Chapter Three

1.3K 131 17
                                    

Wednesday, June 18th 2013

Manhattan, New York, United States

09.00 AM

“Nona Hazel,” ujar salah satu pelayan Hazel yang datang untuk membangunkan. “Bangun Nona, anda harus meminum obat yang sudah diberikan oleh Dr. John, tetapi sebelumnya anda harus sarapan. Dan juga ada orang perwakilan dari FBI di ruang tamu sedang menunggu anda.”

“Orang itu datang lagi?” Tanya Hazel seraya mengucek matanya. “Sudah kubilang aku tidak mau memberitahu apa-apa tentang Jake, mereka keras kepala sekali.”

Hazel mengambil segelas air putih dari nampan yang dibawakan oleh pelayannya dan meminumnya. “Terima kasih, Bertha. Aku akan menemui orang perwakilan dari FBI itu setelah aku selesai membersihkan badanku, kau tunggu saja di luar. Dan jangan lupa suguhi dia minum, mungkin dia ingin teh?” Bertha mengangguk patuh lalu keluar dari kamar majikannya, sedangkan Hazel langsung mengambil handuknya dan bergegas ke kamar mandi.

Tak lama kemudian, Hazel keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah lengkap. Iapun keluar dari kamarnya dan menuju ruang tamu untuk menemui petugas FBI yang datang untuk mengintrogasinya mengenai kakak laki-lakinya–Jake Thompson.

“Selamat pagi, Nona Thompson. Maaf jika sekiranya saya mengganggu anda,” ucap petugas FBI itu. “Saya Charles Johnson dari FBI.” Ia memperlihatkan lencana anggota FBI-nya dan tersenyum tipis.

“Yeah, kau memang menggangguku,” gumam Hazel tanpa memandang orang di depannya.

“Maaf?”  ucap Charles, ia pura-pura tidak mendengar apa yang sudah dikatakan oleh Hazel. “Jadi, sejak kapan Jake melarikan diri dari rumah ini?” Charles menatap Hazel tajam seraya mengaktifkan alat perekam yang ia bawa. Tetapi Hazel menolak memberitahunya, “Untuk apa aku memberitahumu? Meskipun aku tidak suka dengan caranya melarikan diri dari rumah tanpa memberi kabar, tetapi dia tetaplah kakakku. Aku tidak mau ia masuk dalam penjara.”

Charles tertawa dengan terpaksa–lalu seketika saja wajahnya menjadi sangat serius. “KAKAKMU MEMBUNUH 9 ORANG TAK BERSALAH DALAM SATU HARI!” bentaknya. “Dan anda masih bertanya mengapa anda harus memberitahu informasi tentangnya kepada saya?” Charles masih menatap wajah Hazel yang terlihat sangat terkejut, melihat raut wajah Hazel, ia bisa menyimpulkan sesuatu. “Rupanya kau tidak pernah menonton berita, ya?”

Hazel tidak menjawabnya, ia sangat jengkel dengan perlakuan Charles yang membentaknya, selain itu ia juga sangat terkejut dengan kabar yang diberitahu oleh orang itu bahwa kakaknya membunuh 9 orang tak bersalah dalam satu hari. Di sisi lain, Charles dengan tanpa izin menyalakan televisi Hazel dan mengganti chanelnya menjadi chanel televisi yang sedang menyiarkan berita. “Lihat dan dengarkan baik-baik,” ucapnya.

Terdengar suara seorang pembawa berita sedang berbicara, “Selamat pagi pemirsa, bertemu lagi bersama saya Hannah Abbott yang akan mengabarkan tentang tewasnya 9 orang tak bersalah. Terduga dalang dari kasus ini adalah seorang buronan internasional bintang lima–Jake Thompson. FBI dan GPA* sedang menyelidiki kasus ini–“ Hazel mematikan televisinya, ia  tidak mau melanjutkan untuk mendengar kalimat selanjutnya.

*GPA (Baca Infinite Danger)

Charles menghela nafasnya kembali dengan tenang dan berkata, “Jadi, sejak kapan kakakmu melarikan diri dari rumah?”

“Sejak kedua orang tuaku meninggal.”

