6-Bullian..... Lagi

6.8K 295 29
                                    


"Childish" ucap orang itu dingin.

"Maaf" cicit Athalie sambil menundukkan kepalanya.

Orang itu hanya menatap Athalie sekilas lalu meninggalkannya.

'Dasar es' gerutu Athalie.

Athalie melangkahkan kakinya menuju kamar mandi tanpa peduli tatapan merendahkan mulai dari kakak kelasnya sampai teman satu angkatannya. Athalie membasuh mukanya agar menghilangkan kesan sembab sehabis menangis tadi.

"Hai CUPU" sapaan datang dari seorang oh salah tiga orang yang tampaknya sangat membenci Athalie.
Athalie menganggap sapaan, salah lebih tepatnya hinaan itu angin lalu. Ia menepuk wajahnya menggunakan tissue yang selalu berada didalam saku seragamnya untuk mengeringkan air disekitar wajahnya.

"Eh kalo disapa tuh, sapa balik dong" ucap Mira sewot.

Athalie mengarahkan pandangannya keseluruh toilet hanya ada dirinya dan ketiga kaka kelasnya disana.

"Kaka nyapa aku?" tanya Athalie sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Trus siapa lagi, setan?" ucap Rasya kesal.

"Oh..." Athalie hanya ber oh ria lalu kembali kesibukan nya.

"Cupu, gue abis bully temen cupu lo itu loh..." ucap Vita santai.

Deg.

"Siapa?" tanya Athalie bersikap santai.

"Pengen tau banget atau pengen tau aja?" ledek Vita.

"Siapa?" tanya Athalie lagi.

"Pengen liat kondisi temen lo itu ya? Ikut kita aja yok" ucap Vita dan menatap kedua antek-anteknya penuh arti.

Mira dan Rasya langsung menahan kedua lengan Athalie dengan erat. Sebenarnya bisa saja Athalie dengan mudah melepaskannya, tapi ia ingin melihat apa yang akan dilakukan oleh Trio cabe yang berada di hadapannya ini. *(bahkan author males banget nyebut nama mereka).

Vita bersama kedua antek-anteknya menyeret Athalie menuju sebuah ruangan yang jarang sekali disentuh oleh warga sekolah, bahkan OB sekalipun. Kalian pasti sudah tahu apalagi kalau bukan. Gudang.

Ceklek

Pintu gudang terbuka dan Athalie langsung didorong masuk oleh Vita dkk dan langsung menguncinya dari luar.

"Silahkan bermanja ria dengan debu Lian sayang" ucap Vita sambil tertawa bersama sahabatnya.

"Sial!" umpat Athalie kesal saat teringat akan kelemahan tubuhnya di ruangan seperti ini. Athalie manusia biasa bukan? Yang pasti punya kelemahan masing-masing.

Athalie mengedarkan pandangannya sambil menutup hidungnya menggunakan tissue yang berada disaku seragam nya untuk meminimalisir debu yang ia hirup. Athalie mengedarkan pandangannya ia bertemu dengan sosok yang sedang duduk menunduk dan diikat di kursi tepat dipojok gudang. Athalie memandang ngeri sosok itu namun samar ia mengenali sosok tersebut. Dengan perasaan was-was Athalie melangkahkan kaki menuju sosok yang sedang menunduk itu. Saat tepat dihadapan sosok itu, dengan gemetar Athalie mengarahkan sebelah tangannya untuk mengangkat sedikit kepala sosok tadi.

DEG!!!.

"RIANA!!" pekik Athalie.

Athalie melepaskan tissue yang sedari tadi ia tahan didepan hidungnya dengan kasar. Dengan cepat ia membuka ikatan itu, saat sudah terbuka Riana ambruk, tapi dengan tangkas Athalie menahannya. Athalie mulai merasa sesak didadanya, namun ia mencoba menahannya. Ia merogoh sakunya mencari keberadaan handphone nya. Naas sang handphone kehilangan jaringannya karena gudang ini berada tepat di paling ujung koridor sekolah, bisa dikatakan tempat terpencil. Dengan tertatih Athalie merangkul Riana membawanya menuju pintu gudang ia mencoba membukanya namun sudah dikunci dari luar oleh Vita dkk. Athalie menepuk pipi Riana berkali kali mencoba menyadarkannya, dengan samar ia melihat lebam yang berada di sekitar wajah serta lengan Riana dan seragamnya yang basah. Athalie menggedor pintu gudang dengan keras berharap ada orang yang lewat untuk membukakan pintu, namun nihil tak ada harapan. Semakin lama Athalie berada di gudang semakin dadanya terasa sesak, hanya satu harapannya. Ikatan batin. Ya, ikatan batin antara ia dengan Artha. Semakin lama pandangan Athalie mulai meredup dan kegelepan merengut kesadarannya.

Fake Nerd Vs Most Wanted SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang