Monday (Kongpob)

1.6K 146 20
                                    

I suddenly has a bad feeling 

Waktu ku lihat yang berjaga di parkiran kali ini adalah P'Bright, apalagi saat dia bertanya "Mana pacar lo?" begitu aku sampai di hadapannya. "Bukankah P' lihat sendiri kalau aku baru datang dan belum bertemu dengan orang lain selain P', jadi P' pasti tau kalau belum ada yang memintaku menjadi pacarnya hari ini" jawabku, berpura-pura tak mengerti bahwa yang di maksud pacarku oleh P'Bright adalah P'Arthit. 

"Jadi maksud lo, Arthit itu bukan pacar lo lagi?" tanya P'Bright. Aku sebenarnya tak ingin berbohong, tapi aku sudah terlanjur berjanji pada P'Arthit sehingga dengan sangat terpaksa jawaban "Iya" keluar dari mulutku. "Kalau gitu, lo pasti ga keberatan dong kalau gue kenalin temennya Dao sama dia?!" kata P'Bright sambil terseyum penuh arti.

Aku terlalu terkejut mendengar kata-kata P'Bright sampai membuat pikiranku tiba-tiba blank, dan baru tersadar saat P'Bright menepuk pundakku sambil berkata "Ga usah masang tampang khawatir kaya gitu, P' cuma bercanda kok!". Aku menyadari bahwa tak ada gunanya berbohong pada P'Bright lagi, karena itulah aku bertanya "Bagaimana P' bisa tau kalau aku dan P'Arthit masih pacaran?".

"Tadi malem gue nelpon kalian buat nanyain apa kalian putus ato ngga, tapi ternyata HP kalian sama-sama ga aktif, makanya tadi pagi gue mutusin buat nanya langsung ma lo dan ga sengaja ngeliat Arthit keluar dari sana. Awalnya gue pikir dia emang ada urusan disana, tapi saat ngeliat cara jalan dia yang aneh, gue langsung ngerti apa yang terjadi" jelas P'Bright panjang lebar, yang mengingatkanku bahwa tadi kami memang berangkat terpisah karena P'Arthit menolak berangkat bersama denganku dengan alasan tak ingin menimbulkan kecurigaan orang-orang.

"Apa P'Arthit menyadari keberadaan P'?" tanyaku dengan cemas. P'Bright memandangku dengan heran, "Emangnya kenapa kalo dia tau ada gue di parkiran?". Aku terdiam sesaat, "P'Arthit bilang dia belum siap menerima reaksi dari orang-orang, terutama reaksi P'Bright saat mengetahui kalau kami sekarang resmi pacaran".

"Pantesan aja tadi lo ga ngaku!" P'Bright mendengus, lalu menambahkan "Tapi ampe kapan lo mau nutupin status kalian?". Aku menghela napas berat, "Aku juga tak tau". P'Bright mendesak, "Ingat, lebih cepat lebih baik", dan aku pun menganggukkan kepalaku tanda mengerti. "Pergi sana, bentar lagi lo masuk kan?!" kata P'Bright, yang membuatku akhirnya melangkahkan kakiku menuju kelas.

Aku baru saja melangkah masuk ke kelas saat Tew memberitahu bahwa hari ini dosennya tidak masuk dan hanya memberi tugas yang harus di kumpulkan minggu depan. Aku pun langsung membalikkan badanku dan berjalan dengan riang menuju ruang BEM, tapi berhenti dulu di kantin untuk membeli pink milk untuk P'Arthit.

*********    

Senyumku langsung hilang saat ku lihat P"Arthit tertunduk sambil mengerutkan wajahnya, seperti sedang memikirkan masalah yang berat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Senyumku langsung hilang saat ku lihat P"Arthit tertunduk sambil mengerutkan wajahnya, seperti sedang memikirkan masalah yang berat. Aku pun menanyakan keadaannya sambil menyodorkan pinkmilk, tapi dia malah menjawabku dengan kesal sambil mengambil pink milk dari tanganku dengan kasar. Aku jadi merasa bersalah mendengar jawabannya dan langsung minta maaf, tapi rasa bersalahku langsung hilang saat P'Arhit bilang dia sudah memaafkanku sambil tersenyum.

Setelah duduk, aku pun memberitahu P'Arthit soal penambahan jadwal latihanku lalu bertanya apa dia mau menungguku atau pulang lebih dulu. Ternyata P'Arthit memilih pulang, karena merasa cape, dan aku pun hanya bisa mengangguk tanda mengerti.

"Oh yah, kenapa lo nanya kaya gitu? Bukannya orang-orang bakal curiga kalo kita pulang bareng?" tanya P'Arthit sambil menatapku dengan bingung. "Ehm... P', sebenarnya P'Bright sudah tau kalo kita masih pacaran" jawabku. P'Arthit terkejut, "Bagaimana bisa?", dan aku pun lalu menceritakan tentang apa yang terjadi di parkiran tadi. Setelah selesai bercerita, aku pun bertanya "Karena itu, aku pikir bahwa sebaiknya kita terus terang ke semua orang tentang hubungan kita, bagaimana?".

"Sebenarnya alasan gue pengen nyembunyiin hubungan kita tuh karna gue takut Bright bakal nge-'bully' gue kalo dia tau kalo gue masih pacaran ma adeknya" P'Arthit melirikku, "Tapi sekarang gue tau kalo ketakutan gue tuh ga berdasar, jadi rasanya gue ga keberatan kalo orang-orang tau tentang kita".

Aku langsung berdiri, menghampirinya, lalu mencium pipinya, "Terimakasih". Ku lihat wajah P'Arthit memerah, lalu sambil tersenyum malu-malu dia berkata "Apan sih?!". Aku mencium pipinya sekali lagi lalu kembali ke tempatku semula.

*********  

Latihan selesai saat hari sudah larut malam, jadi aku benar-benar terkejut saat melihat P'Arthit di luar kamar ganti. "Kenapa P' ada disini?" tanyaku sambil menerima ice coffee yang disodorkannya. "Aw, aku kira kamu ingin kita pulang bareng. Maaf kalau ternyata aku salah paham" kata P'Arthit dengan nada kecewa. 

Aku memandang P'Arthit dengan takjub, sambil bertanya "Aku? Kamu?" membuat wajah P'Arthit langsung memerah. "Kamu tidak salah paham, aku memang ingin kita pulang bersama. Aku hanya tak percaya kalau kamu mau menungguku sampai malam, karena tadi kamu bilang kalau kamu cape" tambahku.

"Sawatdee khrap" sapa seseorang dari belakangku, dan ku lihat P'Arthit memberikan wai. Aku membalikkan tubuhku, dan aku pun langsung memberikan wai saat kulihat ada P'Em disana. Aku baru sadar kalau aku berdiri di depan pintu yang berarti menghalangi jalan P'Em untuk keluar, sehingga aku pun akhirnya bergeser ke samping P'Arthit.

"Maaf P'Arthit, saya lupa memberitahu kalau jadwal latihan kami ditambah. Jadi kalau P' marah karena Kongpob tidak membantu tugas P' di BEM hari ini, silahkan P' marah pada saya" kata P'Em begitu keluar dari pintu, membuat P'Arthit memandangku dan P'Em bergantian dengan tatapan tak mengerti.

"Maaf P'Em karena beberapa hari lalu saya berbohong pada P'Em" kataku, yang membuat P'Em pun menatapku tak mengerti. Aku kemudian menjelaskan, "Waktu saya minta izin pada P'Em untuk beristirahat sebentar karena harus melaporkan tugas yang P'Arthit beri pada saya, saya bohong waktu itu. Sebenarnya, saya hanya ingin berbicara dengan P'Arthit".

"Kenapa kamu sampai bohong?" tanya P'Em. "Karena waktu itu P'Arthit belum siap orang-orang tahu tentang hubungan kami" jawabku. "Maksudmu?" tanya P'Em lagi sambil menatapku tak mengerti. "Saya dan P'Arthit berpacaran" kataku sambil memegang tangan P'Arthit. 

Ku lihat P'Em terkejut tapi hanya sekejap, karena kemudian dia berkata "Wow! Selamat yah Kong!". P'Em lalu mengalihkan pandangannya pada P'Arthit, "Maafkan saya P' karena sudah salah paham". P'Arthit tersenyum sambil berkata, "Tidak apa-apa"

"Kalau begitu, saya permisi pulang duluan", kata P'Em yang langsung pergi begitu P'Arthit menganggukkan kepalanya. Aku menghabiskan ice coffee ku dan membuang gelas plastik yang sudah kosong ke tempat sampah dulu baru berkata, "Ayo... Kita pulang juga" sambil menarik tangan P'Arthit yang masih aku genggam.


Curcol : 

Maaf karena kemarin lama menghilang.... Laptop ku rusak (mati total), dan aku ngerasa ga nyaman buat nulis lewat HP, makanya aku mutusin buat MIA (hiatus) sampai dana buat beli laptop baru terkumpul :D

Makasih karena udah sabar nunggu kelanjutan cerita-ceritaku, tapi sekali lagi maaf karena aku baru bisa update Seven Days. Untuk Apaan Sih?! dan The Moon That Embrace The Sun diusahakan di update besok.

Seven DaysWhere stories live. Discover now