Part 13!

99 9 0
                                    

Keesokan harinya...
Seperti hari- hari biasanya, aku berangkat ke sekolah. Ya, berangkat sekolah bersama kekasihku, Andreas.
.
Sesampainya disekolah..

Di pekarangan sekolah kulihat orangtua Kristi sedang menceritakan sesuatu hal sembari menangis sendu kepada kepala sekolah. Ada perasaan menyesal didalam lubuk hati ini, tapi mau bagaimana lagi? Nasi sudah menjadi bubur.

Tak lama, speaker sekolah berbunyi "Dikabarkan, telah meninggal seorang siswi kelas XII MIPA 1 yang bernama Kristi, disebabkan karena pembunuhan keji, belum diketahui siapa pembunuhnya karena tak terdapat jejak dan bukti dari tersangka" Tiba-tiba jantungku berdebar kencang, aku takut! Aku takut jika aku masuk penjara, masa depanku akan hancur!.

Huft.

Lalu ku teruskan perjalananku menuju ruang kelas, saat ku mulai memasuki koridor kelas, semua siswa terdiam dan menatap tajam kearahku seakan-akan mereka ingin berkata 'Menjauhlah dari kami,pembunuh!' .

Tanpa menghiraukan ekspresi mereka, ku terus berjalan menelusuri tempat dudukku. Tetapi mereka terus menatapku! Tapi mereka masih menatapku ingin sekali ku berkata ' ya! Aku pembunuhnya! Memangnya kenapa? Apakah ku salah telah membunuh seorang penyebar fitnah?' batinku terus berbicara.

Tiba-tiba saja Gilang mendobrak mejaku dengan keras dan berkata "Kau psikopat! Kau pasti yang membunuh Kristi! Dasar keparat kau! "

Wow! Ia berani membentakku! Berarti ia juga sudah berani jika ku tusuk kedua bibirnya dengan paku lalu ku robek mulutnya, batinku. Tapi bibirku hanya diam saja, tak berani menjawab ataupun melawan.

Lalu Andreas mendorong tubuh Gilang dengan kuat "Apa yang kau katakan brengsek! Bukti apa yang kau punya,hah?! Jangan seenaknya menuduh sembarang orang, termasuk menuduh Tania! Jika kau berani macam-macam kepada Tania, kau sendiri yang akan menerima akibatnya! Sebaiknya sekarang kau pergi dari hadapanku sebelum aku merobek mulutmu!" ujar Andreas yang kelihatannya sangat marah, lalu Gilang pun meninggalkan aku dan Andreas.

Andreas pun berjalan mendekatiku sembari memegang kedua pipiku "sudah, tak apa. Kau tak perlu memikirkan apa yang tadi Gilang katakan, Tania. Jika Gilang macam-macam katakanlah kepadaku, aku akan mengatasinya." ucap Andreas mencoba menenangkanku lalu ia beranjak keluar kelas.
.
.
'Akulah yang membunuh Kristi, Andreas! Benar kata Gilang. Maafkan aku' gumamku yang sangat merasa bersalah.

Bel istirahat berbunyi..
Aku menyempatkan waktuku untuk berkumpul dengan gengku, geng psikopat.

"Tania, aku curiga dengan gerak-gerik Claudia! Tadi aku bertemu Claudia sedang bersama Gilang! Apalagi kau tahu kan? Claudia sangat tergila-gila kepada Gilang." ujar Febita serius

Ohya, aku lupa memberitahu kalian siapa Claudia. Claudia adalah salah satu member geng psikopat. Claudia sangat menyukai Gilang dan ia sangat mudah dipengaruhi oleh orang lain.

Aku termenung, aku sangat cemas! 'Astaga! Bagaimana jika Claudia buka mulut tentang pembunuhan Kristi? Tidak! Tidak boleh dibiarkan! ' batinku.

Tiba-tiba Febita menyambung perkataannya lagi.

Febita mengernyitkan alisnya dan menatap tajam kearahku "Apa kau memikirkan sesuatu Tania? Apa rencana kita selanjutnya?" ujar Febita yang kelihatannya mengerti apa yang ku rasakan saat ini.

Mataku membulat sembari tersenyum lebar " Bagaimana jika kita pasang chip mikrofon di gelas Claudia? Karena gelang Claudia berwarna hitam, pasti tak akan terlihat kan? Febita, kau yang akan menjalani aksi ini. Setelah itu, kita ikuti kemana Claudia dan Gilang pergi karena mikrofon tersebut hanya beradius 500 meter saja, setuju?" jelasku panjang lebar.

Kemudian...

Bersambung :)

PSYCHOPATH'S LOVEWhere stories live. Discover now