat baik, dan jika saat itu aku gak ngasih hati aku ke kamu, kamu mungkin merasa bersalah kepada mereka-mereka yang menyayangi kamu, karena mereka akan terus menangis. Kamu punya segalanya, dan pastinya aku akan marah jika kamu nantinya akan menangis seharian karena aku pergi.

Sekali lagi, terimakasih untuk semuanya, terutama kata-kata yang aku minta saat malam itu. Aku bersyukur.

Calum.

Gue pun kembali menangis. Aku menangis sambil tertidur diatas kasur. Gue menyesal saat itu mengapa gue tidak menyetir dengan baik.

Mata gue udah cape buat terbuka. Akhirnya gue tertidur. Dan gue berharap bisa ketemu lagi dengan Calum.

Meskipun rasanya gak mungkin.

•••
(a/n)
im cryin rn :'(

Precious||HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang