3. My Love : Talk to me

622 47 11
                                    

'Let me hold your hand, baby'

*****

Musim dingin datang lagi, menandakan satu tahun berlalu sejak laki-laki itu meninggalkan panggung kebanggaannya. Park Chorong menyaksikannya, waktu yang mengubah segala hal sejak saat itu. Gadis dengan rambut pirang tersebut menjadi saksi nyata atas semua yang terjadi kepada laki-laki itu, semua yang berubah disekitar mereka. Tidak terlalu menyakitkan, namun tetap menyesakkan.

Chorong menarik selimut lembut yang jatuh ke lantai untuk menutupi laki-laki yang terlelap di salah satu sofa ruang kerjanya. Musim dingin tidak pernah menjadi sahabat baik laki-laki itu, jadi Chorong selalu memastikannya hangat dan nyaman, tidak ingin membiarkan demam menyapanya lagi. Mereka sudah sejauh ini, melakukan segala hal untuk membuatnya menjadi lebih baik dan jatuh sakit akan membuat segalanya hancur. Ia tidak ingin melihat bagaimana mata laki-laki itu penuh dengan keputusasaan lagi. Terlalu menyakitkan.

Secara perlahan Chorong melangkah menjauhi sofa, tidak ingin gerakan sekecil apapun mengganggu tidur laki-laki itu. Ia lebih memilih berdiri didekat jendela ruang kerjanya. Dari sana ia dapat melihat butiran salju yang turun perlahan menutupi jalan-jalan dibawahnya. Fokusnya jatuh pada bangku kecil yang berada disebrang restorannya. Melihat bagaimana salju mulai menutupi seluruh bagian bangku tersebut membuatnya menggali kembali ingatannya tentang masa lalu. 2 tahun lalu, ketika pertama kalinya ia menyapa laki-laki itu.

Nam Woohyun. Laki-laki bodoh yang ia lihat duduk di bangku kecil yang berada disebarang restorannya. Saat itu salju juga sedang turun, tidak lebat, namun hanya orang bodoh yang akan berkeliaran tanpa pakaian hangat. Nam Woohyun melakukannya, menjadi orang bodoh yang duduk di bangku kecil tersebut saat salju turun dan tanpa menggunakan pakaian hangat.

Chorong masih mengingatnya dengan baik ketika para karyawan di restorannya berdiri didekat jendela dan membicarakan seorang laki-laki bodoh yang duduk diluar tanpa peduli hawa dingin yang menusuk. Chorong yang saat itu baru saja turun dari lantai dua, tempat kantornya berada, langsung menghampiri mereka untuk menegur karyawannya yang sibuk berbicara satu sama lain disaat jam kerja.

"Sampai kapan kalian akan berdiri disana dan terus berbicara?" tanya Chorong dengan nada kesal.

"Mianhae bos."

Para karyawan langsung membubarka diri. Chorong mendekati jendela, tempat dimana para karyawannya berdiri beberapa menit yang lalu. Merasa penasaran dengan apa yang sedang mereka bicarakan, Chorong coba melihat sekeliling restorannya dan kaget melihat laki-laki yang duduk kursi kecil di seberang restorannya tanpa mengenakan pakaian hangat.

"KIM SAEHAN!"

Chorong memanggil salah satu karyawannya. Seorang laki-laki jangkung dengan lap ditangannya datang menghampirinya. "ye bos?"

"Pinjamkan aku mantelmu dan bawakan segelas kopi hangat, cepat."

"ne..."

Beberapa menit selanjutnya, laki-laki yang dipanggil Kim Saehan tersebut datang membawa mantel dan segelas kopi hangat. Chorong dengan cepat mengambilnya dan berjalan keluar restoran setelah mengucapkan terima kasih kepadanya.

"Apa kau gila?" ujar Chorong setelah berdiri didekat laki-laki itu.

Laki-laki itu mendongak, memperhatikan Chorong yang tengah berdiri dihadapannya. Masker putih menutupi mulut dan hidungnya, hanya mata jernih laki-laki itu yang dapat dilihatnya dengan jelas. Mata yang mentapnya kosong. Chorong dapat melihat betapa kesepiannya laki-laki itu dari matanya.

"Harusnya kau menggunakan pakaian hangat jika kau berada diluar ruangan."

Tidak ada jawaban. Chorong merengut mendapati laki-laki itu tidak membalasnya.

TOGETHER (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang