Chapter One

2K 164 13
                                    

A/N: Musik di multimedia diplay yaa :)x

*

Musim panas sudah tiba di kota Manhattan, matahari bersinar sangat terik siang ini. Aku berjalan menuju rumah sakit untuk menemui Dr. John Anderson. Ia bilang padaku bahwa ada sesuatu yang harus dibicarakan denganku, kuharap ini bukan sesuatu yang buruk.

Aku pergi ke rumah sakit bersama supir pribadiku, ia sudah bekerja pada keluargaku sejak tiga tahun yang lalu. Ia sangatlah baik, dan terkadang ia memberikan ‘sedikit’ perhatiannya kepadaku. Yah–bisa dibilang, Pearson adalah yang terbaik dari pelayan-pelayanku yang lainnya. Namun tetap saja, aku butuh kasih sayang dari keluargaku.

Tetapi, bagaimana aku bisa mendapatkan kasih sayang dari keluargaku, kalau satu-satunya anggota keluargaku yang tersisa hanyalah kakakku–Jake Thompson, dan dia sekarang pergi entah kemana, tanpa kabar.

Pearson–supir pribadiku, membukakan pintu mobil untukku ketika sudah sampai di Lenox Hill Hospital. “Nona, silahkan.”

Aku tersenyum. “Terima kasih, Pearson.”

Pearson mengangguk hormat, akupun memasuki rumah sakit sendiri dan menuju ruangan Dr. John Anderson. Jujur, sebenarnya aku sangat lelah jika harus seperti ini setiap hari. Aku lelah harus mencium bau rumah sakit setiap hari, aku lelah hidup tanpa keluargaku. Aku lelah, rasanya, aku ingin seperti dulu… Aku ingin mengulang waktu dimana aku masih sangat sehat, dimana anggota keluargaku masih lengkap.

Sekarang, aku sama sekali tidak mempunyai semangat untuk hidup.

Aku rapuh, sangatlah rapuh.

“Nona Hazel?”

Aku terlompat kaget dan berputar kearah sumber suara. Jantungku kembali berdetak normal ketika mengetahui bahwa itu adalah Dr. John. “Ah, Dr. John. Kau mengejutkanku,” ucapku seraya tersenyum. Lebih tepatnya, tersenyum palsu.

Dr. John membukakan pintu ruangannya dan mempersilahkanku untuk masuk. “Terima kasih.”

“Jadi bagaimana hari-harimu, Nona Hazel?” tanya Dr. John. “Menyenangkan?”

Aku menggelengkan kepalaku. “Err–tidak, membosankan. Seperti biasa.”

Dr. John menatapku kasihan–tatapan yang sudah biasa aku terima. Setiap hari, supir pribadi dan pelayan-pelayanku selalu memberikanku tatapan kasihan. Mereka pikir aku lemah? Aku memang menderita kanker darah, tetapi itu bukan berarti aku lemah, ‘kan?

 “Nona Hazel, kurasa kau harus melakukan kemoterapi,” celetuk Dr. John.

Sontak akupun terkejut mendengarnya. Kemoterapi?! Tidak, tidak.

“Kemoterapi? Untuk apa, dok? Untuk kesembuhan?” tanyaku. “Kurasa aku tidak butuh kesembuhan lagi… Buat apa aku berusaha untuk sembuh, jika tidak ada satu orangpun yang peduli denganku? Lebih baik aku mati saja bukan, jadi aku tidak merasakan penderitaan ini lagi? Lebih baik aku mati, bukan, agar bisa bertemu kedua orang tuaku kembali? Lebih baik aku mati, bukan, agar tidak merepotkan orang lain lagi?”

Dr. John menghela nafas panjang. “Nona Hazel, dengarkan aku baik-baik. Masih ada yang peduli denganmu, supir pribadi dan pelayan-pelayanmu itu, mereka pasti–“

“–Mereka dibayar oleh kedua orang tuaku, dok. Aku meragukan jika mereka benar-benar peduli denganku.”

Ya, memang benar, kurasa mereka tidak benar-benar peduli denganku… Terkadang, aku mendengar mereka berbicara tentangku–berbicara yang buruk tentangku. Mereka pikir mereka tidak tahu bahwa aku mendengar omongan mereka? Aku berusaha untuk tetap tersenyum didepan mereka–agar aku tidak kelihatan lemah di mata mereka.

“Pesan terakhir kedua orang tuamu adalah,”–Ia menghela nafas panjang kembali. “–‘Tolong sembuhkan putri kami,Dr. John. lakukan yang terbaik agar ia bisa tetap bertahan hidup’ kedua orang tuamu ingin kau untuk sembuh, Nona Hazel.”

Aku tersentak ketika mendengar itu, aku membeku. Sebesar itukah keinginan kedua orang tuaku agar aku bisa sehat kembali? Memang,  sewaktu mereka masih berada di dunia, aku sangat bersemangat untuk melawan penyakit ini… Tetapi semua itu berubah sejak satu tahun yang lalu, semua itu berubah sejak aku kehilangan dua orang yang paling berarti dalam hidupku;

Ayah dan Ibuku.

“Aku akan pikirkan ini matang-matang dahulu, Dr. John. Aku harus pergi sekarang,” ucapku tersenyum dan langsung bergegas untuk keluar dari ruangan Dr. John Anderson.

My First & Last Summer LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang