Kill Them!

84 9 0
                                    

Mereka pun mengiyakan dan kami segera menjalankan aksi.

Selang waktu 5 menit, Febita sedang mengobrol bersama Claudia sembari meminjam gelang Claudia dan berhasil menempelkan chip. Yes! Langkah pertama berhasil!

Lalu ku dengar dari mikrofon tersebut bahwa Claudia akan makan malam bersama Gilang! Aku pun segera menyusun rencana untuk mengikuti Claudia.
.
.
Bel pulang sekolah berbunyi, aku pulang bersama Andreas.

Setelah sampai dirumah, aku segera menyiapkan diri dan mental untuk nanti malam. Juga tak lupa menyiapkan peralatan 'psikopat' ku kalau saja Claudia buka mulut tentang kematian Kristi kepada Gilang.
.
Malam pun tiba..
Terdengarlah bunyi klakson dari halaman depan, ya itu Febita dengan mobil mewah berwarna hitam dove, wow!

Lalu aku meminta izin kepada Andreas dengan alasan akan makan malam bersama teman-teman, iya pun menyetujui.

Tujuan pertama kami adalah pergi ke rumah Claudia. Benar saja! Mobil Gilang terparkir di halaman rumah Claudia. Lalu kami menyusup di pepohonan agar tak terlihat. Tak lama, Claudia keluar dari rumahnya dengan dress yang indah! Claudia terlihat sangat cantik dan anggun. Ia pun masuk kedalam mobil Gilang dengan senyum manis di pipinya.

"Aktifkan mikrofonnya, Febita" perintahku.

Aku sangat cemas disertai rasa takut yang teramat sangat. Aku tak tahu harus bagaimana lagi selain melakukan hal ini.

Mobil Gilang sudah mulai melaju, kami pun segera mengikutinya. Sejak awal mikrofon diaktifkan, tak ada kalimat-kalimat yang menyinggung kematian Kristi. Hanya pujian yang Gilang lontarkan.

Lalu mobil Gilang berhenti di salah satu restoran mewah, Claudia turun dan mereka masuk ke dalam restoran tersebut. Karena radius mikrofon cukup jauh, kami memutuskan untuk diam di dalam mobil saja.
.
Selang waktu 10 menit, kami mendengar sesuatu yang membuat kami semua kaget! Kau tahu apa? Claudia menceritakan tentang semua kematian Kristi kepada Gilang!

"A..apa! Claudia adalah penghianat! Kita tak boleh diam saja! Apa yang harus kita lakukan selanjutnya, Tania?" ujar Febita cemas dan terbata-bata.
.
.
Aku sangat lemas saatku akan berkata 'bunuh Claudia!' . Aku tak tega! Claudia adalah sahabatku. Tapi, mau bagaimana lagi? Ini menyangkut masa depanku dan teman-temanku. Mau tak mau aku harus membulatkan keputusanku "kita harus bunuh Claudia dan Gilang!" ujarku.

Febita kaget bukan kepalang saat mendengar keputusan yang ku buat "bu..bunuh?" ucap Febita gelagapan.

Aku menghela napas "Febita, ku tahu ini berat. Tapi ini mengancam masa depan kita semua!" aku mencoba memberi penjelasan kepada Febita. Febita menyetujui.
.
.
Febita mengerutkan dahinya "tapi bagaimana alur rencananya?" tanya Febita.

"Begini, aku sekarang akan turun dan membocorkan ban mobil Gilang, otomatis Claudia dan Gilang akan naik taksi untuk pulang karena di daerah sini tak ada bengkel. Lalu kita akan menyewa taksi, Leo (anggota geng psikopat) yang akan menyetir taksi tersebut. Kau dan aku akan berada di kursi paling belakang untuk membius Gilang selama kurang lebih 20 menit. Selama 20 menit itulah kita gunakan untuk menghabisi Claudia, setelah Gilang bangun barulah kita habisi Gilang. Oh ya, yang tak ikut andil, tunggu disini saja." ujarku panjang lebar kepada Febita. Lalu Febita dan yang lainnya mengiyakan.

Tanpa pikir panjang, aku turun sembari membawa peralatan yang dibutuhkan. Selang 5 menit, aku berhasil melakukan langkah pertama dan segera kembali ke mobil.

Sementara itu Leo sedang menyewa taksi, dan Febita sedang mengamati pintu restoran.
.
.
.
Bersambung..

PSYCHOPATH'S LOVEWhere stories live. Discover now