2. Nahla Faina Raydan si Gadis Sederhana.

59K 3.8K 31
                                    

Wanita itu berdiri dalam kegelapan malam di sebuah rooftop gedung bertingkat. Matanya memandang gemerlap bintang-bintang yang jauh dimata. Hitamnya langit seolah berkabu dengan sepinya relung hati. Hijab yang terjulur panjang menutupi dada itu tertiup angin malam. Tiba-tiba atmosfer sekitar menjadi sangat dingin.

Dia adalah Nahla Faina Raydan. Orang tuanya pernah berkata arti namanya adalah seorang gadis bermahkotakan kesederhana untuk keluarga Raydan. Sederhana, kata itu benar-benar mendeskripsikan siapa dirinya.

Gadis biasa-biasa saja dengan penampilan yang apa adanya itu melonggok ke bawah. Tiang-tiang listrik menjulang tinggi. Deratan mobil-mobil mewah berpadu dengan sepeda motor berbaur menjadi satu di sempitnya jalan raya. Yah, beginilah kehidupan.

Pergi jauh dari hiruk pikuk kehidupan yang menyulitkan membuatnya bisa bernapas lega. Matanya terpejam erat sebelum memandang layar ponselnya. Hari ini adalah titik terendah dalam dirinya. Semuanya seolah lepas dari genggamnnya.

Nahla ragu untuk menekan tombol telepon dari ponselnya. Nomor Ibu menjadi nomor yang paling sering dia hubungi. Ada kerinduan tersembunyi rapat-rapat dalam diri Nahla. Hari ini seorang lelaki yang orang tuanya percaya telah melepas ikatan dengan Nahla. Nahla bersedih hati saat ini.

Tak pernah terbayang bahwa Nahla akan berada pada posisi ini. Mengetahui kabar ini saja sudah membuat hati Nahla lebur, apalagi untuk memberitahu orang tuanya. Cukup membayangkannya saja Nahla tak sanggup. Beri Nahla kekuatan Ya Rabb.

Setelah menghela napas panjang, Nahla menguatkan tekad menelpon Ibunya. Ponsel itu berbunyi nyaring ditelinga Nahla. Tangan kiri Nahla mengenggam selembar kertas yang keluar dari sebuah amplop berwarna putih. Kertas itu sudah ternoda dengan tinta hitam. Tinta yang sudah terukir dengan kata-kata yang menyayat hati. Nahla meremas kertas itu.

Membaca rentetan kata yang pampang dalam kertas itu membuat gejolak tersendiri dihati Nahla. Diri Nahla seolah terguncang. Hebat! Siapapun dia, sungguh luar biasa dia mampu membuat Nahla jatuh ke palung yang paling dalam.
Panggilan yang Nahla hubungi tidak bersambung. Operator menyebutkan panggilan sedang berada diluar jangkauan. Hah! Tentu saja. Kembali Nahla menelpon Ibunya namun kembali nihil hasilnya. Panggilan Nahla pun beralih pada Bapaknya tercinta. Dan semua sia-sia. Panggilan itu tak terhubung sama sekali. Harus bagaimana Nahla sekarang?

Maklum saja, Bapak Nahla adalah seorang nakoda kapal luar negeri. Kali ini memang kedua orang tuanya pergi berlayar bersama. Entahlah, sudah sejak dua tahun terakhir Ibunya selalu ikut kemana Bapaknya pergi berlayar. Mengarungi lautan berdua.

Nahla menjatuhkan ponselnya pasrah. Matanya terpejam sampai air mata turun satu persatu. Dadanya sesak memikul beban yang begitu berat, bahkan Nahla sampai terduduk tak mampu menompang tubuhnya sendiri. Luka yang dibuat lelaki itu mengangga. Kesakitan, itulah yang Nahla rasakan. Untuk pertama kalinya hatinya patah.

Kepala Nahla tertunduk merapat pada kedua lutut yang tertekuk. Air matanya tenggelam larut bersama malam. Mimpi-mimpi yang dibayangkan selama ini hancur lebur. Alangkah malangnya nasib gadis berlesung pipi ini.

Lafaz istighfar terlantur dari bibir gadis manis ini. Nahla menarik napas panjang. Kembali ia tegakkan punggungnya berdiri melawan angin. You can! You strong! Nahla masih punya Allah, Dia tak akan pernah meninggalkan Nahla sendirian. Semua masalah dapat terselesaikan jika Allah selalu kita libatkan dalam hidup. Katakan pada dunia bahwa kita punya Allah, Tuhan semesta alam. Alquran menerangkan ‘laa tahzan innallaha ma’ana’ kutipan ayat At-Taubah ayat 40. Janganlah bersedih sesungguhnya Allah selalu bersama kita.

Dirimu? Cinta Halalku [ADA DI DREAME]Where stories live. Discover now