8- UGD

5.9K 303 39
                                    

"Suster! Dokter!" pekik Fino sambil menggendong Athalie ala bridal style.

Dua orang suster dan seorang dokter lantas menuju asal pekikan dengan mendorong brankar. Dengan gesit mereka mendorong brankar tempat Athalie dibaringkan menuju ruang UGD. Fino menghela nafas kasar, ia tak menyangka kakak sepupunya harus merasakan ini. Fino mengeluarkan benda pipih dari saku celananya dan menghubungi saudara beda menit nya itu.

"Halo! Fan?"

"Yoks, ngapa nelpon lo?"

"Bawain baju ganti gue ke rumah sakit, ntar gue kirim alamatnya ga usah banyak tanya"

"Tap--"

Beepp

Untuk saat ini percuma ia mendengar kan ocehan tak berguna Fano. Setelah send location kepada Fano, ia memejamkan matanya sembari menyenderkan tubuhnya di kursi tunggu. Semua ini terjadi sangat mendadak. Baru saja kemarin kakak sepupunya histeris, hari ini malah sudah masuk UGD. Ia sedikit shock dengan semua kejadian yang sama sekali tak pernah terfikirkan olehnya, terjadi di depan matanya langsung.
Berselang 20 menit Fano datang dengan tergesa-gesa.

"Nih Fin" ujar Fano memberikan sebuah paper bag. Fino menerimanya dan menaruhnya di kursi sebelahnya.
"Fin... Kok baju bagian perut lo ada darahnya" tanya Fano bergidik ngeri.

"Lo ga habis ditusuk orang ataupun nusuk orang kan?" lanjut Fano bingung.

"Kak Atha... "

"Kak Atha? Maksud lo?"

"Dia didalem"

"Didalem? Didalem perut lo? Kalo ngomong jangan setengah-setengah napa!" kesal Fano.

"Kak Atha... Dia..."

"Kalo ngomong jangan setengah-setengah anj*ng!" kesal Fano, berbagai fikiran negatif mulai bersarang di otak nya.

"Kak Atha masuk UGD"

"Lawakan lo ga lucu sumpah"

"Apa gue keliatan bercanda?" sarkas Fino.

"K-kok bisa?"

"Gue juga ga tau, pas gue ke rumahnya perut dia udah banyak darahnya, trus gue sempet ngeliat piso disebelah nya" jelas Fino sambil mengeluarkan pisau lipat yang digunakan Illy sudah ter bungkus tissue dari saku celananya.

Saat melihat Athalie merintih kesakitan, tak sengaja matanya menangkap pisau lipat yang hampir seluruhnya berlumuran darah. Hanya tersisa kurang-lebih 3 cm yang belun terkena darah. Fino menyambar korak tissue yang tak jauh darinya, mengambil pisau itu menggunakan tissue lalu membungkusnya menggunakan tissue.

"Sebelum gue ngeliat ka Athalie, diluar gue ketemu bang Artha sama sahabatnya ka Atha. Disana cuman bang Artha, ka Vio, sama ka Efa yang gue kenal. Parahnya bagian perut ka Efa juga berdarah kayak ka Atha, tapi lebih banyak darah ka Atha" lanjut Fino.

"Huft... Ya udah lo ganti baju, gue nelpon om sama tante" usul Fano.

"Jangan kasih tau satupun keluarga ataupun sahabat ka Atha, kak Atha minta disembunyiin, tapi dia ga ngomong sampe kapan" tolak Fino.

"Kok gitu sih? Ah ya udahlah jalanin aja dulu. Lo ganti baju dulu aja gue urus administrasi." Fano langsung beranjak meninggalkan Fino.

Selang 30 menit Fino sudah mengganti bajunya sedangkan Fano sudah mengurus bagian administrasi. Sampai sekarang dokter belum juga keluar dari ruang UGD, Fano dan Fino hanya berharap-harap cemas.

35 menit kemudian...

"Keluarga pasien?" tanya sang dokter.
"Kami dok" jawab Fano dan Fino bersamaan.

Fake Nerd Vs Most Wanted SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang