prolog

414 18 3
                                    


Foto yang diatas itu Satoshi Hyuuga

....................

"Ohayou nee chan!"

Belum lama aku membuka mataku, indra penglihatanku langsung menangkap seorang siluet pirang menggoncang tubuhku ringan, tapi terus menjadi keras.

Kukucek sejenak mataku dan mengulet pelan

"Kenapa Satoshi? Bukannya kita sudah menyepakatinya kemarin malam?" seraya mencubit saudara kembarku, ku ucap pelan jawabanku.

Pipinya langsung memerah, dan membuang wajah yang mirip denganku itu berpaling, mulutnya cemberut seperti sedang cemburu

"Aku... Tidak mau nee chan pergi"

Wajahku terkejut dengan selingan kecil yang ku tebak rona merah halus di pipi rahang tasku. Lalu aku terkekeh pelan, duduk dan membiarkannya meminjam bahuku

"Memangnya kenapa? Kau juga sudah punya kan?" Jawabku memandang netra ungunya kembaran miliknya

Ia mendengus "Akemi dan Sasaki itu berbeda! Kau adalah kakakku dan Akemi ialah perempuan yang disukai" walaupun umurnya sudah beranjak dewasa, mengikuti umurku tinggalnya maupun nada suara tidak bisa diubah begitu saja

"Jadi hanya Akemi yang kau sayangi?"

"Aku lebih menyukai nee chan!.. jangan salah paham, ayah menyuruhku untuk mengatakan itu"

Aku terkekeh pelan sekali lagi dan mengecek surau emasnya sebelum sebuah nada menginterupsi kami

"Maaf mengganggu Sasaki sama. Tapi Mito sama telah menunggu anda diluar. Juga tuan besar memanggil anda untuk menghadap"

Pelayan itu langsung kembali menutup pintu dan menyisakan nada diam di antara kami

"Pergilah kak. Mungkin itu urusanku"

"Tapi ayah yang memanggilku"

"Siapa bilang?! Pelayan itu yang mengatakannya, bukan ayah. Lagipula aku ingin membalas budi nee chan saat itu"

"Bagaimana kalau ayah sampai tau?" Ucapkan sambil berdiri dengan terdorong olehnya

"Itu urusanku. Aku sudah dewasa. Sekarang cepatlah berkemas dan temui teman kakak itu" ia mendorong tubuhku kalut dan mencoba untuk menutup pintu kamarku.

"Hal itu penting untuk dilakukan. Berbicara saat saat terakhir sebelum menikah itu saat yang paling dirindukan bagi kakak nantinya."

Aku hanya mematung seraya menatapnya dengan heran, meskipun handuk hangat sudah kupegang, satu kakipun aku belum melangkah masuk ke kamar mandi

"Tunggu apa lagi! Sarapan sudah dingin!"

Blamm!

Satoshi.. dari kecil ia selalu perhatian terhadapku

Padahal aku kakaknya

Beda 4 menit saja

««««««»»»»»»

Sesuai perkataan saudara lalaki kembaranku, aku mengikuti perkataannya yang menyuruhkan aku untuk mengendap endap keluar kamar, mansion dan menemui Mito, sahabat lamaku di luar mansion.

Ia terlihat lelah, dan secucur keringat melintasi dahinya.

"Mito..." aku menutup gerbang mansion dan bersikap santai gelagapan "...maaf, aku sedikit lama"

Dia hanya terdiam sejenak lalu membuang nafas ringan. "Yah sudahlah, tidak apa apa. Mari" bujuknya seraya mengamit tanganku

"Ke, kemana?"

Mine | MadaraxSasaki | FanfictionWhere stories live. Discover now