Prolog

7.5K 773 76
                                    

Prolog

Dilarang menyalin, menjiplak dan mempublikasikan tanpa seizin penulis.

.

.

.

Tao Tao menekan ketakutan dalam dirinya. Dewi berusia lima puluh ribu tahun itu melap keringat di dahi menggunakan ujung kain tangan. Akan menjadi masalah besar jika Kirin milik Dewi Xian Xian lepas kendali dan mengacaukan pesta dewa langit.

Wanita itu kembali berlari. Gaun berwarna hijau lembutnya gemerisik. Tao Tao tidak memiliki waktu banyak. Ia harus bisa menemukan Kirin sebelum makhluk suci itu berbuat kekacauan. Namun sayangnya langkahnya terhenti saat dua prajurit langit menghentikan langkahnya.

"Berani sekali kau memasuki taman milik dewa langit!" seru seorang prajurit. Pakaian zirahnya berwarna putih. Prajurit penjaga itu menatap Tao Tao dengan tatapan tajam menusuk. "Kenapa dewi rendah sepertimu berani memasuki taman Istana Langit tanpa izin? Apa kau mau mati?"

Tao Tao menggelengkan kepala dengan cepat. "Hamba tidak bermaksud untuk mengganggu," sahutnya dengan suara bergetar. Tao Tao menjeda, untuk meredakan debaran jantungnya yang menggila karena takut. "Hamba pelayan dari Istana Dewa Perang Yuan Feng, hamba datang untuk mencari Kirin milik Dewi Xian Xian," terangnya dalam satu tarikan napas.

Kedua prajurit itu saling melempar tatapan, lalu kembali menatap Tao Tao dengan tatapan curiga.

"Kau pikir bisa membohongi kami?!" bentak prajurit kedua sembari mengarahkan tombak tajamnya tepat ke arah dada Tao Tao.

Tao Tao gemeretak. Ketakutannya perlahan menghilang, digantikan oleh emosi. Dirinya merasa terhina karena kedua prajurit langit itu memandangnya dengan begitu rendahnya.

"Kalian akan mendapatkan ganjarannya. Dewi Xian Xian pasti tidak akan tinggal diam mendengar penghinaan yang kalian lontarkan kepadaku!" katanya.

"Jangan banyak bicara!" seru prajurit pertama, marah. "Pergi atau kami akan menyeretmu ke pengadilan langit!" tambahnya dengan nada mengancam.

Tao Tao bergeming. Dagunya semakin terangkat. Dia memang akan mendapatkan hukuman dari dewi-nya setelah ini. Namun walau bagaimanapun dia tidak bisa tinggal diam saat prajurit langit merendahkan penghuni Istana Yen.

"Kenapa kalian begitu ribut?!" seru seorang pria dari arah taman. Pria itu mengenakan pakaian kebesaran berwarna serba putih dengan sebuah mahkota yang menghiasi sanggul cepol di atas kepalanya.

Melihat dari penampilannya, Tao Tao yakin jika pria tampan yang brjalan ke arahnya itu bukan dewa biasa. Dia pasti memiliki jabatan tinggi di dalam Istana Langit.

"Hamba memberi hormat pada Pangeran Kedua!" seru kedua prajurit itu kompak.

Tao Tao terbelalak. Dengan gerakan cepat ia memberi salam.

"Kenapa kalian begitu ribut?" Hui Zhong kembali bertanya dengan nada tenang. Di belakangnya Tao Tao bisa melihat seorang pria lain yang tak lain merupakan Dewa Bintang Timur—Ze Dong.

"Eh, Tao Tao?" pekik Ze Dong membuat Zhong menoleh ke arahnya lewat bahu.

"Apa kau mengenalnya?"

Dong mengangkat kedua tangannya di depan dada, lalu menangkupkannya dan menjawab penuh penghormatan, "Tao Tao merupakan pelayan pribadi Dewi Xian Xian," terangnya pendek.

Ze Dong menekuk keningnya dalam. Dia pernah mendengar nama dewi itu seringkali disebut oleh para dewa saat ada perjamuan penting. Namun hingga detik ini dia tidak pernah melihat rupa sang dewi, begitupun dengan para dewa yang membicarakannya. Hanya segelintir saja yang pernah melihatnya, itupun dari jarak yang tidak terlalu dekat.

Tears of the LotusNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