27. No!

34.5K 1.6K 146
                                    

Selamat siang menjelang sore semuanya !! Apa kabar kalian hari ini ? Semoga selalu sehat dan baik-baik aja yaa. Terimakasih buat kalian semua yang terus mendukung cerita ini untuk berlanjut.

Keep reading and share it to ur social media if you want 💞

*

27

Ya, dan aku membencimu.

Davin berdecak kesal untuk yang kesekian kali membaca balasan pesan yang terakhir itu. Ia tak menyangka efek dari mabuk berat yang ia rasakan semalam akan berujung pada kekonyolan yang seperti ini, dan seharusnya hal ini tidak usah terjadi.

Ia memukul-mukul kepalanya pelan karena geram, geram akan kecerobohan tangannya sendiri. Matanya sudah berkali-kali membaca pesan 'aneh' yang ia kirimkan pada gadis itu, namun tetap saja rasanya masih sama. Logikanya masih tidak bisa mentolerir hal itu terjadi.

"Kau benar-benar ceroboh Davin." ponselnya segera ia letakkan di sebelah laptop yang ada di hadapannya "Aku harus meminta maaf tentang ini padanya." rencananya karena ia belum membalas pesan balasan yang dikirimkan oleh wanita itu. Matanya sudah terasa tidak sanggup untuk membaca lagi pesan-pesan 'aneh' yang ada di atasnya, dan untuk itu ia meletakkan ponselnya dan kembali berfokus pada seluruh pekerjaannya.

*

Suara alat pengering rambut terdengar bising di ruangan ini. Dengan lihai, Joe membolak-balikkan helaian rambut wanita yang ada di hadapannya sambil mengeringkannya. Alana yang sedang menikmati peach tea di tangannya segera meraih ponselnya yang ada di atas meja lalu memeriksanya.

Kenapa dia tidak membalas pesanku ?

Alana mengerucutkan bibirnya tanpa sadar sambil membaca lagi pesan absurd yang semalam ia terima.

Apa dia benar-benar mabuk ? Atau dia sengaja mempermainkanku ? Keterlaluan.

"Ada apa Al ?" tanya Joe begitu melihat wajah kesal Alana "Tidak ada apa-apa, aku hanya- sedikit kesal." jawabnya lalu meletakkan ponselnya ke dalam tas. Matanya kembali memandangi dirinya di depan cermin sambil menyeruput teh di tangannya.

"Apa yang membuatmu kesal ?"

Alana meneguk minumannya sejenak sebelum kembali berbicara "Davin mengirimiku pesan yang sangat aneh dini hari tadi. Aku pikir dia sedang mabuk saat itu." suara tawa ringan Joe terdengar setelahnya "Hei, kalian sudah saling berkirim pesan rupanya. Sedekat apa hubungan kalian ?"

Pertanyaan itu membuat Alana jadi sedikit kikuk, ia lupa kalau tidak banyak orang yang tahu bagaimana kedekatannya dengan CEO muda yang pernah masuk dalam majalah gosip itu akibat dirinya. Ia menggeleng cepat "Tidak dekat." jawabnya langsung "Aku hanya beberapa kali bertemu dengannya saat ayahku mengadakan acara makan malam besar bersama rekan bisnisnya. Dan, begitulah."

Joe manggut-manggut mendengar penjelasan singkat itu "Lalu bagaimana dengan kekasihnya? Bukankah dia terlihat seperti membencimu."

"Sangat."

Alana meletakkan gelas teh di tangannya lalu mendengus "Andai kau tahu apa yang sebenarnya terjadi, kau pasti akan paham maksudku sekarang Joe." tuturnya dan kembali bersandar pada kursinya "Apa maksudmu ? Bisa kau ceritakan saja lebih jelasnya ?" rasa penasaran Joe kian meningkat akibat pertanyaan yang ia lontarkan sendiri.

RETURN | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang