Thursday (Kongpob)

1.5K 168 34
                                    

It's happening again.

Hanya bedanya, kali ini pada seorang pria. Aku tak yakin dia juga merasakan hal yang sama, karena setelah ciuman semalam pun sikapnya tak berubah sama sekali. Aku pun berusaha bersikap 'senormal' mungkin, karena aku tak mau dia mengetahui kalau kejadian semalam berpengaruh sangat besar pada hatiku.

Aku sebenarnya kecewa saat mengetahui bahwa baginya kejadian semalam hanyalah incident saja, dan aku pun hanya bisa menertawakan diriku sendiri, lalu bilang padanya bahwa itu bukan incident, tapi jebakan.

Ingin rasanya aku memberitahunya bahwa bagiku bibirnya itu ibarat jebakan yang terus menerus menggodaku untuk mencicipinya, dan aku kini sedang menerima resikonya, yaitu menyadari kalau aku memang telah jatuh cinta padanya.

*********     

Aku sedang mengantri di stand minuman saat seseorang menepukku dari belakang, ku balikkan badanku dan senyumku pun langsung mengembang melihat P'Arthit ada di hadapanku. 

"Gue nitip beli pink milk dong!" katanya yang ku balas dengan "Baik".

P'Arthit sudah hendak pergi saat dia bertanya "Oh ya, lo mo nitip beli makanan?" yang ku jawab dengan "Mau, P' tahu kan makanan kesukaan saya?", dan P'Arthit hanya menjawab dengan anggukan kepala saja lalu pergi membeli makanan.

Setelah mendapatkan minuman untuk kami berdua, aku pun mencari dimana P'Arthit duduk. Aku menemukan P'Arthit duduk sendirian di ujung kantin.

Ku lihat P'Bright dan teman-teman P'Arthit yang lainnya duduk tak jauh dari P'Arthit, tapi sepertinya P'Arthit sudah memberi alasan kepada mereka sehingga mereka membiarkan kami makan siang berdua, walaupun tetap melihat kami dengan tatapan heran.

"Lo masih ada kelas?" tanya P'Arthit begitu kami selesai makan.

"Tidak ada P'..." jawabku, lalu balik bertanya "Ada apa memangnya?".

"Bantuin gue lagi ngecheck laporan kaya kemaren" kata P'Arthit.

 *********    

Aku terkejut karena P'Arthit malah bertanya tentang mantanku begitu kami duduk di kursi. Aku menjawab semua pertanyaannya, karena sebenarnya aku merasa senang P'Arthit ingin tahu lebih banyak tentangku.

Obrolan kami harus terhenti karena ku dengar ringtone untuk telepon. Setelah meminta izin pada P'Arthit, aku pun berdiri dan mengeluarkan handphone ku untuk melihat siapa yang menelepon.

Senyumku langsung mmengembang begitu melihat nama P'Dao terpampang di layar handphone ku. Aku bukan senang karena P'Dao menelepon, tapi aku hanya merasa lucu karena ini rekor tercepat terjadinya 'drama' lagi antara P'Dao dan P'Bright.

Aku menjauh dari P'Arthit terlebih dahulu, lalu menjawab telpon dari P'Dao.

Hallo...

(Kamu pasti tau kan kalo Bright sebenernya belom putus sama cewenya yang kemaren?)

Iya. Kenapa memangnya P'?

(Kenapa kamu ga ngasih tau aku?)

Hahahahaha... Kenapa P'Dao harus marah? Bukannya P'Dao sendiri yang setuju sama syarat P'Bright untuk memperbolehkan dia punya pacar lain selain P'Dao?

(Iya, tapi maksudku hanya sekali, bukan berkali-kali kaya gini. Berulang kali aku bilang itu sama dia, tapi dia ga pernah mau ngerti!)

Aku tidak sempat menanggapi ucapan P'Dao karena handphone ku keburu diambil oleh P'Arthit dari belakang, yang kemudian memutuskan panggilan dari P'Dao.

Aku tidak sempat menanggapi ucapan P'Dao karena handphone ku keburu diambil oleh P'Arthit dari belakang, yang kemudian memutuskan panggilan dari P'Dao

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Aku merasa ingin mencubit pipinya saat ini, karena aku merasa wajah P'Arthit terlihat begitu menggemaskan saat marah. "Kenapa lo ga nanggepin omongin gue, tapi malah senyam-senyum kaya gitu?" tanya P'Arthit yang membuyarkan khayalanku.

Aku mendekatinya, kemudian berbisik di telinganya"Aku senang P'Arthit posesif seperti ini padaku".

"Apa yang kalian bicarakan sampai harus bisik-bisik seperti itu?" seseorang berkata dari belakangku.

Ku jauhkan tubuhku dari P'Arthit, baru kemudian membalikkan badanku untuk melihat siapa barusan yang berbicara. Ku lihat P'Ple berdiri di pintu, dan melihat kami dengan pandangan tertarik.

P'Arthit yang telah melihat P'Ple juga menunjuk padaku dan berkata "Dia bilang kalo dia type M", lalu duduk.

Aku terlalu kaget mendengar jawaban P'Arthit sampai aku tak bisa bicara dan hanya menggelengkan kepalaku saja untuk membantahnya. P'Ple masuk sambil tertawa, kemudian duduk di salah satu kursi dan tidak berkata apa-apa lagi.

*********  

Setelah melihat P'Arthit yang seperti cemburu pada P'Dao, aku mulai berpikir kalau P'Arthit juga mungkin punya perasaan yang sama denganku. Aku tak ingin gara-gara P'Dao terjadi kesalahpahaman lain antara aku dan P'Arthit, sehingga aku langsung menelepon P'Dao begitu sampai di kamarku.

(Hallo...)

P'Dao, maaf tadi terputus.

(Kamu udah ga perduli lagi yah sama aku?)

Aku masih perduli karena P'Dao adalah orang penting untukku, tapi mulai sekarang aku tak akan mengangkat telpon dari P'Dao lagi karena aku sudah menemukan seseorang yang lebih penting bagiku daripada P'Dao, seseorang yang ku cintai dari lubuk hatiku.

Aku memutuskan panggilanku pada P'Dao, lalu menelepon P'Arthit.

(Hallo...)

P'Arthit sedang apa?

(Lagi buka baju, mo mandi. Lo ada perlu ma gue?)

...................

(Hallo... Kong? Lo kenapa diem?)

Maafkan saya P'Arthit.

(Untuk?)

Pokoknya maafkan saya.

Dan aku pun memutuskan panggilanku.

Aku merasa tak akan bisa memandang wajahnya saat bertemu dengan P'Arthit besok, karena P'Arthit pasti berpikir kalau aku orang aneh karena bilang maaf dan tak memberi penjelasan apapun, lalu menutup telepon begitu saja.  

Aku bersikap seperti itu, karena tadi saat P'Arthit bilang dia sedang buka baju, aku jadi membayangkan membukakan baju untuknya dan berpura-pura tak sengaja menyentuhnya untuk merasakan lembutnya kulit P'Arthit.

Aku berpikir kalau aku tak jauh beda dengan orang pervert, karena sekarang aku malah membayangkan tubuh naked P'Arthit ada di hadapanku, dan apa yang ku lakukan padanya.


Numpang promosi...

Besok aku akan publish cerita baru yang berjudul Kasih Tau Gak Yah?! yang merupakan sequel dari Tau Ah!Berhubung Apaan Sih?! akan segera selesai, aku buat cerita baruku nanti bergenre mpreg.

Seven DaysTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon