Permintaan🍂

6K 388 3
                                    

   Mata caramel Juno melirik lagi ke arah area parkir yang mulai dipenuhi oleh mobil para wali murid SMA Cakrawala. Wajahnya kembali sendu saat ia tak menemukan mobil dari keluarganya disana.
" Gak ada yang mau ambil rapor gue lagi "
Gumamnya dalam hati. Hari ini adalah hari pengambilan rapor atas ujian kenaikan kelasnya yang telah usai, tapi seseorang yang ia harapkan kehadirannya belum juga muncul.

Drrttt

Getaran ponsel dalam kantong celana abunya mengalihkan perhatian, dengan cepat tangannya mengambil benda pipih itu.

" Juno maaf ya nak, Papa ada meeting penting mendadak. Jadi gak bisa ambil rapor kamu "
Juno terdiam sesaat saat suara Brian  terdengar.

" Yaudah gapapa Pa" jawabnya dengan nada mengerti. Ia tahu Papanya sibuk, dan ia tak mungkin memaksa untuk sekedar mengambil rapornya. Lagipula tahun-tahun sebelumnya orangtunya memang tak pernah mengambil rapor miliknya. Ia sudah biasa dengan itu.

" Papa suruh Mama yang ambil  ya ? "

" Jun mau banget Pa . Tapi... " jawabnya dalam batin
" Mama sibuk Pa, lagian Mama pasti gamau "
Hening tak terdengar suara Brian disebrang sana.

" Biar Juno sewa orang buat ambil Pa, kalo gak nanti Juno suruh bi Asih aja kaya biasanya. Gapapa " ucapnya Juno lagi.

" Maafin Papa ya Jun "

Juno mengangguk kecil " Iya Pa. Juno udah biasa kaya gini kok "

Pemuda itu tersenyum miris " Yaudah Pa Jun mau coba telfon bi Asih dulu ya. Assalamu'alaikum " ia lalu memutuskan sambungan telfonnya.

----- Perdonami --------

" Kok tadi Papasan ama neng Nina gak saling sapa ? " Asih menyikut pelan lengan Juno " Marahan ya ? " tanyanya dengan wajah sumringah menggoda anak 17 tahun disampingnya. Asih memang sudah amat dekat dengan Juno, tak heran jika ia berani bertanya seperti itu layaknya seorang ibu pada anaknya yang sedang bermasalah dengan cinta.

Juno menggeleng " Bukan marahan Bi.. " ia berusaha cuek dengan pertanyaan Asih, ia sudah tidak ingin membahas apa-apa tentang dia dan gadis itu.

" Kami putus " Ucapnya lagi, ia lalu menggeser tubuhnya membuat tubuhnya lebih nyaman dalam taksi yang ia dan Asih tumpangi.

" Loh kok bisa, ini pasti Juno nyakitin neng Nina " tangan Asih meletakkan piala yang ada dipangkuannya menjadi ditengah, diantara dia dan Juno.
Mata Asih menatap penuh perhatian anak majikannya itu.
" Coba cerita sama Bibi "
Juno kembali menggeleng " Gak ah Bi, past is past. Gausah dibahas." Asih  mengangguk. " Yaudah kalo gak mau cerita, taoi kapan-kapan kalo mau cerita. Bibi paati dengerin "  Ia mencoba memahami keadaan pemuda disampingnya. Mungkin Juno memang tak mau bercerita sekarang.

Pemuda itu lalu mengambil ponselnya " Ih Bi udah jam 2, pas ini hari Jum'at Mama pulang cepet kan ? "  ucap Juno segera mengalihkan pembicaraan.

" Kata nyonya sih gitu, kenapa emang Jun ? "

Juno melirik piala disampingnya kemudian tangannya mengambil benda itu. " Mau kasih ini, kira-kira Mama seneng gak ya Bi " ia tersenyum tipis, hembusan nafas harapan sangat ketara. Ia ingin Mamanya nanti bangga saat ia memberikan piala itu.

Perdonami ( Forgive Me )Where stories live. Discover now