Satu

13.6K 724 1
                                    

Kreek..
Pintu berwarna coklat tua itu terbuka menampakan pemuda yang terlelap dengan damai dibalik selimut putih miliknya.

Sepasang suami istri itupun tersenyum lalu melangkah mendekat ke ranjang pemuda itu.

" Selamat ulang tahun nak " ucap mereka bersamaan. Nampak raut wajah bahagia menghiasi keduanya.

"Enghhh" lenguhan itu mengiringi terbukanya mata sang pemilik.

" Pak Cipto bik Asih " Juno kini bersuara sembari mengucek kedua matanya.

" Selamat ulang tahun Juno bik Asih sama bapak cuma bisa ngasih ini "
Cipto lalu menyodorkan kue tart kecil lengkap dengan lilin berangka 17 ke depan Juno.

Pemuda itu tersenyum menatap keduanya.
" Makasih pak bik Juno seneng banget kuenya keliatan enak "
Juno merangkul sepasang suami istri yang merupakan ART dan sopir di rumahnya itu dengan erat.

" Yaudah kalo keliatan enak ayo cepet Juno tiup lilin terus potong kuenya " ucap Asih.

" Iya bik ayo " Juno bersiap siap untuk meniup lilin angka itu.

" Eh jangan lupa buat permohonan dulu " Cipto mengingatkan Juno.

Entah kenapa Juno kini terdiam wajah cerianya berubah sendu lagi ia baru ingat sudah 6 tahun ini dia merayakan hari lahirnya hanya bersama Cipto dan Asih tanpa keluarganya sendiri.

Juno sedikit berharap bahwa tahun ini dia bisa mendapat ucapan dari orangtuanya namun bagaimanapun dia berharap itu hanyalah akan menjadi harapan sedikitpun tidak akan terjadi dalam kenyataan.

" Juno " Asih mencoba membuyarkan kesenduan laki laki yang sudah ia anggap seperti anaknya itu.

" Eh ia bik sekarang Juno make a wish dulu ya " ia memejamkan matanya hingga beberapa menit. Lalu ia bersuara kembali.

" Udah selesai Juno tiup lilinnya ya "

Fuuuh. . .

Tangan Juno pun lalu mengambil pisau yang dibawa bi Asih lalu memotong kuenya.

" Ini buat bi Asih ini buat Pak cipto " ucapnya seraya memberikan 2 potongan kecil kue itu .

" Apa bapak boleh tau apa permohonanmu Jun " Cipto berucap setelah menelan kuenya.
Bi Asih yang menyadari bahwa ucapan suaminya itu mungkin membuat Juno tidak nyaman lalu menyenggol bahu Cipto.

Juno yang menyadari tingkah Asih lalu membuang nafas kasar.
" Masih sama kaya tahun-tahun lalu Pak Bik " lalu ia tersenyum dan meneruskan ucapannya.

" Juno selalu berharap mama sama papa maafin Juno "
Sepasang suami istri itupun mencoba tersenyum meski dada mereka terasa sesak mendengar ucapan anak majikannya itu.

" Apa permohonan Juno terlalu berlebihan " Juno melihat Asih dan Cipto yang tersenyum memaksa.

" Sama sekali tidak nak." Cipto yang paham maksud sari perkataan Juno lalu menepuk bahu Juno meyakinkan.

" Kenapa mereka benci banget sama Juno " Juno berucap dengan tatapan kosong.

" Hushh bibik yakin mereka masih sayang sama Juno " kini bik Asih yang meyakinkan sambil menarik tubuh Juno kepelukannya.

Juno kembali bersuara dengan tatapan kosongnya.
" Kayaknya mereka pingin nyawa dibayar nyawa Pak Bik " dan tak terasa bulir bening menetes dipipinya.

Kemaren ceritanya gue sempet unpublish soalnya mau gue revisi sebagian. Dan sekarang gue publish lagi. Tapi part ini masih ori soalnya ya gak tau udah pas aja gitu rasanya 😁😁.

Oh iya jangan lupa vote kalo bisa si comment juga tapi gak maksa kok. Buat yang mau aja 💕💕

Perdonami ( Forgive Me )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang