4. Fikri si Tembok Sedingin Kutub

51.6K 3.1K 12
                                    


***
Karena sebaik-baiknya laki-laki ialah yang selalu memperlakukan wanita layaknya dia adalah ibunya, saudari perempuannya, dan anak perempuannya.
***

Lelaki itu bangkit dari sujud panjangnya. Dia duduk tahyat akhir lalu mengangkat telunjuk kanannya sebelum mengucap salam ke arah kanan dan membalasnya serta diakhirnya dengan lafal istighfar. Kedua tangannya terangkat mengadah pada sang Ilahi.

Izinkanlah aku hambamu yang penuh dosa memohon ampun atas segala kekhilafan selama aku hidup di atas bumimu ini. Aku hanya makhluk yang berlumur dosa Ya Rabb. Mata, telinga, tangan, lidah dan tubuhku masih terus berbuat dosa tanpa kusadari.

Jika imanku masih lapuk dan menciut ketika Engkau lemparkan masalam dalam hidup maka kuatkanlah aku. Sesungguhnya kutahu bahwa Engkau menamparku untuk bercermin dalam kehidupan ini. Aku sungguh tak bersyukur dengan rahmatmu.
Ampunilah aku Ya Rabb.

Engkau Maha Kuasa penguasa seisi alam, masih sudihkan Engkau mendengarkan suara doa dari orang lemah sepertiku? Aku mengadahkan tangan memohon ridhamu. Alangkah sombongnya aku jika menganggap diriku sudah baik dari segala hal yang baik.

Ya Allah yang Maha Pemurah lagi Pengasih, jadikanlah seluruh perbuatanku menjadi amal sholeh dan semata-mata untuk mengapai ridhamu. Sampaikan salam rinduku pada Papa yang berada di sisimu.
Tempatkanlah dia sebaik-baiknya tempat untuknya. Katakan padanya, bahwa putranya sangat mencintai dan menyayanginya.

Ya Ilahi, lindungi selalu saudara-saudariku yang berada di zona konflik keserakahan manusia Ya Allah... selamatkan dan sehatkan selalu mereka yang berada jauh dariku, meratap dari mereka seharusnya aku merasa beruntung dapat hidup lebih nyaman di sini.

Tapi, mengapa kuiri dengan mereka yang mampu berjuang di medan jihadmu Ya Allah? Membela agama dengan nyawa sebagai taruhan. Mengapa aku begitu iri? Engkau menjaminkan surga bagi mereka yang berjihad di jalanmu. Kuingin berjihad di jalanmu, maka bimbinglah aku agar selalu berada di jalanmu yang lurus. Aamiin.

Dia yang berdoa begitu khusyuk di dalam sebuah mesjid adalah Alfikri. Lelaki penuh karisma yang begitu menawan. Melihat sekilas senyum darinya saja mampu membuat nyamuk pingsan begitu saja.

Menjabat sebagai chief  executive officer di perusahan milik almarhum Papanya tidak menjadikannya tenggelam dalam gemerlap duniawi. Ia adalah anak dari Tante Dilla. Bersaudara kembar dengan Fikran, Abang Fikri. Papanya sudah meninggal 8 tahun lalu akibat kecelakaan mobil. Itu moment terberat yang pernah dilalui Fikri. Fikri pun melangkah menuju lift kembali ke ruangannya.

Bertubuh tinggi, berwajah manis, dengan kondisi kantong yang mengembung menjadikan Fikri incaran banyak para wanita di luar sana. Begitu banyak yang mendukung dari fisik lelaki ini. Namun sayangnya, dibalik semua kesuksekannya belum ada pendamping hidup yang mengandeng tangannya, berdiri di samping bersanding bersama.

Sayangnya, ibarat isi dari cover yang menawan tersimpan batu es di dalamnya. Sikap Fikri benar-benar berbanding terbalik jika kalian berpenilaian ada kehangatan terselip di dalam sana. Nyatanya, Fikri adalah pangeran kutub berbulu domba. Merasakan sikapnya terasa seperti terguyur sebaskom es dari atas kepala.

Di dalam lift yang senggang, seorang karyawan masuk. Dia tampak gelegepan melihat atasannya berada di depannya. Kakinya lemas ragu ingin masuk atau tidak. Sungguh pilihan yang sulit, antara masuk bergabung dengan atasan serata tembok sedingin kutub atau menunggu lift berikutnya.

Dirimu? Cinta Halalku [ADA DI DREAME]Where stories live. Discover now