“Apakah dia pernah memberitahumu kemana dia akan pergi?”

“Tidak pernah.”

“Apakah dia memberikanmu kabar kalau dia masih hidup?”

“Tidak.”

“Apakah di–“ belum selesai mengucapkan kata-katanya, Hazel sudah memotongnya. “Pergilah dari rumahku, aku sudah muak! Pergi sekarang, tolong. Dan–jangan pernah kembali, mengerti?” Ia bangkit dari sofa dan pergi menjauh dari ruang tamu. Ia sudah tidak kuat dengan semua ini, orang-orang dari FBI mungkin sudah pernah mengintrogasinya delapan atau bahkan sepuluh kali.

Lagipula, ia sekarang harus pergi ke rumah sakit untuk bertemu Dr. John seperti biasanya. Ia sudah memutuskan untuk tidak melakukan kemoterapi, tetapi ia ingin melakukan terapi radiasi. Sebenarnya, ia juga ingin melakukan transplantasi sum-sum tulang agar kemungkinan sembuhnya mencapai 70-80%, tetapi sum-sum tulang yang sehat harus didapatkan dari saudara kembar atau kandung. Sedangkan Jake sekarang hilang seperti di telan bumi dan ia tidak mempunyai saudara kembar.

Bertha membawa sarapan untuk Hazel di sebuah nampan dan meraih lemari obat-obatan yang berada di dapur untuk mengambil beberapa obat dari Dr. John yang harus diminum Hazel. “Nona Hazel, waktunya sarapan.” Ia menaruh satu persatu makanan dan obat-obatan yang berada di nampan. Menu sarapan pagi untuk Hazel hari ini adalah 100ml oat dicampur 50ml buah, 1 buah jeruk, dan segelas teh hangat.

Hazel tersenyum dan langsung menyantap menu sarapannya hari ini. Menu sarapannya memang sengaja dibuat sangat sehat, mengingat dia mengidap penyakit leukemia. Dulu ketika ia masih sehat, ia sering memakan sarapan yang tidak sehat atau bahkan sama sekali tidak memakan sarapan.

Ketika sudah selesai, ia menyuruh Bertha untuk memanggil Pearson yang berada di lantai atas. Tak lama kemudian, Pearson turun ke bawah dan menyalakan mesin mobil milik majikannya, Hazelpun masuk ke mobil dan memberitahu Pearson bahwa ia harus mengantarkannya ke rumah sakit.

Seperti biasa, jika mereka sudah sampai di tempat tujuan, Pearson selalu membukakan pintu untuk Hazel. “Silahkan, Nona,” ucapnya seraya tersenyum dan membungkuk hormat. Hazel membalas senyumannya dan berkata, “Terima kasih, Pearson.”

Hazel berjalan menuju ruang kerja Dr. John secara perlahan, bau rumah sakit sudah tercium oleh hidungnya. Sekarang ia sudah merasa terbiasa oleh bau ini, bayangkan saja–dalam satu minggu ia bisa pergi ke rumah sakit ini kurang lebih tiga kali.

Ia mengetuk pintu ruang kerja Dr. John dua kali, dan suara dari dalam terdengar dengan samar-samar. “Masuk.” Hazelpun membuka pintu itu dan langsung duduk di kursi pasien.

“Ah, Nona Thompson!” katanya. “Sudah mempertimbangkan yang kemarin?”

“Sudah,” balas Hazel. “Aku tidak akan melakukan kemoterapi. Alih-alih aku akan melakukan terapi radiasi–dan–sebenarnya, aku ingin melakukan transplantasi tulang sum-sum, tapi itu tidak mungkin bukan? Jake pergi dan aku tidak mempunyai saudara kembar.”

Dr. John memasang raut wajah yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, ia seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Hazel yang penasaran-pun bertanya, “apakah ada sesuatu yang anda sembunyikan?”

“Ya, ada,” Dr. John memberitahu Hazel. “Mungkin aku akan dibunuh karena mengatakan ini–tetapi aku harus memberitahumu, Nona. Kemarin malam ketika aku ingin pulang…”

*     *     *

TO BE CONTINUED!

A/N: Jangan lupa vote dan commentnya :)

My First & Last Summer LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang