Bab 8.

3.6K 552 11
                                    

Jian hanya bisa menghembuskan nafasnya kala Donghae yang sedari ia datang ke kafe memarahinya habis-habisan. Tidak hanya Donghae, Eunhyuk yang biasanya tenang-tenang saja menghadapi tingkah Jian akhirnya angkat bicara. 

"Dasar bocah tengik! Aku membiarkanmu sekolah untuk menuntut ilmu bukannya malah berbuat mesum," geram Donghae sambil menjitak kepala Jian. Bahkan beberapa kali sebelum Donghae memarahinya, gadis itu mendapatkan pukulan kecil. Pukulan yang tidak ada kekuatan. 

Mata Eunhyuk memicing tak suka. Menatap tajam Jian yang hanya menunduk sambil menunjukan wajahnya cemberut. 

"Bukan begitu, aku tidak berbuat mesum," ujar Jian mencoba membela diri.
"Oppa percayakan?" Jian bergelayut manja di lengan Eunhyuk lalu menampilkan wajah memelas. 

"Aku tidak akan membelamu untuk masalah ini, Jian. Kau harus mendapat hukuman,"
Dahi Jian mengerut, lalu dengan kesal ia melepaskan gelayutan tangannya dari lengan Eunhyuk. Jian memajukan bibirnya tidak suka, tapi itu malah membuatnya seperti anak kecil. 

PLETAK.

Lagi-lagi Jian mendapatkan jitakan dari Donghae pada dahinya. 

"Yakh, sakit. Ahjusshi jahat sekali padaku," gerutu Jian sambil mengelus dahinya yang baru saja mendapatkan jitakan untuk kesekian kalinya. 

"Apa saja yang kalian lakukan disana? Kalian berciuman? Meremas bokong? Bercinta?" tanya Eunhyuk vulgar. 

Jian menatap tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, bagaimana bisa Eunhyuk menuduhnya begitu ya meskipun utnuk kata berciuman itu benar tapi tetap saja tuduhan lainnya itu tidak benar.

"Aku tidak menyangka Oppa berfikiran sebegitu kotornya. Aku tidak melakukan apapun kecuali..." Jian menggantungkan kalimatnya ragu. 

"Kecuali?" Donghae menatap Jian mengintimidasi. 

Jian tertegun, "Ciuman."

Donghae memicingkan matanya lalu sepersekian detik kemudiannya ia mencubit pipi Jian dengan kerasnya. 

"Akh, Sakit." Donghae sama sekali tidak mengindahkan Jian. 

"Yakk, bocah tengik. Aku tak pernah mengajarkanmu untuk berbuat mesum? Lalu sekolahmu juga tidak mungkin mengajarkan itu, bukan? Lalu bagaimana bisa kau melakukan itu?" 

Lalu Jian menunjuk Eunhyuk tepat di wajahnya. 

"Aku pernah melihat dia mencium Jia Eonnie, bahkan bukan hanya ciuman mereka hampir melakukan itu disini," ujar Jian jujur.

Eunhyuk yang mendengar itu langsung membulatkan matanya, terkejut. Apalagi sekarang ia mendapatkan tatapan bengis dari Donghae. Donghae bahkan sudah melepaskan cubitannya pada pipi Jian lalu berjalan mendekati Eunhyuk dengan tongkat kayu kecil yang biasanya digunakan untuk menggilas. Kini Eunhyuk yang menjadi sasaran kemarahan Donghae. 

"Oh jadi kau yang mengajarkannya, eoh? Awas saja kau, kau sudah mencemari otak jernih gadis kecilku," Eunhyuk pun berlarian mencoba menghindari dari amukan Donghae. 

Beruntung, para pelanggan sudah tidak ada. Sebab, sebelum benar-benar menumpahkan emosinya, Donghae terlebih dahulu menutup kafe setelah yakin semua pelanggan sudah pulang. Jian yakin, jika para pengunjung masih ada maka mereka bertiga akan menjadi santapan dari tatapan mereka. 

Jian hanya tertawa. Hampir setiap kali Donghae ingin marah padanya berakhir dengan Donghae yang mengejar Eunhyuk atau sebaliknya karena sebagian dari perilaku Jian di adaptasinya dari dua orang pria itu. sedangkan Jian, gadis itu malah kembali lepas. 

TRING.

Bel kafe berbunyi tanda pelanggan masuk. Kegiatan Donghae dan Eunhyuk yang saling mengejar pun terhenti lalu menatap kearah remaja laki-laki yang kini telah berada di depan pintu kafe, yang juga menatap mereka bingung. Tawa Jian pun juga mereda lalu tergantikan dengan tatapan terkejutnya.

PRINCESS HOUR • CHANYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang