Best Friend

75 7 0
                                    

-- Kami pun pergi meninggalkan para mayat penghianat--

Aku dan crew beres beres, lalu pulang.

Kulihat kekasihku sudah tidur dengan posisi duduk di sofa. Mungkin dia terlalu lama menungguku, aku mengecup pipinya 'aku sangat mencintaimu'.

Keesokan harinya, seperti biasa aku berangkat ke sekolah bersama Andreas.
.
.
Sesampainya di sekolah..

Kulihat siswa siswi berkumpul di lapangan. Aku heran mengapa mereka berkumpul di lapang,

Tapi ini bukan hari senin.

Speaker sekolah berbunyi "Dikabarkan, telah hilangnya siswa yang bernama Gilang Maldini dan siswi yang bernama Claudia Angela. Jika ada yang mengetahui, segera hubungi pihak kami".

Aku tertegun sejenak 'ah, tidak penting' batinku, sembari melangkah meninggalkan lapangan.

Dikelas, hanya ada aku dan Andreas saja. Tiba- tiba pintu kelas diketuk oleh seseorang.

"Masuk saja" ujarku sambil terus menatap ke arah pintu.

Ia membuka pintu "Tania, kemarilah. Ini aku, Febita"

Aku menghela nafas lega, ternyata Febita.

Aku pun menghampiri Febita yang sedari tadi berada di depan pintu "Ada apa Feb?" aku sangat heran, tak seperti biasanya Febita ke kelasku.

Ia menunduk dan terdiam sejenak "Claudia sudah tiada, aku tak punya sahabat lagi " jeda "maukah kau menjadi sahabatku?" ucap Febita dengan nada suara mengecil dan meneteskan air matanya.

Dek.

Aku termenung, hatiku terasa sesak. Pikiranku melayang.

Aku teringat sesuatu yang membuat hatiku remuk,

'Kristi'

Ya, ialah satu-satunya sahabatku.

Aku terisak.

Aku trauma jika ada sahabatku yang menghianatiku (lagi).

Tapi apa boleh buat, mungkin dengan mempunyai sahabat baru, aku akan lupa dengan Kristi.

Aku tersenyum "ya, tentu! Aku akan sangat senang jika bersahabat denganmu" ujarku.

Febita tersenyum lebar dan ia mengarahkan jari kelingkingnya ke hadapanku "janji?"

Aku mengarahkan kelingkingku dan bersatu dengan kelingkingnya "aku janji"

Kami saling berpelukan dan bercanda ria.

Tiba - tiba Andreas menhampiri aku dan Febita "ehemm..asik sendiri nih" ujar Andreas sembari tertawa sinis

Aku menaikkan alisku "ohya aku lupa. Febita kenalin ini Andreas, pacarku. Kami sudah 5 bulan pacaran" ujarku

Mereka pun saling berjabat tangan.
.
.
Bel istirahat berbunyi, Aku dan Andreas pergi ke kantin bersama. Setelah kami memesan makanan, Andreas izin kepadaku bahwa ia akan ke ruang kelas XII Mipa 8. Ia bilang ada keperluan dengan temannya, tentu aku mengizinkan. Tetapi setelah dipikir - pikir, Andreas tak pernah berteman dengan kelas itu, karena selalu bermusuhan dengan kelasku.

Setahuku, hanya Febita yang berada di kelas itu

'Apakah Andreas berbohong?'
'Andreas akan bertemu dengan Febita? Ada apa?'

Hatiku terus berbicara.

Ada suara yang berbisik kepadaku 'sudahlah Tania, kau tak usah berfikir negatif'

Makanan yang kami pesan pun sudah siap, tapi Andreas tak kunjung datang juga.

Sampai akhirnya bel masuk kelas berbunyi..

Bersambung..

PSYCHOPATH'S LOVEWhere stories live. Discover now